Bagi pasangan suami istri yang ingin menunda kehamilan, pemakaian kondom bisa jadi salah satu alternatif. Tapi ternyata cara tersebut bisa saja gagal karena kondom yang bocor. Agar terhindar dari hal itu, perhatikan cara penggunaannya yang tepat.
Setiap penggunaan alat kontrasepsi memiliki risiko kegagalan, baik itu kontrasepsi hormonal seperti KB suntik dan pil, spiral, bahkan kondom. Risiko terjadinya kegagalan kontrasepsi sangatlah bervariasi. Untuk kondom, risiko kegagalannya cukup tinggi terutama bila penyimpanan dan penggunaannya yang tidak tepat.
"Karena terbuat dari lateks, maka kondom juga memiliki risiko bocor. Oleh karena itu sebaiknya kondom tidak terkena sinar matahari langsung atau terpapar panas, tidak disimpan lama di dalam dompet dan juga perhatikan tanggal kadaluarsa kondom, "ujar dr Vanda Mustika, pakar seks wolipop.
Cara menggunakannya juga menentukan keberhasilan kondom sebagai alat kontrasepsi. Kondom dipasangkan saat Mr.Happy dalam keadaan ereksi, dengan terlebih dahulu menarik bagian ujung kondom sehingga tidak ada udara di dalam kondom. Bagian ujung kondom ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma.
Tidak hanya cara pemakaiannya saja, tetapi cara melepas kondom pun ikut menentukan. Masih menurut dr Vanda, waktu yang tepat untuk melepaskan kondom adalah setelah terjadi ejakulasi namun Mr. Happy masih dalam keadaan ereksi (belum kembali ke ukuran semula). Alasannya, bila kondom tidak langsung dilepas dan ukuran Mr. Happy sudah kembali seperti semula, maka sperma akan dapat mengalir keluar dari dalam kondom.
"Untuk dapat meningkatkan fungsi kondom sebagai alat pencegah kehamilan, maka ada jenis kondom yang cairan lubrikasinya mengandung spermisid artinya dapat membunuh sperma," tambah dr Vanda.
forumviva
No comments:
Post a Comment