Monday, June 23, 2014

Mengobati Luka Menahun dengan Plasma


Georg Isbary memang spesialis pengobatan luka kronis. Dia mengobati pasien dengan luka menahun yang sulit sembuh. Bakteri mencegah luka pasien menutup sempurna, walau sudah diobati salep dan antibiotika. 

Dokter ahli kulit dari München ini memanfaatkan perangkat kedokteran yang cuma satu-satunya di dunia. Enam elektroda dengan kilat-kilat kecil yang menciptakan plasma. Terdiri dari partikel bermuatan listrik yang dihembus udara hangat langsung ke luka.

Dr Georg Isbary menjelaskan, "Plasma dalam kondisi berbentuk gas, hingga bisa memasuki bagian yang lebih kecil, yang tidak bisa dicapai cairan atau salep. Artinya, kita bisa menembus hingga lokasi dimana bakteri berada. Keunggulan pengobatan plasma adalah bakterinya diserang dari berbagai arah."

Teknologi plasma dikembangkan di Institut Max-Planck untuk fisika extra-terestrial di Garching. Sejak bertahun-tahun, pakar fisika di sini membangkitkan plasma artifisial, untuk digunakan dalam penelitian di stasiun ruang angkasa.

Dalam eksperimen di ruang angkasa, temanya bukan penyembuhan luka, melainkan riset dasar. Partikel plastik amat kecil dimuati aliran listrik, dan diamati secara spontan membuat formasi teratur.

Dengan itu efek sampingan plasma ditemukan, yakni sebagai obat suci hama ampuh. Sebuah tim peneliti terus melakukan ujicoba perangkat plasma baru. 

Cawan pembiakan bakteri ini selama 30 detik dipapar pancaran plasma. Lalu disimpan semalam dalam lemari pembiak.

Hasilnya pada keesokan harinya amat tegas: plasma menghancurkan dinding sel bakteri. Hanya koloni kecil di pinggiran yang masih hidup.

Dr Julia Zimmermann, dari Max-Planck-Institut mengatakan, "Rencananya, peralatan ini akan diuji coba di klinik untuk mengobati jerawat, beragam penyakit kulit, penyakit jamur atau herpes. Penggunaannya amat mudah, tempelkan di kulit, hidupkan plasmanya, tunggu beberapa detik, semua bakteri mati, baik di kulit atau dalam luka."

Para peneliti terus melakukan riset. Mereka mengembangkan peralatan dari jaringan elektroda, untuk menyucihamakan beragam objek, mulai anggota badan, makanan atau alat operasi.

Plasma hanya bisa terlihat dalam gelap. Oksigen di udara jika dimuati aliran listrik akan menciptakan pancaran sinar ultraviolet yang memiliki efek suci hama. 

Dr Julia Zimmermann menjelaskan, perangkat ini membangkitkan plasma dingin, berupa gas terionisasi. "Kita masukkan tangan ke sini, gas akan mengalir dan meresap hingga ke bawah kuku jari atau luka kecil. Membunuh bakteri, jamur atau virus yang ada pada kulit," jelasnya.

Rumah sakit Schwabing di München amat tertarik pada perangkat semacam itu. Pasalnya, di sini para dokter juga menghadapi masalah bakteri yang multiresisten. 

Setiap grendel di pintu, atau jabat tangan bisa menularkannya. Kini di Jerman makin banyak pasien terinfeksi bakteri semacam ini.

Sumber: Deutsche Welle
http://www.batamtoday.com/

No comments:

Post a Comment