Thursday, October 4, 2012

Kelainan jamur kulit mirip jerawat = Pitirosporum folikulitis

Pitirosporum folikulitis (malasezia folikulitis) merupakan penyakit yang sudah cukup lama dikenal didunia kedokteran, khususnya dikalangan para ahli kulit, oleh karena klinisnya mirip acne vulgaris atau jerawat. Di daerah tropis penyakit ini menarik perhatian para dokter kulit setelah di publikasikan di korea, filipina dan Indonesia. Di indonesia telah diteliti oleh harjandi dkk. (2000) dan indrarini (2001)

Penyakit Pitirosporum folikulitis, merupakan penyakit jamur superfisial atau mikosis superfisial yang termasuk golongan non-dermatofitosis yaitu disebabkan oleh jenis jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit tetapi hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar dan Lebih sering terjadi pada dewasa muda.

Pityrosporum folliculitis bukanlah infeksi. Weary dkk pertama kali menjelaskan Pityrosporum folikulitis pada tahun 1969, dan kemudian pada tahun 1973, Potter dkk mengidentifikasi Pityrosporum folliculitis sebagai diagnosis klinis dan histologis yang terpisah.DEFENISI

Pitirosporum folikulitis adalah penyakit kronis pada folikel polisebasea yang disebabkan oleh spesies pitirosporum, berupa papul (Penonjolan kulit yang solid dengan diameter < 1 cm) dan pustul folikular, yang biasanya gatal dan terutama berlokasi dibatang tubuh, leher dan lengan bagian atas.

Pityrosporum folliculitis adalah suatu kondisi kulit yang berkembang karena jamur dalam folikel rambut dan menyebabkan pruritus (gatal) yang papulopustules, dengan bentuk menyerupai jerawat hanya saja pada pityrosporum folliculitis papulnya berwarna lebih merah terang. Pustula ini terbentuk dari pertumbuhan berlebih dari jamur penyebabnya.SINONIM 

Malasezia folikulitisETIOLOGI ATAU PENYEBAB 

Jamur penyebab adalah spesies pityrosporum yang identik dengan malassezia furfur, penyebab pitiriasis versikolor atau panu. Spesies ini sekarang disebut sebagai malassezia setelah ditemukan 7 spesies, sehingga penyakit yang disebabkan oleh jamur ini atau dihubungkannya yang dahulu dinamai pitirosporosis sekarang disebut malaseziosis.
Jamur penyebab yang sekarang disebut sebagai Malassezia khususnya Malassezia furfur, adalah agen patogen pada Pityrosporum folliculitis. M furfur juga dikaitkan dengan penyakit kulit lainnya, termasuk dermatitis seboroik, folikulitis, pityriasis versicolor, dan dermatitis atopik.

SIAPA SAJA DAN BAGIAN TUBUH APA SAJA YANG TERKENA

Pitirosporum folikulitis atau Malasezia folikulitis sering terkena pada usia dewasa muda ataupun paruh baya, paling sering terjadi pada mereka yang berusia 13-45 tahun baik laki-laki maupun perempuan.
Kondisi ini biasanya terbentuk pada bagian atas dada dan punggung, kadang-kadang dapat mempengaruhi daerah lain termasuk wajah, leher, lengan atas dan wajah. jamur ini biasanya ditemukan pada kulit dan tidak menimbulkan masalah. Namun, bila dibiarkan jamur ini tumbuh tidak terkendali, kondisi seperti Pityrosporum folliculitis dapat berkembang. Karena tampaknya mirip dengan jerawat, kadang-kadang tidak dirawat dengan benar.
Masyarakat yang tinggal di iklim hangat dan lembab memiliki insiden yang lebih tinggi mengalami Pityrosporum folliculitis

FAKTOR PREDISPOSISI 

Faktor eksternal
  • Jamur penyebab pityrosporum folliculitis atau malasezia folikulitis cenderung tumbuh terlalu cepat di tempat yang panas, lembab, dan lingkungan yang berkeringat.
  • Pemakaian pakian yang ketat sehingga menyebabkan timbul keringat
  • Tabir surya dan pelembab berminyak dapat menutup jalan folikel.
Faktor Host atau individu
  • Kulit berminyak (diprovokasi oleh pengaruh hormonal)
  • Kegemukan
  • Kehamilan
  • Stres atau kelelahan
Penyakit Sistemik, termasuk:
  • Diabetes mellitus
  • Defisiensi imun
Obat-obatan, seperti:
Antibiotik oral spektrum luas (sering diresepkan untuk jerawat), antibiotik ini akan menekan bakteri kulit, bakteri yang tertekan ini malahan memungkinkan jamur untuk berkembang biak.
Steroid Oral seperti prednisone ( jerawat steroid), penggunaan steroid akan menyebabkan imun menurun yang berakibat mudahnya terinfeksi jamur
Kontrasepsi Oral atau pilGAMBARAN KLINIS 

Mallassezia folikulitis atau pitirosporum folliculitis memberikan keluhan gatal pada tempat predeleksi, klinis morfologi terlihat papul dan pustul perifolikuler, berukuran diameter 2-3mm, dengan peradangan minimal. Bentuknya menyerupai jerawat, karena gatal maka akan timbul juga erupsi papular.
Tempat predeleksinya yaitu dada, punggung dan lengan atas,. Kadang-kadang terdapat di leher dan jarang dimuka.

Mallassezia folikulitis atau pitirosporum folliculitis


Mallassezia folikulitis atau pitirosporum folliculitis



Mallassezia folikulitis atau pitirosporum folliculitis


Mallassezia folikulitis atau pitirosporum folliculitis


PATOGENESIS ATAU PERJALANAN PENYAKIT 

Spesies malassezia merupakan penyebab pitirosporum folliculitis dengan sifat dimorfik(berada dalam dua bentuk atau struktur yang berbeda), lipofilik ( membutuhkan asam lemak yang ada dalam kulit berminyak untuk berkembang biak) dan komensal.
Jamur Malassezia yang merupakan penyebab pitirosporum folliculitis ini membutuhkan asam lemak bebas untuk bertahan hidup. Biasanya, mereka ditemukan dalam stratum korneum dan folliculi pilar di daerah dengan peningkatan aktivitas kelenjar sebaceous seperti dada dan punggung.

Bila pada hospes terdapat faktor predisposisi, maka spesies malassezia akan tumbuh berlebihan dalam folikel, sehingga folikel dapat pecah. Dalam hal ini reaksi peradangan terhadap produk, tercampur dengan asam lemak bebas yang dihasilkan melalui aktifitas lipase.

Perluasan folikel rambut mengarah ke letusan putih pada kulit yang mengelilingi folikel rambut. Letusan ini juga dapat tampak merah, ini tergantung pada cuaca. Ketika folikel banyak terinfeksi oleh jamur, maka kulit akan tampak sebagai ruam putih atau merah.
Pesatnya pertumbuhan dan multiplikasi dari jamur di wilayah folikel rambut menyebabkan pengembangan ruam pada kulit. Kulit membentuk patch gatal dan jerawatan.DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis Pitirosporum folikulitis didasarkan pada kecurigaan klinis dari presentasi klasik papulopustules pruritus dalam pola folikuler ditemukan di punggung, dada, lengan atas, dan, terkadang leher. serta jarang hadir pada wajah. Perbaikan atau pengobatan lesi dengan terapi empirik antimycotic mendukung diagnosis klinis Pityrosporum folliculitis. Di bawah lampu Wood, fluoresensi biru terang atau putih yang diamati pada folikel di lokasi lesi. Diagnosa dengan biopsi juga dapat dilakukan, yang kemudian seperti penyakit jamur umumnya di gunakan KOH 10%

Gambaran Histologis: 
Dilated folikel rambut dengan sumbat keratin mengandung spora jamur 
Intra-dan perifollicular inflamasi infiltrat terdiri dari neutrofil, limfosit dan histiosit 
Intra-dan perifollicular musin kolam Folikel rambut bisa pecah, menghasut reaksi tubuh granulomatosa asing
Diagnosa banding atau penyakit yang mirip, meliputi:
  • Akne vulgaris (jerawat)
  • Folikulitis bakterial
  • Erupsi akne formis.''

MEMBEDAKAN AKNE (JERAWAT) DENGAN PITIROSPORUM FOLIKULER

Pada Pitirosporum folikulitis tidak ada komedo atau kista berhubungan dengan Pityrosporum folliculitis, ini berbeda dengan jerawat.
Lokasi predileksi, dimana pada Pitirosporum folikulitis jarang ditemukan dimuka, sedangkan jerawat lebih banyak di daerah muka atau wajah
Pada jerawat atau Acne vulgaris biasanya papulnya berwarna merah lebih ungu, tapi tidak gatal, ini berbeda dengan Pitirosporum folikulitis yang berupa papul berwarna merah terang di sertai gatal.
Pitirosporum folikulitis tidak dapat diobati dengan obat jerawat maupun antibiotik, melainkan harus dengan obat anti jamur.PENGOBATAN

Pengobatan dilakukan dengan mengunakan obat antijamur atau anti mikotik oral, misalnya :
Ketokonazol 200 gr selama 2-4 minggu
Itrakonazol 200gr sehari selama 2 minggu
Flukonazol 150gr seminggu selama 2-4 minggu
Pengobatan dengan anti jamur topikal biasanya kurang efektif, walaupun dapat menolong.

JANGAN GUNAKAN ANTIBIOTIK

Dalam beberapa kasus, penggunaan antibiotik untuk melawan infeksi dapat menyebabkan pitirosporu folliculitis. Hal ini terjadi karena antibiotik dapat mengganggu keseimbangan alami jamur dan bakteri yang hadir pada kulit, menyebabkan jamur tumbuh di luar kendali. Dalam kasus ini, Anda dapat mengobati folikulitis Pityrosporum dengan menghentikan pengobatan antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA


Buku ilmu penyakit kulit dan kelamin : pitirosporum folikulitis, edisi kelima, fakultas kedokteran UI.2008:100-101
Potter BS, Burgoon CF Jr, Johnson WC. Pityrosporum folliculitis. Report of seven cases and review of the Pityrosporum organism relative to cutaneous disease. Arch Dermatol. Mar 1973;107(3):388-91.
Levin NA. Beyond spaghetti and meatballs: skin diseases associated with the Malassezia yeasts. Dermatol Nurs. Jan-Feb 2009;21(1):7-13, 51; quiz 14.
Gaitanis G, Magiatis P, Hantschke M, Bassukas ID, Velegraki A. The malassezia genus in skin and systemic diseases. Clin Microbiol Rev. Jan 2012;25(1):106-41.
Akaza N, Akamatsu H, Sasaki Y, et al. Malassezia folliculitis is caused by cutaneous resident Malassezia species. Med Mycol. 2009;47(6):618-24.
Jacinto-Jamora S, Tamesis J, Katigbak ML. Pityrosporum folliculitis in the Philippines: diagnosis, prevalence, and management. J Am Acad Dermatol. May 1991;24(5 Pt 1):693-6.
Bulmer GS, Pu XM, Yi LX. Malassezia folliculitis in China. Mycopathologia. Jun 2008;165(6):411-2.
Gupta AK, Batra R, Bluhm R, Boekhout T, Dawson TL Jr. Skin diseases associated with Malassezia species. J Am Acad Dermatol. Nov 2004;51(5):785-98.

No comments:

Post a Comment