Andropause merupakan fenomena penurunan kesehatan pada pria seperti menopause pada wanita. Bila menopause ditandai dengan berhentinya menstruasi, andropause tidak diketahui tanda-tandanya. Meski begitu, cepat lelah dan penurunan gairah pada pria usia 40 ke atas bisa dibaca sebagai salah satu isyarat.
Andropause biasanya memengaruhi kehidupan pria berumur 40-60 tahun. Tidak seperti menopause yang ditandai dengan berhentinya menstruasi, pada pria tidak diketahui gejala memasuki fase andropause.
Dari berbagai literatur yang ada, gejala-gejala andropause boleh disimpulkan sebagai berikut: menurunnya kadar hormon testosteron, penurunan gairah, cepat lelah, kehilangan energi, serta penurunan libido dan kekuatan fisik.
Mengapa andropause muncul?
Menurut Ir. Lukas Tersono Adi, herbalis dari Herbacure Center, Bintaro, Tangerang, andropause merupakan fenomena kesehatan yang dialami setiap pria.
Kadar hormon testosteron pada pria mencapai puncaknya (100 persen), di kisaran umur 20 tahun. Di usia 80 tahun hanya tersisa sekitar 20-50 persen. Penurunan rata-rata setiap tahun sekitar 2 persen. Kadar normal testosteron dalam darah adalah 500-1.100 mg/ml.
Menurut Lukas, ada beberapa faktor yang memengaruhi penurunan kadar hormon testosteron, yakni pola hidup (kurang olahraga, merokok, stres), pola makan (alkohol, kolesterol), polusi, obesitas (kegemukan), dan pengobatan yang salah.
Banyak pria mengaku dirinya mengalami andropause syndrome. "Tanda-tandanya gelisah, mudah tersinggung, cepat lelah, depresi, penurunan libido, ingatan, konsentrasi, dan gairah," kata Lukas.
Terapi yang bisa dilakukan untuk meredakan sindrom andropause, secara :
1. Medis kedokteran : Suntik testosteron, Gel hormon, Susuk hormon (harus dengan pengawasan dokter).
2. Herbal/jamu :
- Rekonstruktif, memperbaiki lever, saraf (termasuk daya ingat), dan sirkulasi darah.
- Meningkatkan tenaga (stamina), sistem daya tahan tubuh, dan memperbaiki sistem hormonal.
3. Psikis/kejiwaan :
- Melatih dan mendorong penderitanya untuk meningkatkan keyakinan atas kemampuan dirinya.
- Menciptakan lingkungan yang mendukung terciptanya kepercayaan diri.
Secara khusus, pengobatan menggunakan herbal ditujukan untuk memperbaiki gangguan fungsi seksual. Tujuan lain, yakni meningkatkan hormon androgen, mengatasi kelelahan, serta meningkatkan stamina dan vitalitas.
Ramuan Andropause Berikut dua resep ramuan andropause dari Lukas Tersono Adi:
1. Ramuan andropause I (meningkatkan sistem hormonal)
¥ Pasak bumi: untuk mengatasi masalah seksual pria, berkhasiat memperlancar aliran darah dan merangsang pengeluaran hormon androgen.
¥ Purwaceng: berkhasiat meningkatkan libido, memperbaiki kualitas sperma, dan sebagai tonikum.
¥ Cabe jawa: memberi efek hangat pada tubuh, menyegarkan, dan meningkatkan vitalitas tubuh.
Cara pakai dan aturan minum: Siapkan 2 gr kulit batang pasak bumi, 5 gr purwaceng, dan 0,5 gr cabe jawa. Rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas, menggunakan api kecil. Diamkan, minum 2 kali sehari masing-masing _ gelas. Untuk pemulih stamina dan meningkatkan vitalitas tubuh, minum 1 gelas sehari. Lakukan hingga badan terasa segar.
2. Ramuan andropause II (kesehatan reproduksi)
¥ Keji beling: efektif untuk mengatasi keluhan di alat reproduksi pria seperti prostat.
¥ Kumis kucing: sebagai antiinflamasi (pembengkakan) dan peluruh kencing (diuretik).
¥ Rimpang kunyit: menstimulasi dinding kantong empedu untuk meningkatkan sekresi cairan empedu yang berperan dalam pemecahan lemak.
Cara pakai dan aturan minum: Siapkan 5 gr daun kumis kucing, 2 gr daun keji beling, dan 10 gr kunyit dapur. Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, menggunakan api kecil. Diamkan sampai dingin, minum 3 kali.
Menurut Lukas, ramuan di atas bisa dipadukan dengan minuman yang terbuat dari bahan dasar, yakni jahe merah, adas, pegagan, atau lengkuas merah. Khasiatnya memperbaiki sistem saraf, mengontrol kadar lemak darah, dan meningkatkan kesehatan lever.
Selamat mencoba!
No comments:
Post a Comment