Sandwich atau roti isi dengan daging dan keju rendah lemak biasanya dianggap sebagai pilihan yang sehat. Jadi, West Morgan tidak memperhatikan jumlah kandungan garam yang tercantum pada labelnya, sebelum memakannya.
"Memang, garam mungkin salah satu zat yang tidak terlalu saya perhatikan," katanya.
Kebanyakan warga Amerika memang kini cermat terhadap kadar kalori dan lemak dalam makanan mereka, tapi seringkali lalai memperhatikan kadar garam.
Garam membuat makanan terasa lebih enak dan juga mengawetkan makanan. Tetapi, makanan asin juga dikenal bisa meningkatkan tekanan darah. Lalu, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan masalah kesehatan yang serius lainnya.
FDA baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengurangi kandungan garam dalam makanan kemasan dan makanan restoran dalam waktu sepuluh tahun, mengikuti saran dari sebuah tim penasehat ilmiah. Kadar garam dalam makanan siap santap dan makanan restoran adalah yang paling tidak memenuhi rekomendasi ini, tetapi FDA belum mengumumkan batasan hukum terhadap garam dalam makanan.
Dr Bob Rubin dari Georgetown University, salah seorang anggota tim, mengatakan ia lebih memilih perubahan secara perlahan dan bertahap, karena perubahan secara drastis tidak akan berhasil.
"Ini tidak akan berhasil karena berbagai alasan. Pembeli terbiasa dengan rasa asin dalam makanan mereka dan jika dikurangi sampai jumlah yang disarankan, yaitu sepertiganya, maka pembeli akan mengatakan: makanan ini tidak enak," jelasnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), warga Amerika rata-rata makan hampir 3.500 miligram garam per hari, sekitar lima puluh persen lebih banyak dari yang mereka butuhkan.
Para dokter mengatakan mereka yang berusia 40 tahun atau lebih, atau yang memiliki tekanan darah tinggi, tidak boleh makan lebih dari 1.500 miligram garam per hari.
CDC mengatakan orang dewasa secara umum seharusnya tidak makan lebih dari satu sendok teh garam per hari, atau sekitar 2.300 miligram.
Mereka yang meneliti bidang ini, juga menyebut masalah kelebihan garam mungkin kebanyakan terjadi di negara-negara maju. Tetapi, ketika warga dari negara berkembang pindah ke kota-kota besar, kebiasaan makan makanan berkadar garam tinggi secara cepat akan menjadi kebiasaan global. Bukanya cabang waralaba restoran cepat saji di kota-kota besar seluruh dunia juga mendorong fenomena ini.
Sumber - VOA
"Memang, garam mungkin salah satu zat yang tidak terlalu saya perhatikan," katanya.
Kebanyakan warga Amerika memang kini cermat terhadap kadar kalori dan lemak dalam makanan mereka, tapi seringkali lalai memperhatikan kadar garam.
Garam membuat makanan terasa lebih enak dan juga mengawetkan makanan. Tetapi, makanan asin juga dikenal bisa meningkatkan tekanan darah. Lalu, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan masalah kesehatan yang serius lainnya.
FDA baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengurangi kandungan garam dalam makanan kemasan dan makanan restoran dalam waktu sepuluh tahun, mengikuti saran dari sebuah tim penasehat ilmiah. Kadar garam dalam makanan siap santap dan makanan restoran adalah yang paling tidak memenuhi rekomendasi ini, tetapi FDA belum mengumumkan batasan hukum terhadap garam dalam makanan.
Dr Bob Rubin dari Georgetown University, salah seorang anggota tim, mengatakan ia lebih memilih perubahan secara perlahan dan bertahap, karena perubahan secara drastis tidak akan berhasil.
"Ini tidak akan berhasil karena berbagai alasan. Pembeli terbiasa dengan rasa asin dalam makanan mereka dan jika dikurangi sampai jumlah yang disarankan, yaitu sepertiganya, maka pembeli akan mengatakan: makanan ini tidak enak," jelasnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), warga Amerika rata-rata makan hampir 3.500 miligram garam per hari, sekitar lima puluh persen lebih banyak dari yang mereka butuhkan.
Para dokter mengatakan mereka yang berusia 40 tahun atau lebih, atau yang memiliki tekanan darah tinggi, tidak boleh makan lebih dari 1.500 miligram garam per hari.
CDC mengatakan orang dewasa secara umum seharusnya tidak makan lebih dari satu sendok teh garam per hari, atau sekitar 2.300 miligram.
Mereka yang meneliti bidang ini, juga menyebut masalah kelebihan garam mungkin kebanyakan terjadi di negara-negara maju. Tetapi, ketika warga dari negara berkembang pindah ke kota-kota besar, kebiasaan makan makanan berkadar garam tinggi secara cepat akan menjadi kebiasaan global. Bukanya cabang waralaba restoran cepat saji di kota-kota besar seluruh dunia juga mendorong fenomena ini.
Sumber - VOA
No comments:
Post a Comment