Gangguan yang satu ini tergolong "bandel". Begitu datang, hipertensi tidak akan pergi bila kita tidak terus-menerus mengusirnya. Beruntung dengan olahraga aerobik teratur, si "silent killer" ini bisa dijauhi, seperti diungkapkan oleh dr. Sadoso Sumosardjuno, Sp.KO.
Tinggi rendahnya tekanan darah ditentukan oleh tekanan darah sistolik (tekanan darah paling tinggi ketika jantung berkerut memompa darah ke dalam arteri) dan tekanan darah diastolik (tekanan darah ketika jantung istirahat sekejap di antara dua denyutan). Keduanya diukur bersama dan hasilnya dituliskan dengan pola angka tekanan darah sistolik/diastolik. Contohnya, 120/80 mmHg. Denyut jantung sendiri berlangsung antara 60 - 80 denyut per menit.
Ada beberapa kategori tekanan darah, yaitu normal, normal tinggi, dan tinggi. Dikatakan normal bila tekanan darah sistolik kurang dari 130 mmHg dan yang diastolik kurang dari 85 mmHg. Normal tinggi jika tekanan darah sistoliknya 130 - 139 mmHg dan diastolik 85 - 89 mmHg. Apabila tekanan darah sistoliknya 140 mmHg atau lebih dan diastoliknya 90 mmHg atau lebih, maka termasuk tinggi. Tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk penyakit yang ditakuti. Ia disebut silent killer karena sering tidak memberikan gejala apa-apa.
Dari pengalaman klinis diketahui, penggunaan obat secara teratur untuk mengendalikan tekanan darah menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke. Sayangnya, obat tekanan darah tinggi biasanya mahal dan berefek sampingan. Meski obat tersebut amat penting perannya dalam pengobatan, para pakar hipertensi berpendapat, pola hidup sehat tetap merupakan dasar pencegahan dan pengobatan hipertensi. Salah satu bagian dari pola hidup sehat itu adalah berolahraga secara teratur.
Dengan olahraga aerobik secara teratur dan dalam takaran cukup, penderita hipertensi bisa meningkatkan kebugaran sekaligus kualitas hidupnya. Latihan olahraga bisa pula menurunkan risiko mengalami penyakit jantung.
Kontrak seumur hidup
Banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa latihan olahraga aerobik yang dilakukan secara teratur merupakan cara sangat baik untuk mencegah maupun mengobati tekanan darah tinggi. Sebenarnya apa yang terjadi saat kita berolahraga aerobik?
Saat berolahraga jalan cepat, bersepeda, joging, berenang, atau mengikuti aktivitas aerobik lainnya, tekanan darah akan naik cukup banyak. Misalnya, selama melakukan latihan-latihan aerobik yang keras, tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110 - 120 mmHg. Sebaliknya, segera setelah latihan aerobik selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30 - 120 menit. Penurunan ini terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi.
Pada penderita hipertensi, penurunan itu akan nyata sekali. Kalau olahraga aerobik dilakukan berulang-ulang, lama kelamaan penurunan tekanan darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya latihan olahraga secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah.
Dari hasil penelitian dinyatakan, penderita hipertensi tingkat ringan, bila mau melakukan latihan olahraga aerobik secara teratur dan cukup takarannya, tekanan darah sistoliknya dapat turun 8 - 10 mmHg dan diastoliknya turun 6 - 10 mmHg. Namun ada syaratnya.
Manfaat ini tergantung pada perubahan bobot badan atau pengaturan makan. Sedangkan pada mereka yang tekanan darahnya normal, latihan olahraga akan menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 4 mmHg sementara tekanan darah diastolik juga turun ± 3 mmHg.
Perbaikan tekanan darah dengan cara latihan olahraga dapat dilakukan juga oleh penderita hipertensi berat, kendati awalnya masih harus dibantu obat-obatan. Pasalnya dari penelitian diketahui, hipertensi berat dapat ditanggulangi lebih efektif dengan kombinasi antara penggunaan obat-obatan dan latihan olahraga teratur dengan intensitas sedang. Hasil penelitian juga meyakini bahwa aktivitas fisik yang dilakukan teratur dapat mencegah atau menunda perkembangan hipertensi.
Dalam hal pencegahan, beberapa hasil penelitian besar juga memberikan kesimpulan yang jelas. Pada mereka yang tidak aktif bergerak dan mereka yang kurang bugar, risiko mengalami tekanan darah tinggi meningkat 20 - 50% dibandingkan dengan mereka yang aktif dan bugar. Sama halnya bila sudut tinjauan dibalik. Mereka yang bertekanan darah tinggi, biasanya memiliki tingkat kebugaran 30% lebih rendah ketimbang yang tekanan darahnya normal.
Menyangkut latihan olahraga untuk penyembuhan hipertensi ini ada beberapa pertanyaan yang timbul. Di antaranya: dibutuhkan berapa lama latihan olahraga untuk memberikan efek penurunan tekanan darah? Jenis latihan olahraga apa yang paling tepat? Bagaimana latihan-latihan olahraga bisa menurunkan tekanan darah? Apakah latihan olahraga aman bagi penderita hipertensi?
Banyak penelitian yang hasilnya menyatakan, latihan-latihan olahraga secara teratur memang cepat memperbaiki tekanan darah penderita hipertensi. Kebanyakan hasil itu telah tampak beberapa minggu setelah latihan dimulai secara teratur. Penurunan tekanan darah bisa berlanjut bila latihan-latihan olahraga terus dilakukan secara teratur selama lebih dari tiga bulan.
Sayang, begitu latihan dihentikan, tekanan darah akan segera kembali ke tingkat semula sebelum latihan. Dengan kata lain, pengaruh olahraga menurunkan tekanan darah tinggi sangat tergantung pada teratur atau tidaknya latihan olahraga dilakukan. Jadi, untuk menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, olahraga merupakan kontrak seumur hidup!
Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang. Salah satu contohnya, jalan kaki cepat. Frekuensi latihannya 3 - 5 kali seminggu, dengan lama latihan 20 - 60 menit sekali latihan.
Latihan olahraga bisa menurunkan tekanan darah karena latihan itu dapat merilekskan pembuluh-pembuluh darah. Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Latihan olahraga juga dapat menyebabkan aktivitas saraf, reseptor hormon, dan produksi hormon-hormon tertentu menurun.
Bagi penderita hipertensi latihan olahraga tetap cukup aman. Hanya saja ada sedikit catatan. Penderita tekanan darah tinggi berat, misalnya dengan tekanan darah sistolik lebih tinggi dari 180 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih tinggi dari 110 mmHg, sebaiknya tetap menggunakan obat-obatan penurun tekanan darah dari dokter sebelum memulai program penurunan tekanan darah dengan latihan olahraga.
Bila tidak dihiraukan
Bagaimana bila hipertensi tidak dihiraukan dan tidak diobati? Jawabannya, ya dapat menyebabkan pembesaran jantung, yang dapat berlanjut menjadi gagal jantung; terbentuknya lepuh kecil pada pembuluh darah di otak (aneurisma), yang selanjutnya bisa menyebabkan stroke; penyempitan pembuluh darah dalam ginjal, yang dapat menyebabkan gagal ginjal; serta pengerasan arteri-arteri dalam badan, terutama yang terdapat dalam jantung, otak, dan ginjal, yang dapat mempermudah terjadinya serangan jantung, stroke, atau gagal ginjal.
Tekanan darah tinggi juga mempengaruhi kemampuan otak. Penderita tekanan darah tinggi usia tengah baya, pada umumnya akan mengalami kehilangan kemampuan kognitif-memori, pemecahan masalah, konsentrasi, dan pertimbangan 25 tahun kemudian. Ini berarti di usia lanjutnya ia akan mengalami pengurangan kapasitas untuk berfungsi tanpa tergantung pada orang lain.
Pertanyaan yang penting adalah, Anda termasuk kategori yang mana? Kalau tekanan darah Anda masuk kategori normal tinggi atau tinggi, mulailah segera berolahraga aerobik sebelum hipertensi menggerogoti kesehatan Anda.
No comments:
Post a Comment