Masyarakat dihimbau untuk lebih mewaspadai pajanan sinar ultraviolet (UV) yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit kanker kulit. Kontak dengan sinar matahari yang terlalu lama di antara waktu siang hingga sore sebaiknya dihindari, karena dapat meningkatkan risiko mengidap kanker kulit.
Menurut Sekretaris Medis dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Adityawati Ganggaiswari, manusia di Indonesia relatif banyak terpajan sinar ultraviolet setiap harinya dalam jangka waktu yang lama. Tetapi orang Indonesia termasuk cukup beruntung karena memiliki banyak pigmen atau penyebab kulit berwarna coklat kehitaman. Pigmen pada kulit tersebut berfungsi melindungi tubuh dari pajanan ultraviolet.
Walau begitu, pajanan sinar UV terutama antara pukul 10.00 sampai 16.00 tetap tak dapat diangap sepele. Adityawati berpesan, sangat tidak disarankan untuk berjemur di antara waktu-waktu tersebut, karena UV dapat merusak kulit dan memicu timbulnya kanker.
"Sinar UV merupakan salah satu di antara beberapa faktor risiko lain yang dapat memicu timbulnya kanker seperti merokok, obesitas, alkohol dan infeksi penyakit," ujarnya di Jakarta, Selasa (2/2/2011).
Di antara berbagai jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang terus menunjukkan angka kejadian yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Di negara maju, kanker kulit melanoma adalah jenis yang lebih sering menyerang para wanita muda berusia 26 hingga 29 tahun. Banyak dari kerusakan kulit yang terkait dengan matahari yang menyerang wanita muda ini terjadi di saat usia belasan tahun.
Di Indonesia, prevalensi kanker kulit memang relatif masih rendah dibanding jenis kanker lainnya seperti kanker serviks, paru-paru atau kanker payudara. Data penelitian GLOBOCAN 2008 yang dipublikasi Desember 2010 lalu misalnya menunjukkan, estimasi angka kasus kanker kulit masih dibawah 5.000.
Yayasan Kanker Indonesia, kata Adtyawati, mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan sadar akan ancaman pajanan ultraviolet. Hal ini penting sebagai upaya pencegahan dan meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker kulit.
"Masyarakat dapat menghindari pajanan UV dengan bersikap cerdas dan akrab, yaitu antara lain dengan menggunakan topi, payung, tabir surya dan pakaian penutup lengan. Hal ini sangat berarti bagi pencegahan dan kehidupan di masa-masa mendatang, " ujarnya.
Hari kanker sedunia
Sementara itu dr Melissa S Luwia, Ketua II YKI, menyatakan, peningkatan kesadaran akan bahaya kanker kulit menjadi agenda utama dalam pelaksanaan Hari Kanker Sedunia yang akan diperingati pada 4 Februari besok.
"Sesuai dengan tema yang diberikan UICC (Union for International Cancer Control), pada tahun ini YKI menyelenggarakan World Cancer Day dengan tema 'Sun Smart', bersikap cerdas dan akrab terhadap pajanan UV ," ujarnya.
Acara puncak peringatan Hari Kanker Sedunia di Indonesia, kata Melissa, akan dilaksanakan pada Minggu (6/2/2011) di kawasan Monas Jakarta dengan berbagai kegiatan seperti sepeda santai dan edukasi pentingnya gaya hidup sehat mencegah kanker.
"Acara fun bike ini pada Minggu besok akan menempuh jalur Monas-Bundaran Senayan -Monas. Diperkirakan ada 2.000 peserta yang akan hadir dan membeli tiket yang mana hasilnya nantin akan disumbangkan bagi penderita kanker," ujarnya.
No comments:
Post a Comment