Kecoa merupakan spesies serangga yang dikenal sebagai hama perkotaan. Kecoa umumnya ditemukan di perumahan, mini market, gudang, mall dan tempat- tempat lain yang menyediakan sumber makanan bagi kelangsungan hidupnya.
Jenis kecoa yang paling umum ditemukan di Indonesia adalah kecoa jerman (Blatella germanica) dan kecoa Amerika (Periplanetta Americana). Kedua jenis ini memiliki perbedaan ciri morfologinya, kecoa jerman merupakan spesies kecoa kecil (1,6 cm), sedangkan kecoa amerika merupakan spesies kecoa yang lebih besar (± 2,5 cm), akan tetapi perannya sebagai hama dan vektorpenyakit tetap sama. Perlu diketahui bahwa kecoa juga berperan sebagai vektor sejumlah kuman penyakit yang menyebabkan diare, tifus, kolera dan lain- lain. Beberapa bakteri yang telah berhasil diisolasi dari kecoa termasuk E.coli (diare), Pseudomonas aeruginosa (infeksi saluran urin), Salmonella oranienburg(gastroenteritis), Shigella alkalescens (disentri), Shigella paradysenteriae (diare) dan lain- lain. Hal ini menyebabkan kecoa menjadi salah satu serangga hama yang sangat berbahaya bagi manusia.
Berbagai upaya untuk memberantas kecoa dilakukan oleh pengendali hama di berbagai belahan dunia, meliputi penggunaan insektisida dan perangkap kecoa. Untuk memberantas hama kecoa dalam jumlah yang besar biasanya digunakan bahan kimia dalam bentuk aerosol, spray, umpan, bubuk dan gel. Cara kimiawi lebih banyak dilakukan oleh masyarakat seperti dengan penyemprotan insektisida atau pengasapan, karena dinilai sangat praktis penggunaanya. Padahal, penyemprotan dan pengasapan dengan formula yang mengandung insektisida ini dapat menyebar ke seluruh ruangan di dalam rumah dan meracuni penghuni rumah. Selain itu metode ini banyak meninggalkan residu yang berbahaya bagi kesehatan penghuni rumah, sehingga penggunaan insektisida yang meninggalkan residu seperti aerosol, spray dan bubuk mulai ditinggalkan karena tidak memenuhi kriteria efektif dan aman.
Seiring dengan penggunaan insektisida yang terus-menerus dalam jangka panjang, muncullah masalah baru, yaitu resistensi serangga terhadap insektisida. Resistensi merupakan suatu bentuk adaptasi serangga untuk tetap bertahan hidup (survive) menghadapi berbagai tekanan lingkungan. Dalam menghadapi tekanan yang luar biasa dari insektisida, individu yang lemah akan tereleminasi, sedangkan individu yang kuat akan tetap bertahan. Pada awalnya jumlah individu yang resisten terhadap insektisida ini sangat sedikit, tetapi setelah melalui beberapa generasi dan selalu mendapatkan tekanan insektisida yang sama, maka akan terbentuk sebuah populasi yang resisten terhadap insektisida tersebut. Akhirnya kita akan selalu berlomba dengan kecoa dalam menemukan jenis insektisida yang mutakhir, kecoa pun akan ikut mengembangkan kemampuan resistensi yang yang mutakhir.
Lalu bagaimana lagi usaha kita untuk memberantas hama berbahaya ini ?
Secara umum, ada tiga cara efisien dan aman yang dapat kita lakukan untuk memberantas hama kecoa di lingkungan kita. Pertama, dengan umpan gel beracun. Umpan gel ini merupakan formulasi yang mengandung makanan kesukaan kecoa ditambah dengan gel dan insektisida. Dengan cara ini maka tidak ada residu yang membahayakan penghuni rumah setelah penggunaanya. Pengaplikasiannya disarankan di tempat- tempat persembunyian kecoa dan jauh dari jangkauan anak- anak atau hewan peliharaan, misalnya di belakang lemari, celah- celah dinding dapur, bawah meja dapur dan gudang. Kecoa dapat bersifat kanibal dalam kondisi tertentu. Penggunaan umpan gel yang mengandung fipronil akan memberikan efek kematian ganda pada kecoa, yaitu meracuni dan membunuh kecoa yang memakan umpan gel, dan meracuni kecoa kanibal yang memakan kecoa yang mati terkena racun fipronil.
Kedua, untuk mencegah terjadinya resistensi pada kecoa, maka dalam menggunakan umpan gel hendaknya bergantian dengan umpan gel beracun lain yang mengandung bahan aktif dengan sistem kerja berbeda. Misalnya, untuk bulan ini menggunakan umpan gel yang berbahan aktif hydramethylnon (racun perut), sedangkan bulan berikutnya diganti dengan yang berbahan aktif fipronil (racun syaraf) jika jumlah kecoa di rumah/bangunan masih banyak. Cara seperti ini akan menghambat kecoa untuk mengembangkan kemampuan resistensinya terhadap insektisida yang kita berikan. Dan yang terpenting adalah yang ketiga, hendaknya kita menjaga kebersihan rumah atau lingkungan kita. Kecoa merupakan serangga yang sangat suka memungut sisa- sisa makanan kita, dan kecoa umumnya bertelur dan berkembang biak di tempat yang berantakan seperti gudang, tempat sampah dan tempat tak beraturan lainnya. Dengan menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan kita, maka akan memperkecil peluang kecoa untuk berkembang biak. Akhirnya keinginan kita untuk menciptakan rumah yang sehat dapat diwujudkan.
No comments:
Post a Comment