Setelah sebelumnya kita ramai-ramai membicarakan soal susu formula, sekarang mari kita bahas tentang masih maraknya kesalahan penggunaan obat penurun panas khususnya buat anak.
Siapa sih orang tua yang tidak panik ketika melihat anaknya demam. Saat menyentuh, membelai atau bahkan menggendong anaknya, tiba-tiba suhu tinggi yang tidak biasanya teraba di kulit anaknya. Biasanya sejumlah orang tua lantas panik, lalu lari ke kotak persediaan obat dan mengambil satu sendok obat penurun demam yang mengandung parasetamol bahkan digabung dengan obat yang mengandung ibuprofen secara bersamaan demi meredam panik. Padahal berdasar studi di Amerika Serikat, menggabungkan kedua obat itu justru akan memperlama penyembuhan dan berisiko terhadap kesehatan anak.
Dalam studi tersebut, sejumlah dokter spesialis anak yang terlibat mengungkap bahwa banyak orangtua memberi anak obat dengan dosis yang salah. Termasuk di dalamnya inisiatif menggabungkan kedua obat tersebut sebagai penurun demam. Memang sebagai perwujudan sayang kepada anak, upaya pemberian obat penurun demam segera adalah baik, namun tetap harus diperhatikan agar orang tua tetap berpikir jernih dan tidak panik, sehingga terhindar dari kesalahan pemberian obat. Hal ini pula sering kali saya tekankan pada setiap orang tua yang membawa anaknya yang demam ke klinik.
Perlu diketahui bahwa demam bukanlah penyakit, melainkan sebuah mekanisme tubuh dalam melawan infeksi bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Memberikan obat dengan dosis yang salah justru akan memperkuat penyakit tersebut.
Beberapa dokter yang pernah saya temui memang menganjurkan pemberian paracetamol dan ibuprofen dengan dosis yang cukup untuk meminimalisasi efek samping demam pada anak. Namun, menurut aturan pengobatan The National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), penggunaan obat harus mempertimbangkan tingkat keparahan demam. Saran saya, selalu ukurlah suhu tubuh anak Anda dengan termometer pada saat teraba suhunya lebih tinggi dibandingkan tangan Anda agar tidak terjadi kesalahan persepsi.
Penggunaan kedua obat itu hanya dianjurkan ketika demam anak tidak turun setelah mengonsumsi salah satu dari kedua obat tersebut. Berdasarkan The British National Formulary, dokter tidak boleh memberikan resep lebih dari empat dosis paracetamol untuk periode 24 jam, dan tidak lebih dari empat dosis ibuprofen per hari.
Selama ini, kesalahan populer adalah memberi anak dosis obat untuk orang dewasa. Bukan hanya usia, orangtua juga wajib mempertimbangkan postur tubuh anak. Dosis harus diperkecil dari standar untuk anak dengan postur tubuh lebih kecil, meski usia sama. Dosis obat penurun panas adalah mempertimbangkan berat badan dengan perhitungan 10-15 miligram per kilogram berat badan. Untuk cara perhitungan dosisnya silahkan dibaca di Tutorial Dosis Pemberian Obat Penurun Demam Anak berikut ini.
Pemberian berlebihan paracetamol dapat mengakibatkan asma. Sedangkan ibuprofen yang berlebihan dapat mengakibatkan radang usus dan pendarahan. Karena itulah, orangtua harus lebih berhati-hati memberi obat pada anak. Jauhkan obat dari jangkauan anak sehingga terhindar dari efek samping pemberian obat yang melebihi dosis.
Nah, bagaimana jika anak Anda demam? apa yang Anda lakukan pertama kali?
No comments:
Post a Comment