Jakarta, Gangguan seksual seperti impotensi atau disfungsi ereksi merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh kaum pria. Ini karena gangguan tersebut bisa menurunkan kualitas hidupnya. Impotensi juga bisa dipicu karena seorang pria mengidap penyakit. Apa saja penyakitnya?
Impotensi bisa menurunkan kualitas hidup seseorang karena dirinya tidak mampu untuk mencapai atau mempertahankan ereksinya saat berhubungan seksual dengan pasangan. Akibatnya pasangannya tidak akan mendapatkan kepuasan seutuhnya dalam melakukan hubungan intim dan bisa menurunkan kepercayaan dan harga diri laki-laki tersebut.
Impotensi bisa disebabkan oleh dua hal yaitu faktor fisik dan psikis. Di Indonesia penyebab paling banyak seorang laki-laki terkena impotensi adalah akibat faktor fisik, seperti karena usia, beberapa penyakit tertentu, konsumsi alkohol, merokok, pernah melakukan operasi panggul serta berat badan yang turun atau naik secara drastis.
"Penis itu sebuah pembuluh darah bukan otot, karenanya jika aliran darah ke penis terganggu akibat penyakit tertentu maka orang tersebut kemungkinan mengalami gangguan ereksi atau impotensi," ujar Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS dalam acara Maximizing You: 10 years of MagniVicent Satisfaction, di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (8/12/2009).
Beberapa penyakit yang bisa memicu seorang laki-laki mengalami impotensi adalah penyakit diabetes, jantung koroner, tekanan darah tinggi, kolesterol, pembuluh darah tepi serta akibat dari merokok. Karena penis adalah sebuah pembuluh darah, maka biasanya penyakit yang bisa memicu berkaitan dengan adanya gangguan pada pembuluh darah orang tersebut.
Dituturkan oleh Prof Wimpie didapatkan sekitar 60 persen penderita penyakit jantung koroner mengalami disfungsi ereksi, laki-laki yang merokok sebesar 50 persen, penderita tekanan darah tinggi sebesar 52 persen, penderita penyakit pembuluh darah tepi sebesar 80 persen, kolesterol tinggi sebesar 40 persen dan laki-laki yang depresi sebesar 90 persen.
"Jika penyebab gangguan ereksi adalah adanya penyakit tertentu yang diderita oleh laki-laki tersebut, maka penyakitnya harus diobati terlebih dahulu baru melakukan pengobatan untuk gangguan ereksinya," ujar Kepala bagian Andrologi dan Seksologi FK Universitas Udayana, Bali.
Rata-rata penyebab timbulnya penyakit ini adalah akibat perubahan gaya hidup seperti merokok. Sepertinya hampir semua orang tahu bahwa merokok bisa menyebabkan impotensi. Hal ini dikarenakan rokok melepaskan zat nikotin dan zat lainnya yang bisa menjadi penghambat pembuluh darah. Jika pembuluh darah dalam tubuh terhambat, sudah pasti aliran ke penis pun akan terganggu yang bisa menyebabkan orang mengalami impotensi.
Begitu juga dengan penyakit jantung yang biasanya diakibatkan oleh adanya pembuluh darah yang tersumbat, sedangkan kolesterol yang berlebih dalam tubuh akan membentuk timbunan-timbunan lemak di dalam pembuluh darah yang membuatnya terhambat. Karenanya pengobatan untuk impotensi dimulai dari penyembuhan terhadap penyakit pemicunya.
"Dulu pengobatan untuk gangguan ereksi berupa operasi atau melakukan suntikan di daerah penis, tapi kini dilakukan pengobatan melalui obat yang diminum dengan harapan bisa bekerja setiap saat dan tidak butuh waktu lama," ujar Prof Wimpie.
Tujuan utama dari pengobatan impotensi ini adalah untuk meningkatkan ereksi agar lebih maksimal sehingga bisa memberikan kepuasan seksual bagi laki-laki tersebut dan juga pasangannya. Tingkat kekerasan ereksi yang optimal adalah jika penis keras dan tegang secara sempurna.
Obat yang paling banyak digunakan untuk pengobatan impotensi ini dikenal dengan nama viagra yang ditemukan pada tahun 1998. Penemuan obat ini dianggap sebagai revolusi seks kedua setelah sebelumnya terjadi revolusi seks pertama pada tahun 1960. Ditahun tersebut ditemukannya alat kontrasepsi untuk perempuan.
Namun, penggunaan obat viagra ini harus berdasarkan resep dokter dan tidak termasuk obat yang bebas di jual. Meskipun kenyataanya banyak toko yang menjual obat ini tanpa diketahui dengan pasti apakah obat tersebut asli atau palsu. Viagra bisa menimbulkan bahaya jika dikonsumsi bersamaan dengan obat penyakit jantung yang mengandung nitrat, karena efek yang dihasilkan bisa saling menguatkan.
Maka jika Anda ingin terhindar dari penyakit impotensi ini, sebaiknya hindari berbagai macam penyakit yang bisa memicunya. Selain itu, lakukan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, mengonsumsi makanan yang benar dan jauhkan rokok serta alkohol.
Impotensi bisa menurunkan kualitas hidup seseorang karena dirinya tidak mampu untuk mencapai atau mempertahankan ereksinya saat berhubungan seksual dengan pasangan. Akibatnya pasangannya tidak akan mendapatkan kepuasan seutuhnya dalam melakukan hubungan intim dan bisa menurunkan kepercayaan dan harga diri laki-laki tersebut.
Impotensi bisa disebabkan oleh dua hal yaitu faktor fisik dan psikis. Di Indonesia penyebab paling banyak seorang laki-laki terkena impotensi adalah akibat faktor fisik, seperti karena usia, beberapa penyakit tertentu, konsumsi alkohol, merokok, pernah melakukan operasi panggul serta berat badan yang turun atau naik secara drastis.
"Penis itu sebuah pembuluh darah bukan otot, karenanya jika aliran darah ke penis terganggu akibat penyakit tertentu maka orang tersebut kemungkinan mengalami gangguan ereksi atau impotensi," ujar Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS dalam acara Maximizing You: 10 years of MagniVicent Satisfaction, di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (8/12/2009).
Beberapa penyakit yang bisa memicu seorang laki-laki mengalami impotensi adalah penyakit diabetes, jantung koroner, tekanan darah tinggi, kolesterol, pembuluh darah tepi serta akibat dari merokok. Karena penis adalah sebuah pembuluh darah, maka biasanya penyakit yang bisa memicu berkaitan dengan adanya gangguan pada pembuluh darah orang tersebut.
Dituturkan oleh Prof Wimpie didapatkan sekitar 60 persen penderita penyakit jantung koroner mengalami disfungsi ereksi, laki-laki yang merokok sebesar 50 persen, penderita tekanan darah tinggi sebesar 52 persen, penderita penyakit pembuluh darah tepi sebesar 80 persen, kolesterol tinggi sebesar 40 persen dan laki-laki yang depresi sebesar 90 persen.
"Jika penyebab gangguan ereksi adalah adanya penyakit tertentu yang diderita oleh laki-laki tersebut, maka penyakitnya harus diobati terlebih dahulu baru melakukan pengobatan untuk gangguan ereksinya," ujar Kepala bagian Andrologi dan Seksologi FK Universitas Udayana, Bali.
Rata-rata penyebab timbulnya penyakit ini adalah akibat perubahan gaya hidup seperti merokok. Sepertinya hampir semua orang tahu bahwa merokok bisa menyebabkan impotensi. Hal ini dikarenakan rokok melepaskan zat nikotin dan zat lainnya yang bisa menjadi penghambat pembuluh darah. Jika pembuluh darah dalam tubuh terhambat, sudah pasti aliran ke penis pun akan terganggu yang bisa menyebabkan orang mengalami impotensi.
Begitu juga dengan penyakit jantung yang biasanya diakibatkan oleh adanya pembuluh darah yang tersumbat, sedangkan kolesterol yang berlebih dalam tubuh akan membentuk timbunan-timbunan lemak di dalam pembuluh darah yang membuatnya terhambat. Karenanya pengobatan untuk impotensi dimulai dari penyembuhan terhadap penyakit pemicunya.
"Dulu pengobatan untuk gangguan ereksi berupa operasi atau melakukan suntikan di daerah penis, tapi kini dilakukan pengobatan melalui obat yang diminum dengan harapan bisa bekerja setiap saat dan tidak butuh waktu lama," ujar Prof Wimpie.
Tujuan utama dari pengobatan impotensi ini adalah untuk meningkatkan ereksi agar lebih maksimal sehingga bisa memberikan kepuasan seksual bagi laki-laki tersebut dan juga pasangannya. Tingkat kekerasan ereksi yang optimal adalah jika penis keras dan tegang secara sempurna.
Obat yang paling banyak digunakan untuk pengobatan impotensi ini dikenal dengan nama viagra yang ditemukan pada tahun 1998. Penemuan obat ini dianggap sebagai revolusi seks kedua setelah sebelumnya terjadi revolusi seks pertama pada tahun 1960. Ditahun tersebut ditemukannya alat kontrasepsi untuk perempuan.
Namun, penggunaan obat viagra ini harus berdasarkan resep dokter dan tidak termasuk obat yang bebas di jual. Meskipun kenyataanya banyak toko yang menjual obat ini tanpa diketahui dengan pasti apakah obat tersebut asli atau palsu. Viagra bisa menimbulkan bahaya jika dikonsumsi bersamaan dengan obat penyakit jantung yang mengandung nitrat, karena efek yang dihasilkan bisa saling menguatkan.
Maka jika Anda ingin terhindar dari penyakit impotensi ini, sebaiknya hindari berbagai macam penyakit yang bisa memicunya. Selain itu, lakukan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, mengonsumsi makanan yang benar dan jauhkan rokok serta alkohol.
No comments:
Post a Comment