MENGALAMI batuk rejan yang juga dikenal dengan istilah batuk 100 hari tentu membuat kita tak nyaman. Karena bisa berlangsung dalam waktu lama bahkan berbulan-bulan, batuk bertubi-tubi bisa menganggu berbagai aktivitas kita sehari-hari. Mari kita lebih mengenal batuk yang disebabkan bakteri Bordetella pertussis ini beserta cara penanganannya.
Batuk rejan atau pertusis adalah suatu infeksi sangat menular pada saluran pernapasan yang disebabkan bakteri. Batuk rejan mudah sekali ditularkan karena menyebar melalui sebutir cairan ludah yang keluar saat batuk atau bersin. Bakteri ini juga dapat menyebar dari tangan ke hidung bila tangan telah bersentuhan dengan bakteri tersebut.
Gejala
Batuk ini dijuluki batuk 100 hari karena memang bisa berlangsung cukup lama mulai dari enam hingga delapan minggu. Mulanya, timbul gejala mirip flu seperti demam dan pilek lalu diiringi batuk berkepanjangan. Terkadang batuk ini bisa menyebabkan muntah. Batuk skala berat biasanya berlangsung 2-6 minggu dan dua minggu setelah itu berupa pemulihan.
Waspada pula, batuk rejan juga bisa menyebabkan perdarahan subconjunctival (perdarahan pada bagian putih mata), hernia, dan pneumotoraks atau lebih dikenal dengan istilah angin duduk. Selain itu, ada juga kemungkinan pneumonia dan tuberkolosis karena sistem kekebalan tubuh yang menurun. Berat badan juga bisa menurun akibat berkurangnya nafsu makan.
Pencegahan penularan
Ada baiknya penderita untuk beristirahat dan jauh dari orang-orang agar batuk tak menyebar. Selain itu, penderita biasanya juga akan diberikan pengobatan antibiotik. Ada juga vaksinasi flu yang kini sudah Anda bisa dapatkan di beberapa rumah sakit. Vaksin flu jenis terbaru bahkan dinilai lebih aman dan efek sampingnya lebih sedikit.
Penanganan
Supaya tubuh kita lebih kebal terhadap bakteri, cukupilah kebutuhan nutrisi dan cairan. Hindari pula beberapa faktor yang memperparah batuk seperti menangis berlebihan. Bila sudah mengalami gejalanya, segera mungkin dapatkan pengobatan dini supaya tak lebih buruk. Penyebaran bakteri pertusis juga bisa ditekan dengan antibiotik seperti eritromisin.
No comments:
Post a Comment