Friday, May 14, 2010

MEWASPADAI GANGGUAN TELINGA AKIBAT KEBISINGAN

KEBISINGAN merupakan salah satu penyebab utama hilangnya pendengaran. Gangguan yang dulunya dikaitkan dengan penuaan ini kini mengalami pergeseran. Data statistik kesehatan Amerika menunjukkan adanya tren bahwa kejadian hilangnya pendengaran terjadi pada usia yang lebih muda. Pergesaran ini dipengaruhi oleh peningkatan kebisingan.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya paparan kebisingan dalam jangka panjang, organisasi nonprofit Center for Hearing and Communication (pusat pendengaran dan komunikasi) di Amerika menetapkan International Noise Awareness Day, yang diperingati setiap 28 April.

Berapa sebenarnya daya dengar telinga dan apa saja yang perlu dilakukan dalam menjaga kesehatan telinga? Berikut uraiannya untuk Anda, seperti dipaparkan di situs chchearing.org:

Batas aman pendengaran
Untuk menentukan apakah sebuah bunyi cukup keras untuk menyebabkan kerusakan telinga, sangat penting mengetahui tingkat intensitas dan lama paparan terhadap bunyi tersebut. Intensitas bunyi dari lingkungan biasanya diukur dengan decibel (dBA).

Nol decibel setara dengan bunyi terlembut yang bisa didengar oleh telinga manusia sehat. Skala ini meningkat, dengan tingkat kenyaringan yang dirasakan berlipat ganda setiap 10 decibel. Para pakar sepakat bahwa paparan kebisingan di atas 85 dBA secara terus-menerus akan membahayakan pendengaran. Secara umum, semakin keras bunyi, semakin cepat gangguan pendengaran muncul.

Proses kerusakan
Kebisingan keras menyerang sel-sel rambut halus di bagian dalam telinga. Ketulian akibat kebisingan biasanya terjadi secara bertahap dan tanpa rasa sakit. Setelah terpapar buyi keras, kemungkinan Anda akan mengalami bunyi dering di telinga atau kesulitan mendengar. Setelah beberapa jam atau beberapa hari, gangguan sementara ini akan kembali normal. Akan tetapi, dengan paparan berulang, gangguan sementara ini bisa menjadi permanen. Begitu terjadi kerusakan permanen, kemampuan mendengar tidak bisa dipulihkan kembali.

Perhatikan gejala
Ketulian akibat kebisingan berkembang secara bertahap dan seringkali disadari setelah terlambat. Akan tetapi, ada beberapa gejala awal yang bisa membantu Anda untuk mendeteksi dini dan melakukan perawatan. Gejala tersebut termasuk:


Bunyi berdering dalam telinga segera setelah terpapar kebisingan.
Setelah terpapar kebisingan, telinga jadi terkesan sedikit tertutup sehingga Anda kesulitan mendengar kata-kata orang lain.
Kesulitan memahami pembicaraan. Artinya, Anda bisa mendengar semua kata-kata, tapi tidak bisa memahami semuanya.

Jika mengalami gejala tersebut, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Lindungi pendengaran
Untuk menghindari ketulian akibat kebisingan, cobalah memperhatikan keributan di sekitar Anda dan kecilkan volume benda-benda elektronik. Hindari dan batasi waktu di area pertandingan olahraga, konser musik rock atau klub malam. Selain itu, cobalah mengenakan pelindung pendengaran, seperti ear foam plug (busa sumbat telinga).

mediaindonesia/int

No comments:

Post a Comment