Durasi tidur yang panjang berkaitan dengan prevalensi tinggi terjadinya sindrom metabolik pada orang dewasa, demikian menurut sebuah abstrak penelitian yang dikutip ScienceDaily, Selasa (8/6). Kesimpulan penelitian tersebut telah disajikan pada Selasa (8/6), di San Antonio, Texas, pada pertemuan tahunan ke-24 Associated Professional Sleep Societies LLC.
Sindrom metabolik adalah sebuah kombinasi gangguan kesehatan yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan stroke. Seseorang dengan setidaknya tiga dari lima faktor risiko dianggap telah mengalami sindrom metabolik: kelebihan lemak di perut, trigliserida tinggi (lemak dalam darah), rendahnya kolesterol HDL (kolesterol "baik"), tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para peserta penelitian yang melaporkan punya kebiasaan tidur sehari-hari selama delapan jam atau lebih termasuk tidur siang memiliki kemungkinan 15% lebih tinggi mengalami sindrom metabolik. Hubungan ini tetap tidak berubah setelah dilakukan penyesuaian dengan faktor-faktor seperti demografi, gaya hidup, dan kebiasaan tidur.
"Aspek yang paling mengejutkan dari studi kami adalah bahwa tidur lama berkaitan dengan sindrom metabolik," kata penulis penelitian ini, Teresa Arora, ilmuwan di Sekolah Kedokteran Universitas Birmingham, Inggris. Arora menegaskan bahwa durasi tidur yang panjang menyebabkan peningkatan risiko sindrom metabolik akan memiliki implikasi penting bagi kesehatan masyarakat.
Penelitian ini melibatkan 29.310 orang di Guangzhou, China, berusia 50 tahun atau lebih.
Sumber - Tempointeraktif
Sindrom metabolik adalah sebuah kombinasi gangguan kesehatan yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan stroke. Seseorang dengan setidaknya tiga dari lima faktor risiko dianggap telah mengalami sindrom metabolik: kelebihan lemak di perut, trigliserida tinggi (lemak dalam darah), rendahnya kolesterol HDL (kolesterol "baik"), tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para peserta penelitian yang melaporkan punya kebiasaan tidur sehari-hari selama delapan jam atau lebih termasuk tidur siang memiliki kemungkinan 15% lebih tinggi mengalami sindrom metabolik. Hubungan ini tetap tidak berubah setelah dilakukan penyesuaian dengan faktor-faktor seperti demografi, gaya hidup, dan kebiasaan tidur.
"Aspek yang paling mengejutkan dari studi kami adalah bahwa tidur lama berkaitan dengan sindrom metabolik," kata penulis penelitian ini, Teresa Arora, ilmuwan di Sekolah Kedokteran Universitas Birmingham, Inggris. Arora menegaskan bahwa durasi tidur yang panjang menyebabkan peningkatan risiko sindrom metabolik akan memiliki implikasi penting bagi kesehatan masyarakat.
Penelitian ini melibatkan 29.310 orang di Guangzhou, China, berusia 50 tahun atau lebih.
Sumber - Tempointeraktif
No comments:
Post a Comment