Wednesday, March 6, 2013

Tips Merawat dan Pengobatan Penyakit Typhus

Perawatan dan pengobatan demam tifoid (Typhoid fever) adalah dengan meniadakan serangan kuman mempercepat pembasmian kuman, memperpendek perjalan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, mencegah relaps dan mempercepat penyembuhan. Sedangkan pengobatan terdiri dari pemeberian antimikroba yang tepat. Perawatan biasanya bersifat simtomatis istirahat dan dietetik. Pemasukan cairan dan kalori ke dalam tubuh penderita perlu diperhatikan.

Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing (paracetamol). Untuk anak dengan demamtifoid maka pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pembrantasan kuman serta waktu perawatan dapat dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika yang lain seperti ampicilin, trimethroprim-sulfamethoxazole, kontrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam yang berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan infus.

Pengobatan penyakit typhus juga dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Selama pengobatan anak dianjurkan untuk berbaring di tempat tidur dan posisi berbaring harus sering diubah-ubah. Disamping itu, jangan biarkan anak terlalu banyak bergerak karena dapat menimbulkan kelelahan. Faktor kelelahan dapat juga memperburuk keadaan karena pada saat itu tubuh anak belum mempunyai ketahanan yang kuat untuk mengatasi kelelahan. Anak dianjurkan beristirahat di tempat tidur selama 5-7 hari hingga bebas dari demam. Setelah itu anak dapat dilatih duduk pada hari pertama selama 2x15 menit, pada hari kedua duduk 2x30 menit, pada hari ketiga sudah dapat dilatih berjalan, kemudian hari keempat sudah dapat pulang tentu saja dengan memperhatikan kondisi kesehatanya.

Dahulu makanan yang dianjurkan adalah semua makanan saring, namun sekarang semua jenis makanan yang prinsipnya lunak, mudah untuk dicerna, mengandung cukup cairan, kalori, serat, tinggi protein dan vitamin, tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas dapat diberikan kepada penderita. Makanan lunak tersebut mutlak diberikan selama anak istirahat. Jika kondisi tubuh sudah mulai membaik, anak dapat diberikan makanan seperti biasa, dan seterusnya. dengan demikian usus anak yang terluka dapat sesegera mungkin pulih kembali.

No comments:

Post a Comment