Tari perut atau belly dance yang populer sejak abad ke-18 belakangan kembali diminati. Perempuan usia belasan tahun hingga separo abad tampak menikmati tarian asal Timur Tengah itu. Mereka kompak menggerakkan perut dan pinggang di salah satu ruang di Celebrity Fitness Mal Galaxy pada Jumat siang, 16 Juli kemarin.
Belly dance awalnya memang dikenal sebagai tarian. Namun, belakangan itu dikembangkan di berbagai pusat kebugaran. Sebab, tarian tersebut juga bermanfaat untuk membentuk tubuh, terutama bagian perut dan pinggang. ''Gerakannya sederhana. Tapi, membutuhkan kerja otot-otot di bagian perut," kata Thomas Susilohadi, instruktur yang sudah tiga tahun terakhir menekuni belly dance.
Meski terkesan seksi, lanjut Thomas, belly dance berbeda dengan tari erotis. Sebab, belly dance tidak banyak menggerakkan bagian tubuh yang lain. Dia lantas menunjukkan beberapa gerakan dasar belly dance. "Lihat, yang bergerak bagian perut. Dada ke atas tidak ikut goyang," katanya. Karena itu, ketika belly dance dipertontonkan, perhatian utama hanya bagian perut, bukan yang lain.
Hal itu dipertegas dengan kostum yang mempertontonkan bagian perut. Masalah kostum tersebut membuat banyak perempuan enggan belajar karena malu. "Padahal, ini bukan untuk aksi vulgar gimana, tapi untuk tahu benar atau salahnya gerakan," ujar Thomas. Indikator lain adalah bunyi gemerincing sabuk berhias susunan keping logam yang terpasang di bagian pinggul.
Karena tidak butuh tenaga besar, tidak ada batasan usia bagi mereka yang ingin belajar belly dance. Misalnya, Vinny Irawaty. Perempuan 59 tahun itu tak kesulitan mengikuti gerakan Thomas. "Nggak susah kok. Yang penting niat belajar," kata nenek empat cucu tersebut. Bahkan, dia merasa tubuhnya lebih rileks setelah berlatih belly dance.
source:
Belly dance awalnya memang dikenal sebagai tarian. Namun, belakangan itu dikembangkan di berbagai pusat kebugaran. Sebab, tarian tersebut juga bermanfaat untuk membentuk tubuh, terutama bagian perut dan pinggang. ''Gerakannya sederhana. Tapi, membutuhkan kerja otot-otot di bagian perut," kata Thomas Susilohadi, instruktur yang sudah tiga tahun terakhir menekuni belly dance.
Meski terkesan seksi, lanjut Thomas, belly dance berbeda dengan tari erotis. Sebab, belly dance tidak banyak menggerakkan bagian tubuh yang lain. Dia lantas menunjukkan beberapa gerakan dasar belly dance. "Lihat, yang bergerak bagian perut. Dada ke atas tidak ikut goyang," katanya. Karena itu, ketika belly dance dipertontonkan, perhatian utama hanya bagian perut, bukan yang lain.
Hal itu dipertegas dengan kostum yang mempertontonkan bagian perut. Masalah kostum tersebut membuat banyak perempuan enggan belajar karena malu. "Padahal, ini bukan untuk aksi vulgar gimana, tapi untuk tahu benar atau salahnya gerakan," ujar Thomas. Indikator lain adalah bunyi gemerincing sabuk berhias susunan keping logam yang terpasang di bagian pinggul.
Karena tidak butuh tenaga besar, tidak ada batasan usia bagi mereka yang ingin belajar belly dance. Misalnya, Vinny Irawaty. Perempuan 59 tahun itu tak kesulitan mengikuti gerakan Thomas. "Nggak susah kok. Yang penting niat belajar," kata nenek empat cucu tersebut. Bahkan, dia merasa tubuhnya lebih rileks setelah berlatih belly dance.
source:
No comments:
Post a Comment