Kelihatannya sepele, tapi si kecil akan merasa tak nyaman dibuatnya. Jadi, jangan anggap sepele apalagi mengabaikannya.
Sebenarnya kulit si kecil tidak terlalu steril atau bebas kuman sama sekali. Sebab, pada kulitnya terdapat kolonisasi kuman flora normal, berupa bakteri atau jamur. "Flora normal berfungsi sebagai pelindung terhadap serangan jamur lain yang akan menginfeksi tubuh," terang dr. Titi Lestari Sugito, SpKK, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Tapi, flora normal akan mati jika si anak terlalu sering mengkonsumsi antibiotik sehingga jamur-jamur yang merugikan/berbahaya bisa leluasa "menggerogoti" kulit si anak.
Perlu Bapak-Ibu ketahui, ada beberapa faktor yang menyebabkan jamur merajalela di tubuh manusia. Pertama, jamur datang diundang Host (pejamu), semisal, usia kulit sangat muda. Kedua, jamur menyerang karena Agent (penyebab), misalnya karena terlalu lama mengkonsumsi antibiotik.
Ketiga, jamur akan beraksi karena environment (lingkungan), misalnya, kulit lembab atau keringat. Nah, agar terhindar dari infeksi jamur, ya, jelas kita harus menghindari faktor-faktor penyebabnya. Tak kalah penting menerapkan hidup sehat dan bersih. Beberapa jamur yang biasa menyerang anak, di antaranya:
1. Dermatofitosis
Penyebabnya, dermatofita, yang menyerang dan memakan zat tanduk (keratin) kulit, seperti lipatan-lipatan pada kulit, kuku, rambut, kaki, dan kulit kepala. Jamur Dermatofitosis mempunyai tiga "saudara"; Trichophyton, Microsporum , dan Epidermophyton dengan pola penyerangan sama. Anak dikatakan terinfeksi jamur Dermatofitosis bila menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
* Pada kepala ditemukan pitak-pitak kecil dalam jumlah banyak, pitak berukuran besar dan berkoreng yang dibarengi pembengkakan pada tempat yang terinfeksi dan bernanah. "Anak bisa terserang penyakit ini, karena terlalu lama mengkonsumsi antibiotik atau bisa juga karena rambut dan kulit kepala si anak jarang dibersihkan."
* Pada lipatan paha, badan dan kaki ditemukan bercak-bercak merah dengan rasa gatal dan perih. * Ditemukan kuku yang berlipat (mengkerut/rusak) atau patah, tanpa keluhan rasa sakit apapun. * Biasanya rambut mengalami kerontokan. Infeksi pada rambut terjadi seiring dengan infeksi kepala.
2. Malassezia furfur
Atau Pityrosporum Orbiculare/Ovale adalah jamur yang bisa menimbulkan panu pada kulit anak. Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak terjangkit jamur ini, di antaranya karena suhu udara, kelembaban dan kulit yang selalu tertutup. Gejalanya, anak akan merasa gatal-gatal dan tampak bercak-bercak putih, coklat, merah, dan hitam. Selain panu, jamur ini bisa menyebabkan kulit bersisik. Untuk mendeteksinya cukup dilihat dengan mata telanjang. "Bila belum yakin, raba dengan telapak tangan, akan terasa kasar." Pengobatan dilakukan dengan diolesi salep khusus. Tapi, hati-hati kendati sudah sembuh jamur ini kerap datang lagi. Karena itu, untuk pencegahan, jagalah kebersihan kulit anak.
3. Candida albicans
Tergolong jamur pembelot, karena merupakan bagian dari bakteri flora normal yang seharusnya melindungi kulit dari serangan infeksi jamur yang merugikan. Candida albicans biasa terdapat pada saluran cerna, kulit, dan selaput lendir (mulut dan vagina).
Penyebabnya, antara lain faktor usia (bayi lebih mudah terjangkit dibandingkan anak yang lebih besar), kurang gizi, antibiotik (terlalu lama mengkonsumsi), prematuritas (bayi lahir prematur). Pada sekitar 0,5-20 persen bayi berumur dua minggu, jamur ini telah tumbuh berlebihan sehingga menyebabkan infeksi pada rongga mulut (oral thrush) . Bahkan, kemungkinan terjangkit oral thrush lebih besar lagi bila bayi lahir dari ibu yang mengidap infeksi Candida albicans dalam vagina (kandidosis vaginalis).
Untuk mendeteksinya, lihatlah bagian dalam mulut bayi. "Bila terdapat bercak-bercak selaput warna putih sampai abu-abu dan saat kita melepas selaput tersebut tampak dasar berwarna merah terang." Pada kasus ringan, yang terkena lidah dan bagian dalam pipi. Dalam keadaan parah dapat mengenai seluruh rongga mulut. Pengobatannya cukup diolesi obat-obatan anti jamur. Misal, larutan Gentian violet, Nistatin atau Miconazole.
Bila dengan obat-obatan tersebut tak kunjung sembuh, segera bawa ke dokter. Infeksi Candida albicans bisa juga disebabkan ruam popok; timbul radang di daerah yang tertutup popok, seperti alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Ruam popok sering terjadi pada anak usia 9-12 bulan.
Ruam popok kerap terjadi karena kelalaian orang tua, semisal, tidak segera mengganti popoknya yang basah akibat urin atau tinja. "Nah, bila bayi sudah terjangkit ruam popok lebih dari tiga hari, maka biasanya akan langsung terjangkit infeksi Candida albicans." Gejalanya berupa tanda merah dan basah pada kulit yang tertutup popok.
"Bayi rewel karena nyeri, terutama setelah buang air besar atau kecil." Pengobatannya dilakukan dengan mengoleskan salep anti jamur yang mengandung Miconazole. Pada taraf ringan bisa diatasi dengan selalu mengganti popok bila bayi sudah buang air besar/kecil. Selain itu, jangan kenakan popok berbahan plastik atau popok ketat.
No comments:
Post a Comment