Tidak semua pasien yang datang ke satu rumah sakit didasari oleh pilihan yang sama. Berbagai hal bisa menjadi alasan mengapa seseorang memilih rumah sakut tertentu sebagai tempat ia mencari payanan kesehatan. Pertimbangan tersebut antara lain karena lokasi, masalah harga jasa pelayanan, atas dasar rujukan teman atau kebiasaan dari sebelumnya untuk berobat ke rumah sakit itu, atau karena ada saudara atau kenalan yang bekerja di sana dan dengan alasan mutu pelayanan yang diberikan termasuk ketersediaanya fasilitas, dokter tertentu atau layanan tertentu. Dua hal lagi yang menjadi pertimbangan yang sulit untuk dihindari adalah karena rujukan dari dokter yang akan merawat dan karena memang di rumah sakit tertentu itulah si pasien mendapat tanggungan dari asuransi kesehatannya.
Lokasi keseringan menjadi pertimbangan utama. Apalagi seorang pasien dihadapi oleh kasus emergensi seperti kejadian luka-luka setelah mengalami kecelakaan lalu lintas misalnya. Korban akan dibawa ke rumah sakit terdekat dari tempat kejadian untuk mendapatkan penanganan yang lebih cepat. Begitu juga dalam menghadapi masalah kesehatan lainnya, orang lebih cenderung memilih rumah sakit yang ada di sekitar lingkungan rumah tinggalnya dibandingkan mencari layanan kesehatan di rumah sakit lain yang jauh lokasinya dari rumah, sekalipun mungkin saja rumah sakit pilihannya memiliki kekurangan. Maka justru menjadi kelebihan kalau di kota-kota besar para pengembang menjual areal pemukiman yang berlokasi dekat dengan rumah sakit sebagai salah satu fasilitas umum.
Bagi kebanyakan masyarakat yang kurang mampu, mereka lebih memilih rumah sakit pemerintah sebagai tempatnya berobat. Karena memang di rumah sakit pemerintah masih memungkinkan mereka menggunakan beberapa cara kemudahan dari sisi biaya. Apalagi pada masa sekarang pemerintah lebih banyak mensosialisasikan program2 yang bertujuan membantu pembiayaan rakyat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal. Jadi dengan alasan biaya, mereka yang memiliki kemampuan terbatas cenderung memilih rumah sakit pemerintah dibanding rumah sakit swasta. Terlepas dari program kemudahan pemerintah ini, masih bisa dikaji lagi apa memang benar rumah sakit pemerintah membawa biaya lebih murah dari rumah sakit swasta.
Bisa juga kedatangan pasien ke rumah sakit tertentu didasari alasan bahwa di tempat layanan tersebut nantinya mereka ada yang mengurus atau diperhatikan oleh saudara atau kenalan yang bekerja sebagai staf di rumah sakit tersebut. Ini lumrah terjadi di Indonesia karena ada kesan bahwa masih ada diskriminasi dan pengurusan berbelit terhadap layanan public di rumah sakit, terutama di rumah sakit besar. Belum lagi karena kebanyakan orang merasa tidak nyaman dalam kondisi sakit harus berurusan dengan berbagai persoalan adminstratif, antrean yang membosankan dan harus mengikuti alur proses pelayanan dari satu unit ke unit lainnya. Sehingga dengan memiliki ‘orang dalam’ yang bisa membantu hal tersebut tentu diharapkan urusannya bisa lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.
Ada juga sebagai pasien, orang mendatangi rumah sakit tertentu karena direkomendasi oleh teman atau keluarga yang sebelumnya sudah pernah mendapat pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Memang dasar pilihan ini menjadi cara ampuh bagi pemasar rumah sakit untuk mendapatkan pelanggan. Promosi semacam ini juga dapat menjadikan sejumlah anggota keluarga terdorong untuk berobat ke rumah sakit tertentu jika mereka sedang menghadapi masalah kesehatan dengan alasan sudah ‘biasa’ dari sejak dulu keluarga berlangganan ke rumah sakit yang bersangkutan.
Nampaknya sekarang dengan perobahan sosial masyarakat dan derasnya arus informasi, membuat juga kebutuhan akan pelayanan public yang berkwalitas makin meningkat. Tidak terlepas juga untuk pelayanan di rumah sakit. Masyarakat yang mengerti menempatkan kwalitas layanan ini akan menjadi pertimbangan pertama saat mereka harus memilih rumah sakit yang dituju. Bisa saja kwalitas itu dari sumber tenaga yang mendukung rumah sakit, baik dari keahlian dokternya ataupun dari level cara berkomunikasi para stafnya. Begitu juga kwalitas layanan bisa dilihat dari system pelayanan yang diterapkan serta fasilitas yang disediakan rumah sakit bersangkutan, baik yang berhubungan langsung dengan dunia medis maupun fasilitas penunjang lainnya. Termasuk juga di antaranya adalah rumah sakit yang khusus hanya menjalani pelayanan terhadap kasus penyakit tertentu saja. Di sisi lain untuk mendapatkan informasi ini ternyata tidak mudah. Lebih banyak informasi itu diterima masyarakat secara tidak langsung, entah melalui verbal atar orang ke orang atau juga melalui media masa, karena sepertinya belum ada aturan yang memperbolehkan rumah sakit atau layanan kesehatan secara terbuka berpromosi melalui iklan di media masa.
Yang mana dari dasar pemilihan itu menjadi pegangan anda, tergantung sepenuhnya pada kondisi serta kebutuhan pasien masing-masing. Dasar pemilihan tersebut tentunya tidak satu-satunya menjadi pertimbangan. Pastilah ada perhitungan tersendiri, rumah sakit mana yang pas untuk dipilih antara pertimbangan masalah lokasi, biaya, kwalitas layanan atau atas rekomendasi teman atau kerabat. Akan menjadi paling tepat kalau rumah sakit yang dipilih memenuhi kesemua pertimbangan di atas. Namun pada beberapa pasien dihadapkan pada pilihan yang lebih terbatas jika mereka memanfaatkan asuransi kesehatan yang telah menunjuk rumah sakit tertentu untuk melayani nasabahnya. Atau para pasien yang dirujuk oleh dokter yang akan langsung menanganinya di rumah sakit tertentu sesuai dengan Surat Ijin Praktik dokter bersangkutan. Jadi pada kedua hal ini pilihan lebih ditentukan bukan dari pasien sendiri. Tapi walaupun b, biasangitu, ya asuransi kesehatan pengelola biaya rawat inap yang baik, akan juga memilihkan para nasabahnya beberapa alternatif rumah sakit yang baik pula. Dengan demikian mungkin saja terjadi bahwa seorang pasien belum tahu dokter siapa yang menanginya, sebelum ia mendapatkan penjelasan dari rumah sakit yang bekerja sama dengan pihak asuransi bersangkutan. Begitu juga terhadap pilihan oleh dokter, karena dari peraturan yang berlaku saat ini sang dokter boleh menjalankan profesinya di 3 tempat yang berbeda, sehingga dimungkinkan juga oleh pasiennya memilih salah satunya sebagai tempat perawatan mereka selanjutnya.
Jika anda memiliki dokter keluarga atau seseorang yang berkecimpung di dunia medis, mintakan rekomendasi mereka untuk memilih dokter yang tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan anda. Saat ini berbagai keahlian dokter ada di tengah2 masyarakat terutama yang ada diperkotaan. Namun bukan berarti semua penyakit harus ditangani oleh dokter2 itu sesuai keahliannya. Akan lebih ideal jika penilaian awal suatu masalah kesehatan dilakukan oleh seorang dokter umum yang dalam hal ini bisa berperan sebagai dokter keluarga. Dari dokter inilah nantinyajika diperlukan akan mengarahkan pasien ke dokter yang lebih pakar. Sehingga dengan demikian system rujukan dan pengelolaan kesehatn di masyarakat jauh bisa lebih efektif dan tepat sasaran. Pada kenyataannya tidak semua orang mengikuti alur seperti di atas. Kejadian ini terutama sering ditemukan di kota-kota besar dimana sudah begitu banyak tersedia berbagai macam dokter ahli yang membuka praktek dimana-mana. Banyak pasien yang langsung saja datang untuk berkonsultasi sekaligus berobat ke dokter spesialis tertentu. Apakah fenomena ini salah? Tentu sah-sah saja. Namun setidaknya dengan mengikuti system rujukan secara berjenjang itu, yang tidak selalu harus diperiksa langsung oleh si pemberi rekomendasi, setidaknya akan dapat mengurangi kejadian-kejadian malpraktek yang dapat merugikan pasien itu sendiri.
No comments:
Post a Comment