Ciri-ciri Plasmodium
Dengan hasil penelitian dari Alphonse Laverans seorang sarjana Perancis, maka perkiraan yang mengenai malaria lambat laun mulai sirna. Pada mulanya orang mengira penyakit malaria itu dikarenakan oleh keadaan udara buruk dan malaria itupun diambil dari pengerian tersebut yaitu dari kata Mala dan Aria.
Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini mempunyai ciri-ciri bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan berkembangbiak dengan perantaraan spora-spora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu :
hidup sebagai parasit
tidak mempunyai alat untuk bergerak.
Pembiakan dengan pembentukan spora.
Tidak ada Vakuola kontraktil
Bila dilihat dari ordonya, maka plasmodium ini termasuk kedalam Haemosporodia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
mempunyai spora yang hidup didalam darah
jaringan parenkim pada burung dan mamalia.
Tidak membuat spora yang resisten.
Menurut Norman D. Levine ( 1990 : 83 ), anggota plasmodium ini serupa dengan coccidia klasik, tetapi perbedaannya mereka memasuki eritrosit, bukan memasuki sel usus. Mereka menghasilkan sejumlah mikrogamet yang tidak banyak (biasanya dengan flagella tunggal bukan sejumlsh besar mikrogamet dengan 2/3 flagella. Merozoit mempunyai seluruh organel dari kelompok apikal, kecuali homoid, tetapi 24-26 mikrotubulus sub pelikuler dan 2 roptri, generasi merozoit terdapat dalam jumlah yang terhitung besarnya.
Plamodium berparasit bukanlah pada organ-organ tubuh, seperti tangan, kaki, telinga dan organ lainnya, tetapi plasmodium ini berparasit pada darah manusia ( eritrosit ), plasmodium ini mempunyai ukuran tubuh yang lebih kurang 5ų (mikron), reproduksi yang dilakukannya bisa terjadi secara generatif dan juga bisa dilakukan secara vegetatif. Secara vegetatif / aseksual plasmodium berkembangbiak dengan sporulasi dan terjadi pada insekta.
Perkembangan fase sporogoni hampir selalu terjadi pada tubuh nyamuk, tetapi pada beberapa kadal, ditularkan oleh lalat pasir. Genus Plasmodium dapat dikelompokkan menjadi 11 sub genus dan beberapa sub spesies terdapat dalam kelompok-kelompok ini, lebih dari 100 spesies plasmodium hidup sebagai parasit pada vertebrata, terutama mamalia dan aves ( burung ).
( Elmer R. Noble dan Glenn A. Noble, 1989 : 198 )
Plasmodium ini bukan hanya menyerang hewan pada daerah tertentu saja seperti hanya didaerah sedang saja, di daerah panas saja, ataupun didaerah dingin saja, tetapi plasmodium ini menyerang orang di semua daerah baik daerah panas, daerah sedang maupun daerah dingin. Dari hasil penelitian Plasmodium sp yang menyerang orang-orang didaerah subtropis dan derah sedang atau daerah dingin ternyata bersifat fatal daripada jika menyerang orang-orang dari daerah tropik.
Keparasitan Plasmodium bukan hanya pada sebagian dari hidupnya, seperti hanya pada waktu mudanya saja, atau pada waktu dewasanya saja yang parasit tetapi plasmodium ini berparasit pada inang selama hidupnya sebagai parasit.
Bila kita mengadakan pemeriksaan terhadap plasmodium ini yaitu dengan cara mengambil darah orang yang terkena penyakit malaria, maka terlihat plasmodium ini berbentuk cincin didalam eritrosit ( sel darah merah ) dan dipinggir cincin terlihat inti. Bentuk cincin adalah bentuk malaria muda, tetapi kalau sudah dewasa bentuknya berubah menjadi bundar dengan inti terdapat didalamnya. Kalau lebih tua lagi akan menjadi bentuk membagi diri, jika telah cukup umurnya akan pecah menjadi beberapa bagian peristiwa ini dinamakan dengan sporulasi. Dengan pecahnya bentuk membagi diri, eritrosit turut pecah dan akan tersebar racun-racun kuman dalam peredaran darah.
Sesudah terjadi sporulasi, bagian-bagian kecil ini dinamakan merozoit yang masuk kedalam eritrosit baru, didalam eritrosit baru merozoit berbentuk cincin lagi, proses seperti ini dinamakan siklus berjenis. Bentuk dewasa dari plasmodium, ada yang berubah manjadi :
Mikrogamet, jenis jantan dengan inti besar tetapi badan kecil.
Makrogamet, yaitu jenis betina, bentuk hampir semua bundar akan tetapi sedikit lebih besar atau intinya besar.
( Syamsunir Adam, 1992 : 67-68 )
Plasmodium dapat digolongkan kedalam endoparasit dimana terdapat dalam sel darah merah dalam saluran darah tetapi stadium-stadium tertentu hidup diluar saluran darah yang tersebut dengan stadium ekstraeritrositer, tetapi masih dalam sel-sel jaringan tubuh. Kita mungkin mengira hanya kita yang dirugian oleh plasmodium ini, yaitu dengan perantaraan nyamuk sehingga menyebabkan penyakit malaria, tetapi ternyata nyamuk pun bisa ikut terkena serangan dari plasmodium ini, Seperti yang dikemukakan oleh Mukayat D. Brotowidjoyo (1987), bentuk aseksual terdapat sebagai parasit dalam eritrosit manusia dan burung, bentuk seksual terdapat dalam tubuh nyamuk Anopheles sp, bentuk seksual itupun hidup sebagai parasit, dan nyamuk dapat mati karena serangan dari plasmodium.
Plasmodium juga disebut parasit stasioner primer, disebut begitu karena plasmodium selama hidupnya selalu berada dalam tubuh inang. Pada waktu sporulasi suhu badan penderita malaria meninggi dan menderita malaria bisa terjadi kekurangan darah, hal ini disebabkan oleh karena plasmodium menyerang dan merusak butir-butir darah merah, karena itulah maka penderita penyakit malaria kekurangan darah.
Macam-Macam plasmodium
Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia, yaitu :
Plasmodium vivax, menyebabkan penyakit malaria tertiana, merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia.
Plasmodium malariae, menyebabkan penyakit malaria quartana, menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.
Plasmodium falciparum, menyebabkan penyakit malaria tropik, merupakan malaria yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal.
Antara spesies-spesies plasmodium tersebut ada perbedaan morfologi dan interval waktu yang dipergunakan didalam siklus schizogoni yang berlangsung. Plasmodium tidak hanya terbatas pada jenis diatas, karena masih banyak jenis plasmodium yang lain tetapi hanya menyerang hewan lain selain manusia,
seperti : Plasmodium brasilianum, yang terdapat pada kera, Plasmodium knowlesei, Plasmodium gallinarium dan masih banyak lagi.
Nyamuk Anopheles
Anopheles adalah salah satu dari 3 jenis nyamuk yang ada, dua diantaranya yaitu nyamuk jenis culex dan aedes
Menurut Maskoeri Jasin ( 1992 : 230 )ciri-ciri umum nyamuk yaitu:
mempunyai tubuh yang langsing.
proboscis panjang, pada hewan betina menusuk
sayap mempunyai rumbai sisik.
larva mempunyai kepala besar.
abdomen panjang
bernapas dengan siphon dan hidup pada berbagai air.
hewan betina dewasa mengisap darah aves (burung), mamalia termasuk juga manusia.
jumlah sangat besar dan menyebarkan beberapa jenis penyakit.
Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa nyamuk yang menghisap darah manusia adalah nyamuk dengan jenis betina, karena yang jantan pada umumnya hanya menghisap cairan-cairan yang terdapat pada tubuhan saja, dari keterangan diatas juga telah disebutkan bahwa nyamuk ini mempunyai jumlah yang sangat besar sehingga menyebabkan penyakit yang juga luas dampaknya.
Menurut Elmer R. Noble dan Glenn A.noble (1989 :748), ciri-ciri Anopheles yaitu :
telur dengan pengapung dan diletakkan diair.
larva istirahat sejajar dengan permukaan air.
pupa : – lebih banyak bagian badan yang bersinggungan dengan permukaan air.
- corong udara pendek dan melebar.
- Spin kecil disamping abdomen.
- Segmen-segmen basal abdomen menempel erat dengan kepala dan toraks.
dewasa
1) Jantan : Palpus membesar diujung seperti pemukul.
2) Betina : sayapnya bisa bercak-bercak, palpus panjang, skutelum bulat telur.
Posisi istirahat, tegak lurus dengan membentuk sudut 45o.
Dari penjelasan sebelumnya telah diketahui bahwa jenis nyamuk Anopheles mempunyai jumlah yang tergolong besar. Keadaan ini ditambah lagi dengan kemampuan Anopheles pergi sampai sejauh 1 mil dari tempat semula, dengan begitu jenis nyamuk ini menyebarkan penyakit malaria ke orang lain dengan jumlah yang tidak sedikit. Seperti yang dikemukakan oleh Elmer R. Noble dan Glenn A. Noble ( 1989 : 198 ) diantara penyakit pada manusia, malaria merupakan salah satu penyakit yang tersebar luas, paling dikenal dan paling banyak menimbulkan kematian.
Siklus hidup dari penyakit malaria ini adalah sebagai berikut : nyamuk anopheles betina yang mengandung bibit penyakit, menyerang manusia yang sehat, segera sporozoit memasuki sel-sel parenkim limpa, bentuk seperti amoeba yang disebut dengan trophozoit memasuki sel-sel darah dan mengadakan pembelahan, tiap trophozoit berubah menjadi schizon, mengadakan pembelahan berubah menjadi 6 – 36 anak yang disebut dengan merozoit.
Pembelahan thropozoit menjadi merozoit terjadi didalam eritrosit ( sel darah merah). Pada sel darah merah yang mengandung merozoit pecah hingga merozoit menyebar dalam plasma darah setelah lebih kurang 10 hari jumlah parasit cukup banyak, malah pada saat merozoit lepas dari sebuah sel eritrosit yang sudah pecah akan menimbulkan demam pada penderita (hospes), hal ini dikarenakan tersebarnya toksin yang disebarkan oleh Plasmodium malariae. Terjadinya tergantung pada jenis plasmodiumnya. Seperti Plasmodium vivax, yang menyebabkan penyakit malaria tertiana, dengan demam 48 jam sekali, Plasmodium malariae dengan demam 72 jam sekali. Dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika dengan demam satu kali sehari ( tidak menentu ).
Setelah schizogony beberapa merozoit menjadi gametocyt, tetapi gamet tersebut tidak akan mengalami perubahan selama dalam tubuh manusia, akan tetapi bila gamet tersebut terhisap oleh nyamuk Anopheles dan masuk kedalam perut, gametocyt akan berubah sebagian menjadi microgamet, 2 gametocyt yang berbeda jenis akan mengadakan peleburan menjadi zigot, selanjutnya didalam tubuh menjadi ookinet yang menembus dinding pencernaan, masuk dalam rongga tubuh, dalam pertumbuhan selanjutnya ookinet menjadi oocyst, biasanya seekor nyamuk betina mengandung 50 – 500 oocyst. Dalam 6 – 7 hari oocyst membelah diri, sporogony menjadi seribu sporozoit dan selanjutnya dalam kelenjar ludah menunggu pemindahan masuk ketubuh manusia lain. ( Maskoeri Jasin, 1992 : 75 ).
Berbagai tindakan yang dapat dilakukan agar terhindar dari bahaya penyakit malaria, yaitu :
pada larva : yaitu dengan cara menyingkirkan / memodifikasi habitat-habitat larva, juga melakukan pemberantasan habitat larva dengan insektisida.
Pada dewasa : pencegahan dapat dilakukan dengan cara menggunakan pakaian pelindung, penggunaan kelambu, penggunaan lotion penolak nyamuk serta penggunaan insektisida.
Semoga referensi ini bermanfaat.