Selama ini vaksin campak masih diberikan dengan cara disuntik ke anak-anak yang terkadang membuatnya takut. Tapi kini tengah dikembangkan vaksin campak yang bisa dihirup (inhalable) sehingga tidak membuat anak menjadi takut dan sakit.
Meskipun vaksin campak sudah ada sejak lama, tapi sekitar 164.000 anak meninggal akibat penyakit ini di seluruh dunia setiap tahunnya. Pengembangan vaksin ini sendiri memerlukan waktu hingga 5 tahun.
Vaksin campak ini berbentuk serbuk yang inhalable dan serbuk yang terdapat dalam kantung vaksin merupakan campuran dari 'supercritical' karbondioksida dan bentuk yang lemah dari virus campak.
Gelembung (bubble) dan tetesan yang mikroskopis akan diproduksi menjadi kering sehingga dapat dibuat serbuk, lalu dimasukkan ke dalam kantong kecil dengan penutup plastik silinder seperti penutup pada botol minuman plastik.
Penggunaannya dengan cara seseorang mengambil napas dalam-dalam lalu serbuk tersebut akan langsung masuk ke dalam paru-paru. Hal ini dikarenakan penyakit campak menyerang saluran pernapasan.
Uji klinis vaksin ini terhadap manusia akan mulai dilakukan pada minggu berikutnya, dan vaksinasi ini termasuk dalam pengobatan murah dan mudah karena seseorang hanya menghirup uap yang ada di dalam kantong.
"Salah satu tujuan kami melakukan proyek ini adalah untuk menyingkirkan penggunaan jarum suntik, karena cara seperti itu bisa menakut-nakuti orang, membuat mereka terluka, menularkan penyakit dan adanya masalah pada sistem pembuangan jarum bekas pakai tersebut," ujar Profesor Robert Sievers, peneliti utama dari University of Colorado, AS, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (7/6/2010).
Profesor Sievers menuturkan cara vaksin terbaru ini akan sangat berguna dipakai di negara-negara miskin seperti India yang sekitar dua per tiga dari semua kasus kematian akibat campak terjadi di sana.
"Masalahnya bukan hanya jarum yang bisa menakutkan sebagian orang, tapi jarum ini juga berpotensi menjadi alat penyebaran penyakit di negara-negara miskin ketika orang-orang menggunakan kembali jarum yang sudah dipakai," tambahnya.
Meskipun vaksin campak sudah ada sejak lama, tapi sekitar 164.000 anak meninggal akibat penyakit ini di seluruh dunia setiap tahunnya. Pengembangan vaksin ini sendiri memerlukan waktu hingga 5 tahun.
Vaksin campak ini berbentuk serbuk yang inhalable dan serbuk yang terdapat dalam kantung vaksin merupakan campuran dari 'supercritical' karbondioksida dan bentuk yang lemah dari virus campak.
Gelembung (bubble) dan tetesan yang mikroskopis akan diproduksi menjadi kering sehingga dapat dibuat serbuk, lalu dimasukkan ke dalam kantong kecil dengan penutup plastik silinder seperti penutup pada botol minuman plastik.
Penggunaannya dengan cara seseorang mengambil napas dalam-dalam lalu serbuk tersebut akan langsung masuk ke dalam paru-paru. Hal ini dikarenakan penyakit campak menyerang saluran pernapasan.
Uji klinis vaksin ini terhadap manusia akan mulai dilakukan pada minggu berikutnya, dan vaksinasi ini termasuk dalam pengobatan murah dan mudah karena seseorang hanya menghirup uap yang ada di dalam kantong.
"Salah satu tujuan kami melakukan proyek ini adalah untuk menyingkirkan penggunaan jarum suntik, karena cara seperti itu bisa menakut-nakuti orang, membuat mereka terluka, menularkan penyakit dan adanya masalah pada sistem pembuangan jarum bekas pakai tersebut," ujar Profesor Robert Sievers, peneliti utama dari University of Colorado, AS, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (7/6/2010).
Profesor Sievers menuturkan cara vaksin terbaru ini akan sangat berguna dipakai di negara-negara miskin seperti India yang sekitar dua per tiga dari semua kasus kematian akibat campak terjadi di sana.
"Masalahnya bukan hanya jarum yang bisa menakutkan sebagian orang, tapi jarum ini juga berpotensi menjadi alat penyebaran penyakit di negara-negara miskin ketika orang-orang menggunakan kembali jarum yang sudah dipakai," tambahnya.