Tinnitus adalah suara mendenging, mendesing, menderu atau bunyi lainnya yang terdengar tanpa ada sumber suara eksternal. Nada suaranya bisa tinggi atau rendah, teratur atau tidak teratur (bising), terus-menerus atau putus-putus, dimulai tiba-tiba atau perlahan-lahan, dan terdengar oleh salah satu atau kedua telinga atau di kepala.
Tinnitus adalah kondisi yang cukup umum. Diperkirakan bahwa satu dari lima orang di dunia sering mengalami tinnitus. Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa 10% orang dewasa sering mengalami tinnitus yang berlangsung lebih dari 5 menit, 1% mengalami tinnitus yang mengganggu, dan 0,5% mengalami tinnitus parah yang membatasi aktivitas normal.
Dua bentuk tinnitus
Tinnitus diklasifikasikan ke dalam dua bentuk yaitu obyektif dan subyektif.
Tinnitus obyektif. Tinnitus jenis ini dapat didengar oleh orang lain dengan stetoskop atau hanya dengan merapatkan telinga ke telinga penderita. Tinnitus obyektif terjadi pada kurang dari 5 persen kasus dan sering berkaitan dengan gangguan pembuluh darah atau otot. Suara-suara biasanya disebabkan oleh anomali vaskular, kontraksi otot berulang, masalah sendi rahang atau cacat telinga struktural. Penderita mungkin mendengar aliran mendenyut dari arteri karotid atau mendesing darivena jugularis. Tinnitus obyektif juga bisa menjadi tanda peningkatan tekanan di dalam tengkorak yang mungkin diikuti oleh kelainan neurologis lainnya. Suara mungkin timbul dari aliran darah yang melalui struktur vena terkompresi di dasar otak. Penyebab lainnya dari tinnitus obyektif adalah hal-hal yang menyebabkan gerakan otot abnormal, seperti kejang otot stapedius (yang melekat pada sanggurdi di telinga tengah).
Tinnitus subyektif. Tinnitus yang hanya terdengar oleh pasien. Seorang dokter yang sangat terlatih pun tidak bisa turut mendengarnya. Tinnitus subyektif jauh lebih umum (sekitar 95 persen kasus) dan merupakan gejala yang berhubungan dengan hampir semua gangguan telinga, terutama gangguan pendengaran neurosensorik yang disebabkan oleh kerusakan saraf dan / atau sel-sel rambut yang mengirimkan impuls suara ke otak.
Terapi tinnitus
Penting untuk diingat bahwa tinnitus adalah gejala, bukan penyakit. Dengan demikian, pengobatannya diarahkan untuk menghilangkan kondisi yang mendasarinya, bukan hanya mengurangi gejala. Penyebab tinnitus obyektif berbeda dengan tinnitus subyektif karena perlu sumber yang secara fisik mampu menghasilkan gelombang suara. Penyebab tinnitus obyektif terutama adalah hal-hal yang menyebabkan suara samar untuk pemeriksa (dokter) namun berpotensi keras untuk penderita.
Beberapa penyebab medis yang terkait dengan tinnitus antara lain:
- Gangguan di telinga bagian luar, seperti kotoran telinga, rambut menyentuh gendang telinga, benda asing atau gendang telinga berlubang.
- Gangguan di telinga tengah, seperti tekanan negatif dari disfungsi tuba eustakius, infeksi,otosklerosis, alergi atau tumor jinak
- Gangguan di telinga bagian dalam, seperti gangguan pendengaran neurosensorik akibat paparan kebisingan, penuaan, infeksi telinga bagian dalam atau penyakit Meniere.
- Gangguan sistemik seperti tekanan darah tinggi atau rendah, anemia, diabetes, disfungsi tiroid, kelainan metabolisme glukosa, gangguan pembuluh darah, tumor pada vena jugularis, tumor akustik dan aneurisma kepala atau leher.
- Gangguan lain seperti trauma kepala atau leher, gangguan temporomandibular (sendi rahang) dan leher terkilir
- Obat-obatan tertentu seperti aspirin, ibuprofen, kina, sedatif, antidepresan, antibiotik dan agen kemoterapi tertentu.
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa meskipun pada awalnya tinnitus dapat disebabkan oleh cedera di telinga, pada akhirnya pola pendengaran tercipta di otak. Oleh karena itu, pendekatan pengobatan diarahkan pada otak, bukan telinga.
Jika Anda memiliki tinnitus, konsultasikan dengan dokter Anda untuk menentukan penyebab dan pengobatannya.
No comments:
Post a Comment