KECANDUANsmartphone? Anda tak sendiri, pastinya banyak masyarakat dunia yang telah mengalaminya. Bahkan, sebuah organisasi internasional di bawah naungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan laporan bahwa ponsel berpotensi memaparkan karsinogen.
Maka itu, ada baiknya kita melakukan upaya untuk meminimalkan risiko tersebut. Berikut beberapa strategi untuk mengurangi risiko di atas seperti dikutip dari Shine.com:
1. Pakai pengeras suara
Upayakan agar menjaga ponsel sejauh mungkin dari kepala Anda, ini bisa mengurangi tingkat energi atau kekuasaan. Semakin jauh Anda dari antena, semakin rendah paparan sinyal.
2. Gunakan pesan teks
Sebisa mungkin gunakan pesan teks ketimbang menelepon. Ini akan membatasi durasi paparan dan menjauhkan telepon dari kepala dan tubuh.
3. Matikan
Biasakan menonaktifkan ponsel ketika tidak digunakan atau beralih ke offline.
4. Telinga bergantian
Jika Anda memang harus menelepon dengan telinga, pastikan gunakan telingan secara bergantian untuk membatasi kontak yang terlalu lama di satu sisi telingan yang terkait dengan peningkatan risiko tumor otak dan kanker saliva.
5. Gunakan ponsel dengan sinyal penuh
Jangan menelepon di lift, kereta api, atau di dalam mobil. Ini membuat ponsel bekerja keras mencari sinyal yang sulit diakses.
6. Singkat berbicara
Ponsel bukan untuk memhasa atau berdiskusi tentang sesuatu dengan rekan Anda. Jika Anda harus melakukan percakapan panjang, bicara saja secara langsung. Sebuah studi menemukan bahwa setelah pembicaraan ponsel selama 2 menit, aktivitas listrik otak dapat diubah setidaknya menjadi 1 jam.
7. Keluarkan ponsel dari saku
Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa pria yang ponsel di saku memiliki jumlah sperma 25 persen lebih rendah. Bagian-bagian tubuh diketahui menyerap radiasi dalam intensitas yang berbeda dan jaringan testis mungkin lebih rentan.
8. Jauhkan ponsel dari kamar tidur
Jangan tidur berdekatan dengan ponsel terutama dekat kepala Anda. Medan elektromagnetik dapat mengurangi produksi melatonin di tubuh sehingga dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya.
No comments:
Post a Comment