Sunday, September 2, 2012

Kesulitan BAB Waspada Kanker Usus!

Kesulitan BAB Waspada Kanker Usus!
BILA Anda sering susah buang air besar, sering sakit perut atau sembelit sebaiknya waspada. Bisa jadi gangguan yang Anda alami merupakan salah satu bentuk gejala kanker usus besar atau kanker kolorektal.

Seperti diungkap Dr Adil Pasaribu, Sp.B.KBD, dokter spesialis bedah kanker dari RS Dharmais Jakarta, sebagian orang saat ini mengabaikan gejala sakit perut, susah buang besar dan perubahan siklus buang air besar. Padahal, gejala-gejala itu merupakan bagian dari pertanda adanya penyakit kanker kolorektal. 


¨Kebanyakan masyarakat tidak menyadari bahwa kanker dapat dipicu oleh gejala-gejala yang dianggap remeh seperti cara diet yang salah yang menyebabkan kebiasaan buang air besar dan sembelit, ungkap Dr. Adil di Jakarta,

Menurut Aidil, perubahan siklus buang air besar memang merupakan gejala yang patut diwaspadai dalam mengantisipasi kanker kolorektal. Perubahan yang tidak wajar atau siklusnya melebihi waktu transit harus dicurigai sebagai gejala.

¨Normalnya, waktu transit yang dibutuhkan makanan dari sejak masuk hingga dikeluarkan lagi melalui anus tidak melebihi 48 hingga 72 jam. Jika waktunya melebihi angka tersebut, sebaiknya harus berhati-hati.

Selain perubahan siklus buang air besr, tanda lainnya yang bisa dideteksi sebagai gejala kanker usus besar adalah ditemukannya darah pada kotoran saat buang air besar. Tanda lainnya adalah penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, rasa sakit di perut atau bagian belakang, perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar dan tidak ada rasa puas dan kadang-kadang dapat diraba adanya massa atau tonjolan pada perut.

Prevalensi meningkat
Kanker kolorektal sendiri merupakan salah satu jenis kanker yang jumlah kasus atau tingkat prevalensinya cukup tinggi. Di Indonesia sejauh ini memang belum ada data akurat mengenai jumlah kasus secara rinci. "Tetapi di seluruh dunia, berdasarkan laporan terakhir, kanker kolorektal menempati urutan kedua dari daftar peenyakit kanker yang paling banyak diderita," ujarnya.

Meski belum ada data akurat, kata Adil, kasus kanker kolorektal di Indonesia cenderung mengalami peningkatan seiring dengan berubahnya gaya hidup masyarakat. Indikasi peningkatan itu misalnya dapat tercermin dari sebuah riset seorang peneliti di Semarang yang menemuan adanya kenaikan angka kejadian dari tahun 1970 hingga 1980.

"Kalau sebelumnya angka kejadian per 1000 itu rata-rata pada perempuan 2,4 dan pada pria 2,2, ternyata kemudian ada peningkatan menjadi 3,1 hingga 3,2. Jika di tanah air ada peningkatan kasus, sebaliknya di negara maju angka kejadian kanker kolorektal justru menurun," terang Adil.

Di rumah sakit kanker Dharmais Jakarta sendiri, lanjut Adil, kanker kolorektal masuk dalam empat besar dari 10 jenis kanker yang paling banyak dialami para pasien. Kanker kolorektal banyak menyerang di usia 55-64 tahun. Namun saat ini cukup banyak juga usia 35-44 tahun yang telah menderita kanker usus besar dan rektum. Rata-rata mereka yang berobat menjadi sulit diobati karena sudah dalam stadium lanjut. 

"Oleh sebab itulah, penting artinya untuk mengetahui gejalanya dari awal dan menjaga kesehatan termasuk menghindari gaya hidup yang dapat memicu risiko terjadinya kanker ini seperti pola makan tak sehat, stres, merokok dan alkohol," jelasnya.

No comments:

Post a Comment