Diabetes gestasional merupakan diabetes yang muncul hanya pada masa kehamilan. Kondisi ini biasanya menghilang sesudah melahirkan, namun hampir setengahnya kemudian akan muncul kembali. Jika tidak dikendalikan dengan baik diabetes gestasional bisa berdampak buruk bagi janin dan ibu.
Diabetes gestasional seringkali terlambat dideteksi, yakni baru pada minggu ke-26 kehamilan. Padahal bila dideteksi sejak dini, risiko pada ibu dan janin bisa dikurangi. Penyakit ini bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, termasuk pertumbuhan terhambat, cacat bawaan, kelainan jantung, bayi lahir besar, dan sebagainya.
Riset teranyar menunjukkan diabetes gestasional bisa dideteksi sejak awal dengan mengukur kadar trigliserida dan mengetahui riwayat pertambahan lingkar pinggang ibu hamil.
Dalam penelitian terhadap 144 ibu hamil, diketahui wanita yang lingkar pinggangnya lebih dari 85 sentimeter dan kadar trigliseridanya tinggi selama tri semester pertama kehamilan cenderung memiliki kadar gula darah yang tinggi ketika dilakukan uji sampel darah di tri semester kedua. Ketika dimulainya studi ini seluruh ibu hamil memiliki kadar gula darah yang normal.
Kadar gula darah yang tinggi dalam darah merupakan indikator diabetes gestasional. Sementara trigliserida yang tinggi dan lingkar pinggang lebar merupakan penanda obesitas, yang menjadi faktor risiko diabetes gestasional.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan bayi dari risiko yang ditimbulkan akibat diabetes? Ibu hamil diwajibkan untuk mengontrol kadar gula darahnya dengan cara mengatur pola makan, berolahraga dan mengonsumsi obat-obatan. Pemeriksaan kandungan juga wajib dilakukan secara rutin.
Diabetes gestasional seringkali terlambat dideteksi, yakni baru pada minggu ke-26 kehamilan. Padahal bila dideteksi sejak dini, risiko pada ibu dan janin bisa dikurangi. Penyakit ini bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, termasuk pertumbuhan terhambat, cacat bawaan, kelainan jantung, bayi lahir besar, dan sebagainya.
Riset teranyar menunjukkan diabetes gestasional bisa dideteksi sejak awal dengan mengukur kadar trigliserida dan mengetahui riwayat pertambahan lingkar pinggang ibu hamil.
Dalam penelitian terhadap 144 ibu hamil, diketahui wanita yang lingkar pinggangnya lebih dari 85 sentimeter dan kadar trigliseridanya tinggi selama tri semester pertama kehamilan cenderung memiliki kadar gula darah yang tinggi ketika dilakukan uji sampel darah di tri semester kedua. Ketika dimulainya studi ini seluruh ibu hamil memiliki kadar gula darah yang normal.
Kadar gula darah yang tinggi dalam darah merupakan indikator diabetes gestasional. Sementara trigliserida yang tinggi dan lingkar pinggang lebar merupakan penanda obesitas, yang menjadi faktor risiko diabetes gestasional.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan bayi dari risiko yang ditimbulkan akibat diabetes? Ibu hamil diwajibkan untuk mengontrol kadar gula darahnya dengan cara mengatur pola makan, berolahraga dan mengonsumsi obat-obatan. Pemeriksaan kandungan juga wajib dilakukan secara rutin.
No comments:
Post a Comment