Memeriksakan diri ke dokter memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi untuk menebus obat yang diresepkan dokter. Karena biaya yang tinggi akhirnya banyak yang memilih langsung ke apotek untuk beli obat yang biasa dipakai.
Tahukah Anda bahwa obat yang diberikan dokter harus berdasarkan indikasi atau kebutuhan yang disesuaikan dengan kondisi pasien?
Misalnya, Anda merasa demam tinggi. Kemudian memeriksakan diri ke dokter. Dokter kemudian akan mencari apa sebenarnya penyebab demam itu karena demam hanya sebuah gejala. Mungkin saat itu Anda demam dan disertai batuk. Batuk pun berbeda-beda penyebabnya. Bisa karena alergi, infeksi atau yang lainnya. Infeksi juga dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau kuman lain. Lebih lanjut lagi, virus atau bakteri atau kuman lain juga ada banyak jenisnya.
Nah, dari data yang ditemukan tersebut maka dokter akan menentukan obat apa yang harusnya diberikan kepada pasien.
Apabila dokter masih belum yakin akan penyebab penyakit, maka dokter akan meminta pasien melakukan pemeriksaan laboratorium baik itu periksa darah, foto X Ray, CT Scan dan lain sebagainya. Terkadang hasil tersebut juga masih belum dapat meyakinkan penyebab penyakit. Dokter akan tetap terus menelususi. Dalam kondisi seperti ini, dokter akan memberikan obat yang disesuaikan dengan yang dibutuhkan pasien.
Saking panjangnya proses yang dilakukan membuat biaya pengobatan membengkak. Sehingga terkadang pasien langsung ke apotek untuk membeli obat tanpa ke dokter. Yang perlu hati-hati adalah apotek di Indonesia dapat memberikan obat tanpa resep meskipun untuk obat-obat keras.
Sebagai contohnya, kita akan dengan gampangnya membeli obat jenis Antibiotik tanpa resep. Hanya dengan menyebutkan nama dan jumlah yang dimau, apotek akan memberikan obat yang dimaksud. Padahal obat ini berbahaya apabila dikonsumsi tidak sesuai dengan jenis kuman dalam tubuh yang akan dibasmi.
Masalah yang dapat dijumpai antara lain adalah sakit yang tidak sembuh-sembuh karena kuman tidak dapat dibasmi dengan antibiotik yang dikonsumsi, bahkan justru kuman 'baik' yang terbasmi. Akibat lain adalah terjadinya efek resistensi, yaitu memberikan kekebalan kepada kuman atas obat. Hal ini dapat terjadi akibat jenis obat yang tidak sesuai, dosis yang tidak sesuai atau cara pemberian yang tidak benar. Yang kesemuanya sangat mungkin terjadi apabila pasien hanya datang ke apotek untuk membeli obat tanpa instruksi dari dokter.
Sebenarnya Ada beberapa tips untuk bisa meringankan biaya atas pengobatan, yaitu dengan ikut serta program asuransi, meminta dokter untuk meresepkan obat Generik atau tentunya dengan jalan menjaga pola hidup sehat.
Asuransi memang tidak begitu populer di Indonesia. Berbeda dengan di negara berkembang lain yang mewajibkan semua orang untuk ikut serta dalam program asuransi. Ada beberapa jenis asuransi kesehatan yang ditawarkan, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita masing-masing.
Adalah hak pasien untuk mengetahui apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui terapi atau tindakan yang diberikan kepadanya. Apabila dokter tidak memberikan jawaban, tanyalah. Apabila dokter tidak memberikan jawaban yang memuaskan, pasien berhak untuk memilih dokter yang lain.
Pasien juga mempunyai hak untuk mengetahui obat-obat apa saja yang diberikan oleh dokter. Mintalah dokter untuk menjelaskan obat apa saja yang diresepkan, tidak hanya dijelaskan cara minum (berapa kali seharinya). Apabila dirasa obat yang diberikan terlalu banyak, tanyalah obat mana yang bisa tidak dibeli? Karena kadang dokter memberikan multivitamin, yang dapat pula pasien ganti dengan pola makan yang baik.@bedahpenyakit
Selain itu juga pasien mempunyai hak untuk minta diresepkan obat generik. Atau pasien dapat meminta ke apotek untuk menukar obat yang diresepkan oleh dokter dengan obat generik dengan komposisi yang sama. Ingat, dengan komposisi yang sama. Apabila terasa biaya obat terlalu mahal.
Hal lain yang paling mudah untuk meringankan beban pengobatan tentunya adalah dengan menjaga pola hidup yang sehat. Selamat berobat.
Penulis
dr M. Helmi MD, MSc, Anesthesiologist
PhD Research Fellow Detik
No comments:
Post a Comment