Badan pengawas konsumen Australia Choice, mengklaim sekitar separuh dari warga Australia yang berusia 30 tahun memiliki tato. Tetapi amankah jika kemudian ada yang ingin menghapusnya?
Dari studi yang juga dilakukan oleh Choice, lebih dari setengah pemilik tato yang berusia 30 tahun tersebut ingin menghapus tatonya. Saat ini satu-satunya cara untuk menghapus tato adalah dengan pengunaan laser. Tapi laser memiliki potensi membakar dan memberikan bekas luka yang permanen.
"Jika tato ingin dihapus, mereka perlu tahu bahwa yang menghapusnya adalah orang yang telah mendapatkan pelatihan dengan benar. Harus diyakinkan juga bahwa teknologi yang digunakan tidak akan membuat luka lebih dalam," ujar Tom Godfrey, juru bicara Choice.
Jason Potter salah satu pemilik klinik penghapus tato di Sydney mengatakan semakin banyak orang yang ingin tatonya dihapus. "Sekitar 80 persen yang datang ingin tatonya ditutup, karena salah penulisan nama, atau karena ada nama mantan pacarnya, juga karena tato yang belum selesai, " kata Jason. Ia juga mengatakan sebagian orang tidak menyukai tatonya karena alasan sederhana saja, yakni mereka tidak menginginkannya lagi.
Ia menambahkan tidak semua klinik penghapusan tato adalah sama dan aman. "Saya pernah dengar ada klinik kecantikan yang membeli alat sebesar laptop untuk menghapus tato, tapi malah membakar kulit," jelasnya.
Sementara itu, Dr Philip Bekhor, Direktur dari Unit Laser di rumah sakit Melbourne's Royal Children's mengaku tidak percaya bahwa masih kurangnya pengawasan terhadap industri penghapusan tato.
"Hampir 100 persen tidak diatur. Karenanya, perlu ada undang-undang soal ini," ujar Dr Philip.
"Mereka perlu beroperasi dibawah pengawasan, jika ada yang mengalami komplikasi atau terluka, perlu dilaporkan," tambahnya lagi.
No comments:
Post a Comment