Kalau anda diminta datang ke psikiater oleh teman anda, kira-kira apa jawaban anda ? Bisa saja anda bilang "Ngapain ke psikiater, emang gw gila ?" . Mungkin juga "Kok loe nyuruh-nyuruh gue ke psikiater sih, emang gue bakal jadi lebih baik kalau ke sana?". Ada juga yang mengatakan "Gue tahu gue butuh psikiater, tapi gue takut ketergantungan ama obat-obatnya".
Buat sebagian besar orang Indonesia, ke psikiater mungkin adalah sesuatu yang harusnya dijauhi dalam kehidupan selama menjadi manusia. Dengan stigma yang masih melekat kuat terhadap gangguan jiwa dan profesinya termasuk psikiater, maka agak sulit membuat orang sadar berobat ke psikiater walaupun jelas-jelas mengalami gangguan kejiwaan.
Walaupun kesadaran akan perlunya konsultasi ke psikiater makin meningkat, tetapi kondisi ini baru berada pada komunitas tertentu saja. Sebagian masih memandang gangguan jiwa itu adalah sesuatu yang baik sendiri dan cukup hanya dengan pasrah pengobatannya. Di bawah ini, saya akan sedikit menguraikan apa yang dilakukan psikiater kepada pasien yang datang pada sesi pertama konsultasi yang biasanya berkisar antara 30-40 menit.
1. Membiarkan pasien menceritakan keluhannya dan latar belakang sakitnya
Pasien yang telah datang menemui psikiater biasanya akan menanyakan keluhan utama yang membuat pasien datang menemuinya. Psikiater biasanya akan membiarkan pasien menceritakan keluhan dan latar belakang dari sakitnya itu. Terkadang pasien kebingungan untuk memulai pembicaraan, pada kondisi ini biasanya psikiater bisa membantu mengarahkan pasien dalam menceritakan apa yang menjadi keluhan dan latar belakangnya.
2. Menanyakan informasi tambahan terkait keluhan sakitnya dan melakukan pemeriksaan fisik
Setelah membiarkan pasien bercerita, maka selanjutnya pasien akan ditanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sekirannya ditanyakan untuk melengkapi riwayat perjalan penyakit pasien, sehingga psikiater dapat mengarahkan kepada suatu diagnosis tertentu. Informasi ini sangat penting dan bisa didapatkan langsung dari pasien atau keluarganya. Pemeriksaan fisik dilakukan juga kepada pasien dengan gangguan kejiwaan. Saya selalu memeriksa fisik pasien tanpa kecuali setiap datang kontrol. Walaupun saya memahami ada psikiater yang tidak melakukan hal ini karena mungkin menganggap pasien yang datang kepadanya adalah pasien tanpa gangguan fisik.
3. Menerangkan kepada pasien tentang sebab/pemicu dari sakitnya
Walaupun sampai saat ini kebanyakan gangguan kejiwaan belum ditemukan sebabnya, tetapi psikiater biasanya akan menerangkan apa yang terjadi di dalam otak berkaitan dengan sakit yang diderita. Psikiater juga akan menerangkan bagaimana kondisi biopsikososial sangat berpengaruh terhadap kondisi sakit yang diderita. Konsep biopsikososial ini yang biasanya akan menjadi dasar informasi tentang sakit yang diderita pasien.
4. Merencanakan terapi
Psikiater selanjutnya akan merencakan apa yang akan dilakukannya berkaitan dengan kondisi yang dialami pasien. Terapi bisa berupa obat psikofarmaka dan juga pelaksanaan psikoterapi yang terdiri dari beberapa sesi. Kondisi ini sangat tergantung keadaan pasien. Setiap pasien adalah unik dan memiliki pendekatan yang berbeda-beda. Psikiater juga akan mempersilakan pasien bertanya tentang apa yang telah diterangkannya termasuk dalam hubungan dengan obat yang digunakan.
5. Memberikan kesimpulan dan kesempatan bertanya
Psikiater akan memberikan kesimpulan tentang kondisi pasien dan kesempatan bertanya tentang hal-hal yang dialami pasien berkaitan dengan kondisinya. Setelah semuanya sudah jelas maka psikiater akan menutup wawancara dan mengatur jadwal pertemuan selanjutnya.
Tentunya apa yang dituliskan di atas kadang tidak sama untuk setiap psikiater. Cara pendekatan psikiater masing-masing memang beda dan tentunya beradaptasi dengan kondisi pasien saat itu. Jika misalnya pasien yang diajak sedang dalam kondisi akut dan mengalami kegelisahan yang sangat, tentunya proses wawancara akan bisa ditunda dan proses terapi lebih dikedepankan.
Begitu juga bila mendapatkan pasien yang lebih banyak diam, maka keluarga bisa membantu dalam wawancara. Namun pada intinya, apa yang ditanyakan sesuai dengan informasi di atas. Waktu yang digunakan psikiater dalam praktek juga beragam. Saya sendiri di praktek swasta menggunakan waktu sekitar 30-40 menit untuk pasien baru sedangkan untuk pasien kontrol sekitar 15-30 menit. Kondisi ini berbeda untuk tiap pelayanan.
Tidak mungkin memeriksa pasien yang jumlahnya 60 di suatu RS Pemerintah dengan waktu masing-masing tiap pasien adalah 30 menit. Jadi tentunya dokter yang bekerja di tiap pelayanan telah mampu memodifikasi pelayanannya agar tetap menghasilkan pelayanan yang optimal. Semoga sedikit sharing ini membantu memahami kerja psikiater.
Salam Sehat Jiwa
Oleh : Dr.Andri, SpKJ * Psikiater, Pengamat Kesehatan Jiwa
No comments:
Post a Comment