Inilah Perban yang Dapat Berubah Warna
Kulit kita dapat saja terluka kapan pun dan di mana pun. Entah itu ketika kita beraktivitas di luar maupun di dalam ruangan. Seperti ketika berolahraga, bekerja, dan bahkan melakukan pekerjaan di rumah sekalipun. Bila luka yang kita alami ringan, sering kali kita memakai perban agar cepat sembuh. Tentu saja luka tersebut harus dibersihkan dahulu sebelum kita mengenakan perban agar tidak infeksi. Perban yang kita kenakan berguna untuk menjaga agar luka kita tidak terbuka menganga sehingga mudah terkena infeksi kuman dari luar. Karena bila luka kita terkena infeksi kuman, maka dapat berakibat lebih parah dan bahkan lebih fatal. Luka tersebut bisa menjadi lebih dalam dan menyebar ke jaringan kulit lainnya. Oleh sebab itu, kita menggunakan perban untuk menghindari infeksi pada luka kita.
Namun seringkali kita membuka tutup perban kita untuk mengintip apakah luka kita sudah sembuh atau belum. Bila sudah sembuh, maka luka kita akan terlihat sudah mengering dan kulit kita terlihat lebih baik. Namun bila belum, luka kita akan terlihat masih merah dan basah serta perih. Untuk mengetahui kondisi luka kita apakah sudah sembuh atau belum, kita harus mengintip ke dalam perban tersebut. Dimana kita harus membuka salah satu sisi perban tersebut. Dan bila teryata masih belum sembuh, kita harus menutup kembali perban tersebut pada kulit kita. Selain rasa nya juga perih, membuka tutup perban luka kita. Ada bahaya lain yang tidak disadari kebanyakan orang. Karena dengan membuka tutup perban, maka kita akan mengundang kuman masuk ke dalam luka kita. Dengan begitu, kuman – kuman yang berterbangan di udara akan memiliki kesempatan lebih besar untuk hinggap pada luka kita bila hal ini sering kita lakukan. Kesempatan kuman – kuman hinggap pada luka kita semakin besar sehingga dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah. Karena setelah perban dibuka, perban tersebut akan ditutup kembali. Hal tersebut akan membuat kuman – kuman tersebut terus hinggap pada luka kita.
Hal ini membuat para ahli terinspirasi untuk mencari cara agar perban yang kita gunakan tidak perlu dibuka tutup untuk mengetahui kondisi kulit kita yang terluka. Nah, beruntung lah kita mempunyai para peneliti dari Institut Penelitian Fraunhofer untuk Modular Solid State Technologies EMFT di Munich, Jerman. Para peneliti ini telah berhasil menemukan sebuah perban yang mempunyai indikator untuk mengindikasikan kondisi luka kita. Indikator tersebut berupa perubahan warna. Jadi, perban tersebut terbuat dari sebuah bahan khusus yang dapat berubah warna. Dalam keadaan kulit norman, perban tersebut berwarna kulit. Namun ketika kondisi luka kita terinfeksi, maka warna perban akan berubah warna menjadi ungu. Sehingga kita dapat mengetahui kondisi luka pada kulit kita tanpa harus membuka tutup perban. Hanya dengan melihat warna pada perban kita, maka kita akan mengetahui keadaan luka pada kulit kita.
Perban ini terbuat dari bahan khusus yang dapat mendeteksi kadar pH pada kulit kita. Cara kerja bahan perban ini berdasarkan tingkat pH pada luka kita. Menurut penelitian, kondisi kulit yang normal dan luka yang tak terinfeksi memiliki pH di bawah 5 dan paling maksimal pH-nya berada di angka 5. Namun, kulit dengan luka yang terinfeksi dapat mencapai tingkat pH yang tinggi, yaitu antara 6,5 hingga 8,5. Sehingga bila kondisi luka kita masih belum sembuh, maka perban ini akan berwarna ungu. Dan ketika kulit kita sudah sembuh, perban ini berwarna kulit.
Dengan berkurangnya upaya kita untuk membuka tutup perban, maka akan sangat membantu proses penyembuhan luka kita. Karena ketika proses penyembuhan, tidak akan terganggu dengan dibuka tutup nya perban yang dapat mendatangkan kuman untuk menginfeksi luka kita.
(Gajitz/rei)