Orang sekarang begitu panik menghadapi kolesterol dalam darahnya. Ketakutan yang beralasan karena kolesterol bila tinggi dalam darah awal petaka sekian banyak penyakit. Stroke dan jantung koroner, salah satunya. Itu sebab orang berusaha terus menekan kadar kolesterol dalam darahnya sampai nilai yang lebih rendah. Lalu, apakah kolesterol yang rendah selalu berarti positif? Belum tentu. Adakalanya menjadi petunjuk kalau ada yang salah dalam badan kita. Apa saja itu?
Pak Slamet bertanya, apakah normal kalau kolesterol saya lebih rendah dari normal? Jawaban untuk pertanyaan dari seseorang yang sudah berusia agak lanjut tidak selalu sama dengan bila ditanyakan oleh mereka yang masih belia. Tidak pula sama untuk orang yang sama pada kondisi yang berbeda. Apa maksudnya?
Saya tahu kolesterol Pak Slamet selama ini tidak pernah lebih rendah dari normal. Kendati sudah minum obat antikolesterol dan diet ketat, tetap saja kolesterolnya di atas 200.
Kalau sekarang mendadak kolesterolnya lebih rendah dari biasa, jangan lekas disangka positif. Siapa tahu ada penyakit di belakangnya.
Tentu berbeda pada mereka yang awalnya kolesterol darahnya tidak pernah tinggi, setelah minum obat dan diet, kolesterol jadi normal, bahkan lebih rendah dari normal, itu jelas berkat upaya terapi. Kecil kemungkinan ada yang tidak beres dengan tubuhnya.
Baca nilai kolesterol
Ya, yang dimaksud kolesterol rendah dalam darah tentu saja bila pada saat diukur, yang berarti moment opname, nilainya di bawah normal, yakni di bawah 200. Bila satuan yang digunakan berbeda, nilai standar normalnya juga beda.
Nilai normal kolesterol dijadikan patokan untuk menetapkan apakah kadar kolesterol seseorang perlu diterapi, ataukah cukup dengan pantang menu berkolesterol belaka. Sekaligus untuk memastikan kalau tubuh terbebas dari risiko terancam penyakit akibat lipid (baca: lemak darah) berlebih.
Nilai kolesterol lebih rendah tak banyak artinya bagi yang tidak memiliki bakat kolesterol tinggi, tapi menjadi amat berarti pada orang yang kadar kolesterolnya selalu di atas normal. Selain memiliki nilai diagnostik, mengukur kolesterol darah secara berkala sekaligus untuk menilai hasil terapi juga.
Kolesterol turun karena serangkaian terapi dan diet, tidak perlu dicurigai sebagai kelainan, melainkan lebih sebagai dampak dari hasil terapi. Tak perlu dicurigai kalau orang yang semula berkolesterol tinggi lalu menjadi turun setelah diterapi.
Tidak demikian pada mereka yang kolesterolnya tidak bermasalah, tiba-tiba lebih rendah dari normal. Nilai rendah untuk yang tidak diperkenankan boleh menjadi tinggi, dalam hal kolesterol mendadak anjlok perlu kewaspadaan.
Lima penyakit di belakang
Pada kasus kolesterol mendadak lebih rendah dari normal, harus dicurigai ada sesuatu yang salah dalam tubuh. Sekurang-kurangnya ada enam kemungkinan penyakit atau keadaan bila kolesterol lebih rendah dari biasanya pada orangorang tertentu. Apalagi kalau kadarnya terus semakin anjlok.
Kemungkinan pertama, bisa jadi ada radang hati dadakan (acute hepatitis). Apa pun penyebab radang hatinya, bisa memunculkan tanda kolesterol darah yang biasanya stabil, mendadak turun. Demikian pula bila kelenjar gondok kelewat aktif (hyperthyroidism), atau sedang terserang infeksi yang muncul dadakan (acute infections), atau pada keadaan menurunnya fungsi ginjal yang tahap berat, sehingga ureum bocor dalam darah atau disebut uremia.
Jangan remehkan kolesterol darah yang tiba-tiba lebih rendah dari normal, siapa tahu itu bagian dari tanda pertumbuhan atau proses keganasan. Tak boleh dilupakan, kolesterol lebih rendah dari normal bisa juga lantaran kurang makan.
Jadi sekali lagi yang mestinya perlu diwaspadai bila tiba-tiba kolesterol yang tadinya stabil di kisaran nilai normal, mendadak berubah jadi turun. Dan ini hanya bisa kita pantau bila kita menyimak nilai kolesterol sendiri secara berkala.
Tanpa pemantauan pribadi, kita tak tahu otobiografi nilai kolesterol tubuh kita. Di sini pentingnya mengetahui berapa nilai kolesterol sendiri.
Fobia Kolesterol
Saking takutnya kolesterol dalam darah meninggi, kebanyakan orang awam menjadi fobia. Dirancukan oleh pendapat dan mitos, sehingga makin keliru menafsirkan konsep pantang kolesterol. Makin rancu lagi karena keliru menerjemahkan menu bersumber kolesterol dengan lemak jenuh.
Bahwa sumber makanan berkolesterol itu hanya ada dalam hewan, dan tidak dalam tumbuhan. Kacang, kelapa, minyak goreng, tidak mengandung kolesterol, melainkan lemak jenuh. Bahwa lemak jenuh juga sama jahatnya dengan kolesterol, benar adanya.
Sumber makanan berkolesterol diperoleh dari menu hewani. Paling banyak dalam otak dan jeroan. Karena itu, orang yang berbakat kolesterol darahnya selalu tinggi, wajib berpantang sumber makanan berkolesterol.
Yang sering keliru ditafsirkan ihwal berpantang, disangka harus tidak mengonsumsi sama sekali. Dampak memantang menu berkolesterol bukan tidak ada kerugiannya.
Bahwa tubuh juga membutuhkan kolesterol sebagaimana tubuh juga membutuhkan lemak jenuh karena dari situ pula kelengkapan zat gizi bagi tubuh bisa terpenuhi. Tubuh bisa menderita kekurangan gizi bila sama sekali tidak mengonsumsi kolesterol, kendati benar tubuh sendiri memproduksi kolesterol.
Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk pemeliharaan dinding sel, pembuatan hormon, enzim, serta proses metabolisme lainnya. Dengan demikian, makna berpantang atau berdiet kolesterol tidak boleh ditafsirkan sama sekali tidak mengorisumsinya, melainkan membatasi agar tidak berlebih.
Orang yang berbakat kolesterol tinggi, tidak minum obat, tidak pula berpantang kolesterol, namun kadar kolesterol dalam darahnya terus merosot, kasus yang sama perlu diwaspadai juga. Mestinya tidak mungkin kolesterolnya bisa turun tanpa obat dan tidak pula berpantang.
Jadi tentu ada yang tidak beres kalau kolesterol malah turun dengan sendirinya.
Pak Slamet bertanya, apakah normal kalau kolesterol saya lebih rendah dari normal? Jawaban untuk pertanyaan dari seseorang yang sudah berusia agak lanjut tidak selalu sama dengan bila ditanyakan oleh mereka yang masih belia. Tidak pula sama untuk orang yang sama pada kondisi yang berbeda. Apa maksudnya?
Saya tahu kolesterol Pak Slamet selama ini tidak pernah lebih rendah dari normal. Kendati sudah minum obat antikolesterol dan diet ketat, tetap saja kolesterolnya di atas 200.
Kalau sekarang mendadak kolesterolnya lebih rendah dari biasa, jangan lekas disangka positif. Siapa tahu ada penyakit di belakangnya.
Tentu berbeda pada mereka yang awalnya kolesterol darahnya tidak pernah tinggi, setelah minum obat dan diet, kolesterol jadi normal, bahkan lebih rendah dari normal, itu jelas berkat upaya terapi. Kecil kemungkinan ada yang tidak beres dengan tubuhnya.
Baca nilai kolesterol
Ya, yang dimaksud kolesterol rendah dalam darah tentu saja bila pada saat diukur, yang berarti moment opname, nilainya di bawah normal, yakni di bawah 200. Bila satuan yang digunakan berbeda, nilai standar normalnya juga beda.
Nilai normal kolesterol dijadikan patokan untuk menetapkan apakah kadar kolesterol seseorang perlu diterapi, ataukah cukup dengan pantang menu berkolesterol belaka. Sekaligus untuk memastikan kalau tubuh terbebas dari risiko terancam penyakit akibat lipid (baca: lemak darah) berlebih.
Nilai kolesterol lebih rendah tak banyak artinya bagi yang tidak memiliki bakat kolesterol tinggi, tapi menjadi amat berarti pada orang yang kadar kolesterolnya selalu di atas normal. Selain memiliki nilai diagnostik, mengukur kolesterol darah secara berkala sekaligus untuk menilai hasil terapi juga.
Kolesterol turun karena serangkaian terapi dan diet, tidak perlu dicurigai sebagai kelainan, melainkan lebih sebagai dampak dari hasil terapi. Tak perlu dicurigai kalau orang yang semula berkolesterol tinggi lalu menjadi turun setelah diterapi.
Tidak demikian pada mereka yang kolesterolnya tidak bermasalah, tiba-tiba lebih rendah dari normal. Nilai rendah untuk yang tidak diperkenankan boleh menjadi tinggi, dalam hal kolesterol mendadak anjlok perlu kewaspadaan.
Lima penyakit di belakang
Pada kasus kolesterol mendadak lebih rendah dari normal, harus dicurigai ada sesuatu yang salah dalam tubuh. Sekurang-kurangnya ada enam kemungkinan penyakit atau keadaan bila kolesterol lebih rendah dari biasanya pada orangorang tertentu. Apalagi kalau kadarnya terus semakin anjlok.
Kemungkinan pertama, bisa jadi ada radang hati dadakan (acute hepatitis). Apa pun penyebab radang hatinya, bisa memunculkan tanda kolesterol darah yang biasanya stabil, mendadak turun. Demikian pula bila kelenjar gondok kelewat aktif (hyperthyroidism), atau sedang terserang infeksi yang muncul dadakan (acute infections), atau pada keadaan menurunnya fungsi ginjal yang tahap berat, sehingga ureum bocor dalam darah atau disebut uremia.
Jangan remehkan kolesterol darah yang tiba-tiba lebih rendah dari normal, siapa tahu itu bagian dari tanda pertumbuhan atau proses keganasan. Tak boleh dilupakan, kolesterol lebih rendah dari normal bisa juga lantaran kurang makan.
Jadi sekali lagi yang mestinya perlu diwaspadai bila tiba-tiba kolesterol yang tadinya stabil di kisaran nilai normal, mendadak berubah jadi turun. Dan ini hanya bisa kita pantau bila kita menyimak nilai kolesterol sendiri secara berkala.
Tanpa pemantauan pribadi, kita tak tahu otobiografi nilai kolesterol tubuh kita. Di sini pentingnya mengetahui berapa nilai kolesterol sendiri.
Fobia Kolesterol
Saking takutnya kolesterol dalam darah meninggi, kebanyakan orang awam menjadi fobia. Dirancukan oleh pendapat dan mitos, sehingga makin keliru menafsirkan konsep pantang kolesterol. Makin rancu lagi karena keliru menerjemahkan menu bersumber kolesterol dengan lemak jenuh.
Bahwa sumber makanan berkolesterol itu hanya ada dalam hewan, dan tidak dalam tumbuhan. Kacang, kelapa, minyak goreng, tidak mengandung kolesterol, melainkan lemak jenuh. Bahwa lemak jenuh juga sama jahatnya dengan kolesterol, benar adanya.
Sumber makanan berkolesterol diperoleh dari menu hewani. Paling banyak dalam otak dan jeroan. Karena itu, orang yang berbakat kolesterol darahnya selalu tinggi, wajib berpantang sumber makanan berkolesterol.
Yang sering keliru ditafsirkan ihwal berpantang, disangka harus tidak mengonsumsi sama sekali. Dampak memantang menu berkolesterol bukan tidak ada kerugiannya.
Bahwa tubuh juga membutuhkan kolesterol sebagaimana tubuh juga membutuhkan lemak jenuh karena dari situ pula kelengkapan zat gizi bagi tubuh bisa terpenuhi. Tubuh bisa menderita kekurangan gizi bila sama sekali tidak mengonsumsi kolesterol, kendati benar tubuh sendiri memproduksi kolesterol.
Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk pemeliharaan dinding sel, pembuatan hormon, enzim, serta proses metabolisme lainnya. Dengan demikian, makna berpantang atau berdiet kolesterol tidak boleh ditafsirkan sama sekali tidak mengorisumsinya, melainkan membatasi agar tidak berlebih.
Orang yang berbakat kolesterol tinggi, tidak minum obat, tidak pula berpantang kolesterol, namun kadar kolesterol dalam darahnya terus merosot, kasus yang sama perlu diwaspadai juga. Mestinya tidak mungkin kolesterolnya bisa turun tanpa obat dan tidak pula berpantang.
Jadi tentu ada yang tidak beres kalau kolesterol malah turun dengan sendirinya.
No comments:
Post a Comment