Dalam situasi tertentu, operasi plastik hampir sama seperti merokok karena menimbulkan perilaku kecanduan. Jadi jangan heran orang yang pernah sekali operasi plastik bakal mengulanginya hingga beberapa kali.
Operasi plastik sudah dianggap tidak tabu yang membuat wanita atau pria berkantong lumayan akan terus menyempurnakan tubuhnya melalui operasi plastik.
Awalnya cuma operasi kelopak mata, kemudian operasi bibir, hidung, leher, bokong, pinggang, panggul, kaki dan lainnya.
Bintang film Elizabeth Taylor sepanjang usianya yang 78 tahun telah melakukan 100 kali operasi lebih mulai dari operasi kesehatan, operasi caesar dan terbanyak operasi kecantikan.
Bintang reality show Heidi Montag juga mengakui ia telah menjalani 10 kali operasi plastik dalam satu hari. Meskipun ia tidak mengaku kecanduan, tapi para ahli berpendapat perilaku seperti itu sudah merupakan kecanduan.
"Kecanduan itu ditandai tiga gejala fundamental yaitu mengulangi lagi, ngidam sesuatu dan melakukan sesuatu meskipun memiliki konsekuensi negatif," ujar Tom Horvarth, psikolog di pusat perawatan kecanduan di La Jolla, California, seperti dikutip dari Foxnews, Kamis (1/4/2010).
Horvarth menambahkan meskipun kenikmatan yang didapatkan seseorang dari operasi plastik tidak sama dengan kenikmatan dari zat tertentu seperti merokok, tapi perilaku ini berpotensi menimbulkan adiktif (kecanduan).
"Potensi ini dilihat jika seseorang telah berhasil mengubah tubuhnya dan mendapatkan hasil bagus, maka orang tersebut akan berpikir tentang operasi berikutnya yang ingin diperbaiki dengan operasi plastik. Di sinilah kecanduan operasi plastik dimulai," ungkapnya.
Kebanyakan orang yang telah kecanduan operasi plastik karena ingin memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Biasanya orang-orang ini merasa harus tampil cantik di sepanjang waktunya.
Orang yang tidak merasa puas dengan dirinya sendiri dari waktu ke waktu juga akan melakukan apapun untuk meningkatkan kepuasan tubuhnya, sehingga memicu orang untuk ketagihan operasi plastik.
Alasan lain orang ingin melakukan operasi plastik adalah keinginan untuk tampil lebih muda, agar bisa diterima oleh lingkungan sosial. Ada juga yang melakukan operasi agar terlihat tidak terlalu etnis seperti kelopak mata sipit yang dilebarkan.
Dalam beberapa kasus, orang yang melakukan operasi plastik karena memiliki persepsi realistis dari fiturnya yang dalam kondisi medis dikenal dengan gangguan tubuh dismorfi (body dysmorphic disorder).
Jika pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kecanduan, maka seorang ahli bedah biasanya akan merekomendasikan pasien untuk melakukan konseling dan membicarakan seberapa perlu dirinya melakukan operasi plastik.
Namun hal ini akan menjadi sangat sulit, terutama jika pasien sebelumnya telah melakukan banyak operasi plastik di tubuhnya. Jika hal ini terjadi maka terapi fisiologis kemungkinan dibutuhkan.
Cara terbaik untuk mencegah kecanduan operasi plastik adalah menghentikannya sebelum benar-benar terjadi. Operasi plastik bukanlah suatu hal yang buruk, tapi jika dilakukan terus menerus dan mengubah banyak hal bisa menjadi sesuatu yang buruk. Seseorang harus tahu kapan dirinya membutuhkan operasi plastik dan kapan tidak.
No comments:
Post a Comment