Friday, October 28, 2011

Tips Jantung Sehat bagi Perempuan Segala Usia


JIKA berpikir bahaya serangan jantung merupakan risiko hanya untuk kaum pria, Anda salah. Nyatanya setiap tahun, semakin banyak jumlah perempuan yang meninggal akibat serangan jantung setiap tahunnya. 

Beberapa gejala utama yang terkait dengan penyakit jantung pada perempuan yakni rasa tekanan dada atau ketidaknyamanan, mual atau muntah, berkeringat, pusing, dan kelelahan ekstrem. Berikut tips menjaga kesehatan jantung untuk perempuan pada setiap kelompok usia yang berbeda. 

a. Usia 20-an 
Jika sudah mengambil tindakan pencegahan yang memadai, Anda pasti dapat mengontrol faktor risiko yang terkait dengan penyakit ini. Hal itu dapat dilakukan dengan menyadari adanya faktor risiko seperti mengecek riwayat kesehatan keluarga, mengontrol berat badan, serta memeriksa tekanan darah dan kadar kolesterol darah secara berkala. Juga, perhatikan apa yang Anda makan bahkan meskipun memang sulit dilakukan saat kehidupan sosial tengah aktif. Biasakan makan makanan sehat untuk jantung seperti buah-buahan, biji-bijian, sayuran dan daging. 

b. Usia 30-an 
Dengan meningkatnya tanggung jawab di usia ini, baik dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan, sangat penting untuk lebih memperhatikan kebutuhan tubuh Anda. Hindari faktor pemicu apa pun seperti merokok atau konsumsi alkohol yang berlebihan. Penuhi gizi dengan memperbanyak makanan rendah lemak jenuh dan trans serta kaya serat biji-bijian. Perbanyak pula daging, buah-buahan, sayuran, dan ikan. 

c. Usia 40-an 
Ini merupakan waktu tepat untuk lebih memperhatikan tubuh Anda daripada sebelumnya. Secara teratur, jaga berat badan dan mulai program makan makanan seimbang bagi jantung dan tak lupa sesi olahraga. Pada usia 40 tahunan, sangat penting untuk tidak hanya menghitung kalori, tetapi juga untuk memeriksa bagaimana Anda menghabiskan kalori. Penuhi setidaknya 4,5 cangkir buah-buahan dan sayuran per hari, biji-bijian, dan minyak ikan yang kaya asam lemak omega 3. 

d. Usia 50-an 
Dengan berubahnya penampilan fisik, kita harus belajar untuk mengadopsi gaya hidup sehat dengan meminimalkan faktor risiko sebanyak mungkin. Jadilah aktif dan menikmati program kebugaran di luar ruangan sebanyak mungkin. Bahkan jika Anda telah mengabaikan kesehatan Anda bertahun-tahun ini, ingatlah bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai. Lakukan cek kesehatan bulanan dan konsultasikan dengan dokter Anda bila ada masalah apa pun. Pilih makanan yang rendah sodium untuk membantu mengontrol tekanan darah
kompas.com

Thursday, October 27, 2011

Anak Laki-laki Juga Harus Divaksin HPV


Vaksin HPV untuk mencegah human papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks pada wanita, disarankan juga diberikan kepada anak laki-laki. Keputusan itu secara bulat diambil oleh dewan komite untuk imunisasi Amerika Serikat (The Advisory Committee on Immunization Practices).

Keputusan tersebut dinilai publik berlebihan karena vaksin HPV sendiri belum populer dikalangan para remaja putri, apalagi jika direkomendasikan untuk anak laki-laki.

Di AS tercatat baru 49 persen remaja putri yang mendapat satu dari tiga kali suntikan HPV yang disarankan. Hanya sepertiga remaja yang mendapatkan vaksin secara lengkap.

Dewan komite mengatakan, sedikitnya remaja putri yang divaksin HPV semakin meningkatkan perlunya dicari cara baru untuk mencegah kanker ini. Para pakar menyatakan kunci yang utama adalah melakukan vaksinasi secara rutin pada anak laki-laki untuk mencegah penyebaran virus HPV melalui hubungan seksual.

Dalam pelaksanaannya, vaksin HPV yang baru diperkenalkan sejak tahun 2006 ini banyak mendapat hambatan. Sebagian orangtua tidak yakin akan keamanan vaksin ini, terutama pada produk baru. Banyak pula orangtua yang tak ingin berpikir anak perempuan mereka akan melakukan hubungan seks, atau mereka juga tak mau vaksin ini menjadi alasan bagi remaja untuk bebas melakukan seks.

Diperkirakan 75-80 persen pria dan wanita terinfeksi HPV selama hidupnya, tetapi kebanyakan tidak berkembang menjadi gejala penyakit atau menyebabkan penyakit. Beberapa jenis infeksi memicu kutil kelamin, kanker serviks dan jenis kanker lain, termasuk kanker kepala dan leher.

Vaksin HPV disetujui para pakar untuk diberikan pada anak laki-laki dan perempuan usia 9-26 tahun. Dewan komite juga merekomendasikan anak laki-laki usia 13-21 divaksinasi.

Keputusan yang diambil dewan komite itu juga dilandasi bukti ilmiah yang menyebutkan vaksin HPV mencegah kanker anal pada laki-laki dan diduga kuat juga mencegah kanker tenggorokan. Penelitian itu difokuskan pada pria homoseksual dan ditemukan efektif sampai 75 persen mencegah kanker anal.

Sementara itu sebagian dokter berpendapat mengampanyekan vaksin yang berkaitan dengan kaum homoseksual bukanlah strategi yang tepat. Beberapa orangtua bahkan dengan tegas mengatakan tidak ingin melakukan vaksin pada anaknya karena anaknya tidak mungkin menjadi homoseksual.

Kendati demikian dewan komite berkilah bahwa sebagian besar orangtua setuju untuk memberi vaksin pada anak laki-lakinya untuk melindungi remaja perempuan. Survei terhadap 600 dokter anak tahun lalu juga menyebutkan hampir 70 persen dokter keluarga akan merekomendasikan vaksin pada anak laki-laki jika diperlukan.

Bisa Tarantula Dikembangkan untuk Mendeteksi Kanker

Laba-laba raksasa yang sering disebut dengan nama tarantula dikenal sangat berbisa. Namun di tangan ilmuwan Australia, bisa mematikan dari binatang ini malah dikembangkan untuk membantu dokter dalam mendeteksi keberadaan sel-sel kanker.

Pengembangan yang dilakukan para ilmuwan dari University of Queensland ini baru memasuki tahap uji coba. Meski penerapannya di dunia kedokteran diperkirakan masih butuh waktu cukup lama, namun penelitian awal sudah menunjukkan hasil-hasil positif.

Saat direaksikan dengan racun tarantula, sel-sel kanker berpendar sehingga bisa dibedakan dari jaringan normal. Jika proyek pengembangan yang didanai National Breast Cancer Foundation ini berhasil, racun tarantula akan diterapkan untuk deteksi kanker payudara.

Racun atau bisa tarantula yang digunakan tetntu saja tidak diperoleh langsung dari gigitan binatang sebangsa laba-laba atau Arachnida ini. Para ilmuwan yang dipimpin oleh Dr David Wilson terlebih dahulu sudah mengisolasi senyawa yang diperlukan.

Isolasi ini dimulai dengan mengumpulkan racun atau bisa dari taring 10 ekor tarantula di Fraser Island, Australia. Daru racun yang terkumpul, Dr Wilson dan timnya berhasil mengisolasi 300 molekul yang kemudian diujikan satu-persatu hingga diperoleh 1 molekul yang paling cocok.

"Molekul-molekul racun yang sudah berevolusi jutaan tahun ini didesain untuk mentargetkan tempat-tempat yang spesifik dan kami menemukan satu molekul yang mentargetkan sel-sel kanker," ungkap Dr Wilson seperti dikutip dari News.com.au, Senin (24/10/2011).

Pengembangan bisa binatang dalam bidang pengobatan bukan kali ini saja dilakukan. Sbelumnya, ilmuwan lain telah mengembangkan obat pereda nyeri dan anti serangan jantung dari bisa kalajengking yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sangat mematikan.
detikhealth.com

Tumor Wilms, yang Menyerang Ginjal Anak-Anak

img
Tumor Wilms adalah kanker ginjal langka yang sering menyerang anak-anak. Dikenal juga sebagai nephroblastoma, tumor ganas yang paling umum menyerang ginjal anak-anak. Waktu puncak terjadinya tumor Wilms adalah sekitar usia 3 sampai 4 tahun dan jarang terjadi setelah usia 6 tahun. Meskipun dapat menyerang kedua ginjal, penyakit ini cenderung hanya mempengaruhi satu ginjal.

Tumor Wilms diyakini berkembang dari sel-sel ginjal yang belum matang. Teknik pencitraan dapat membantu dokter untuk menentukan sejauh mana kanker dalam tumor Wilms dan rencana pengobatannya. Kemungkinan kesembuhan pada anak dengan tumor Wilms sangat besar.

Gejala

Tumor Wilms mungkin tidak terdeteksi sejak awal karena dapat tumbuh besar tanpa menimbulkan rasa sakit. Ketika besar, umumnya tumor ini berhasil diketahui sebelum memiliki kesempatan untuk menyebar (metastasize) ke bagian tubuh lainnya.
Anak-anak yang terserang dapat memiliki gejala:
1. Perut bengkak
2. Terdapat suatu gumpalan dalam perut yang dapat dirasakan
3. Demam
4. Darah dalam urin
5. Nafsu makan berkurang
6. Tekanan darah tinggi
7. Sembelit
8. Nyeri Perut
9. Mual

Penyebab

Penyebab pastinya masih belum diketahui. Namun diyakini bahwa kanker ini timbul ketika anak masih berkembang dalam rahim dan beberapa sel-sel yang seharusnya membentuk ginjal gagal berkembang dengan baik. Sebaliknya, sel-sel itu berkembang biak dengan cara primitif, menjadi tumor yang nampak semakin jelas ketika anak berusia sekitar 3 atau 4 tahun.

Beberapa kanker (termasuk tumor) terjadi akibat mutasi pada gen yang mengontrol pertumbuhan sehingga membiarkan sel berkembang biak tanpa terkendali. Dalam beberapa kasus, kanker ini disebabkan oleh cacat genetik yang diturunkan dari orangtua ke anak.

Perawatan dan obat-obatan

Pengobatan standar untuk tumor Wilms adalah operasi dan kemoterapi. Hasil pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk menentukan apakah terapi radiasi juga diperlukan.Karena jenis kanker ini jarang terjadi, dokter mungkin menyarankan orang tua mencari perawatan di pusat kanker anak-anak yang memiliki pengalaman mengobati kanker.

Operasi

Operasi pengangkatan jaringan ginjal disebut nephrectomy. Berbagai jenis nephrectomy meliputi:
1. Nephrectomy sederhana.
Dalam operasi ini, ahli bedah mengangkat ginjal yang terserang. Ginjal yang tersisa dapat meningkatkan kapasitas dan mengambil alih seluruh tugas penyaringan darah.

2. Nephrectomy partial.
Pengangkatan tumor dan sebagian jaringan ginjal. Ini biasanya dilakukan ketika ginjal yang lain rusak atau sudah tidak ada.

3. Nephrectomy radikal.
Dokter mengambil ginjal dan jaringan sekitarnya, termasuk ureter dan kelenjar adrenal. Kelenjar getah bening di sekitarnya juga dapat diangkat..

Pada pembedahan, dokter anak memeriksa kedua ginjal dan rongga perut untuk membuktikan keberadaan kanker. Sampel ginjal, kelenjar getah bening dan setiap jaringan yang terlihat abnormal diangkat dan diperiksa dengan mikroskop untuk mengidentifikasi sel-sel kanker.

Jika kedua ginjal perlu diangkat, anak akan membutuhkan dialisis sampai ia cukup sehat untuk transplantasi. Dokter yang mengkhususkan diri dalam patologi akan memeriksa sel-sel tumor di bawah mikroskop dan mencari ciri khas yang menunjukkan apakah kanker tersebur agresif atau rentan terhadap kemoterapi.

Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat untuk membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh. Perawatan ini menyebabkan pembelahan sel dengan cepat sehingga sel normal yang terkena berganti dengan cepat, begitu pula sel-sel kanker. Akibatnya, obat ini dapat memiliki efek samping mual, muntah, kehilangan nafsu makan, rambut rontok dan jumlah sel darah putih yang rendah. Kebanyakan efek samping akan membaik setelah obat dihentikan dan berkurang selama terapi.

Pada dosis tinggi, kemoterapi dapat menghancurkan sel-sel sumsum tulang. Jika seorang anak akan menjalani kemoterapi dosis tinggi, dokter anak mungkin memberitahu bahwa sel-sel sumsum dibuang dahulu. Setelah kemoterapi, sumsum akan dikembalikan melalui jalur intravena, prosedur ini disebut autologous bone marrow reinfusion.

Terapi radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar-X atau sumber sinar berenergi tinggi lainnya untuk membunuh sel kanker. Kemungkinan efek sampingnya antara lain; mual, kelelahan dan iritasi kulit. Diare dapat terjadi setelah radiasi ke perut .

Pengobatan bertahap
1. Kanker Tahap I atau II
Jika kanker terbatas pada ginjal atau struktur di dekatnya dan jenis sel tumornya tidak agresif, anak akan menjalani pengangkatan jaringan ginjal dan beberapa kelenjar getah bening di dekat ginjal yang terkena. Setelah itu diikuti dengan kemoterapi. Beberapa kanker stadium II juga diobati dengan radiasi.

2. Kanker Tahap III atau IV
Jika kanker telah menyebar di dalam perut dan tidak dapat sepenuhnya dihapus tanpa membahayakan struktur seperti pembuluh darah utama, radiasi akan ditambahkan untuk operasi dan kemoterapi. Anak mungkin menjalani kemoterapi sebelum operasi untuk mengecilkan tumor.

3. Kanker Tahap V
Jika sel-sel tumor ada di kedua ginjal, bagian kanker dari kedua ginjal akan diangkat selama operasi dan kelenjar getah bening diambil untuk dilihat apakah mengandung sel-sel tumor. Kemoterapi diberikan untuk mengecilkan tumor yang tersisa. Pembedahan diulangi untuk mengangkat tumor sebanyak mungkin dan jaringan ginjal yang masih berfungsi dipertahankan. Kemoterapi dan terapi radiasi dapat diberikan selanjutnya.

Sumber: MayoClinic
detikhealth

Wednesday, October 26, 2011

Bahaya Plastik BPA pada Wanita Hamil


Bahaya zat kimia yang sering dipakai dalam bahan pembuat plastik, bishpenol-A (BPA) sudah sejak lama menimbulkan perdebatan. Meski belum dilarang, tapi sebagian ahli menganggap paparan BPA berbahaya untuk kesehatan, terutama pada perilaku anak-anak.

Studi terbaru menyebutkan gangguan perilaku yang dialami balita perempuan usia 3 tahun, seperti kecemasan dan agresivitas, diduga kuat dipengaruhi oleh paparan BPA yang dialami wanita selama kehamilan. Demikian menurut hasil studi terbaru yang dilakukan di Amerika Serikat.

Dalam studi yang dilakukan peneliti dari Harvard ini para peneliti mengambil contoh urin dari 244 ibu hamil yang tinggal di Cincinnati, AS, dua kali selama periode kehamilan dan sekali setelah mereka melahirkan.

Kemudian para peneliti mengukur level BPA dalam tubuh anak-anak mereka setiap tahun. Pada usia tiga tahun, orangtua anak-anak itu diminta mengisi survei mengenai perilaku anak, seperti kecemasan, depresi, agresi dan hiperaktivitas, serta gangguan perilaku lain yang berkaitan dengan kemampuan mengontrol emosi.

Hampir seluruh responden, baik si ibu dan anaknya, memiliki konsentrasi BPA 2 mikrogram perliter di urin. Akan tetapi pada wanita yang saat kehamilan ditemukan peningkatan konsentrasi BPA, ternyata anaknya memiliki skor gangguan perilaku yang lebih tinggi.

Bishpenol-A sendiri adalah zat kimia yang banyak dipakai untuk membuat plastik polikarbonat dan resin epoksi. Plastik-plastik tersebut umumnya dipakai untuk membuat wadah makanan, mainan, serta barang-barang konsumsi. Sementara resin sering dipakai sebagai pelapis bagian dalam produk metal, seperti kaleng makanan, tutup botol, bahkan pipa air.

Meski bahaya BPA masih diperdebatkan tetapi beberapa penelitian yang mengaitkan paparan BPA dengan bahaya kesehatan pada janin atau anak-anak seharusnya menjadi perhatian.

Sudah cukup banyak penelitian yang mendokumentasikan efek paparan toksin saat kehamilan terhadap janin. Bahkan departemen kesehatan AS dan FDA (Food and Drug Administration) mengakui bahwa "ada perhatian khusus" terhadap BPA dan merekomendasikan untuk mengurangi paparannya.

Kecanduan Softdrink Dapat Picu Perilaku Agresif


Sungguh mengejutkan, ternyata tindakan kekerasan pada remaja bukan cuma dipicu oleh minuman beralkohol, tapi juga minuman mengandung soda. Paling tidak begitulah menurut studi terbaru yang menyebutkan remaja yang hobi menenggak softdrink cenderung berperilaku agresif.

Pelajar sekolah menengah atas di kota Boston yang mengonsumsi lebih dari 5 kaleng minuman soda non-diet dalam seminggu, beresiko 9-15 persen untuk berperilaku agresif dibandingkan dengan sebayanya yang minum lebih sedikit.

"Kami menemukan adanya kaitan yang kuat antara berapa banyak softdrink yang dikonsumsi remaja dan perilaku kekerasan yang mereka lakukan. Bukan cuma kekerasan antar teman sebayanya tapi juga dalam hubungan percintaan dan dengan saudara," kata David Hemenway, profesor dari Harvard School of Public Health.

Meski demikian, Hemenway mengatakan ia belum bisa menyimpulkan adanya hubungan sebab akibat karena masih diperlukan penelitian lebih mendalam lagi.

Dalam penelitiannya, ia melakukan survei kepada 1.878 pelajar sekolah berusia 14-18 tahun di Boston, di mana menurut Hemenway angka kasus kriminalnya lebih tinggi dibanding dengan area sub urban yang lebih kaya.

Mayoritas responden tersebut adalah remaja Hispanik, Afrika-Amerika atau campuran, dan beberapa remaja berdarah Asia atau Kaukasia.

Salah satu daftar pertanyaan yang diajukan dalam survei itu adalah berapa banyak minuman bersoda non-diet yang dikonsumsi, dengan ukuran 355 ml (satu kaleng), yang diminum para responden dalam seminggu terakhir. Mereka juga ditanyakan apakah minum alkohol, merokok, membawa senjata, atau pun melakukan tindak kekerasan pada teman, anggota keluarga, atau kekasih.

Yang mengemuka dari hasil survei ini, menurut Hemenway, adalah bukti "respon dosis". Dengan kata lain, makin banyak soda yang dikonsumsi, makin tinggi kecenderungan mereka melakukan kekerasan.

Pada remaja yang minum soda satu kaleng atau tidak sama sekali dalam seminggu, ditemukan 23 persen yang membawa pistol atau pisau, 15 persen yang melakukan kekerasan pada pacar, dan 35 persen yang melakukan kekerasan pada temannya.

Sementara itu pada "pecandu soda" yang minum 14 kaleng setiap minggu, ditemukan 43 persen membawa senjata, 27 persen melakukan kekerasan pada pasangan, dan 58 persen melakukan kekerasan pada sebayanya.

Secara umum, remaja yang sering menenggak soda, memiliki kecenderungan untuk berlaku agresif dibandingkan dengan yang minum hanya sedikit. Kecenderungan itu ditemukan bahkan setelah memperhitungkan faktor etnik dan latar belakang keluarga lainnya.

"Kami belum mengetahui penyebab kaitan tersebut. Mungkin ada beberapa faktor sebab akibat tetapi juga mungkin ini adalah penanda dari masalah lain, misalnya anak yang suka berlaku agresif cenderung merokok, minum alkohol, atau minum soda. Kami belum yakin karena itu harus dilakukan studi lanjutan secara mendalam," kata Hemenway.

Penyebab Vertigo atau kehilangan keseimbangan


Vertigo atau kehilangan keseimbangan akan sangat mengganggu aktivitas walaupun tidak menimbulkan rasa sakit pada organ tubuh lainnya. Ketika kambuh, penderita vertigo akan mengalami kesulitan berdiri dan bergerak karena merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar, bahkan kerap kali disertai dengan rasa mual dan muntah.

Menurut peneliti masalah vertigo, dr. Entjep Hadjar, Sp. THT, penyebab vertigo dapat berasal dari gangguan syaraf, penyakit dalam atau masalah seputar THT (telinga, hidung dan tenggorokan).

Beberapa faktor yang menyebabkan vertigo antara lain karena serangan migren, radang pada leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada alat pendengaran dan kekurangan asupan oksigen ke otak.

Kelainan pada telinga juga sering menjadi penyebab. Termasuk pula kelainan pengelihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba, gangguan di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak, maupun di dalam otaknya sendiri.

Penelitian yang dilakukan Entjep menunjukkan, sebagian besar pengidap vertigo mengalami gangguan pada ruang otak yang mengatur keseimbangan. Dari sebanyak 781 penderita vertigo yang pernah diteliti, 219 orang (28,3 persen) di antaranya mengalami penyakit batuan kecil (debris) pada alat keseimbangannya.

"Dari data penelitian saya lima tahun lalu menunjukkan, penyakit debris pada ruang otak yang berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia atau yang disebut dengan vertigo debris menjadi penyebab utama vertigo," paparnya saat acara Seminar Vertigo "Re-Balance Your Life" di RS Asri, Jakarta, Rabu (26/10/2011).

Vertigo debris terjadi karena terdapat gangguan debris pada ruang berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut dikarenakan sensor keseimbangan memiliki berat jenis yang lebih besar dari cairan endolymph.

Menurut Entjep, alat keseimbangan manusia bersifat dinamis sehingga sangat mudah terangsang oleh gerakan putaran kepala. Bila terdapat debris (batuan kecil) pada alat keseimbangan, maka cairanendolymph akan mengalami gaya dorong yang lebih besar dari yang seharusnya, dan merangsang alat keseimbangan.

Kondisi ini biasa disebut dengan vertigo posisi atau dalam istilah kedokteran disebut dengan BPPV (Benign Paroxysmal Position Vertigo) atau vertigo paroksimal jinak.

Entjep menuturkan, dahulu, solusi untuk mengatasi pasien vertigo BPPV dilakukan dengan operasi pengeluaran batu endapan. Namun, justru sering terjadi kegagalan karena batuan tersebut berada pada tulang temporal (terkeras) pada manusia.

"Tapi sekarang telah ditemukan cara non bedah yang lebih praktis yakni dengan vibrator," katanya.

Vibrator tersebut nantinya akan menghancurkan debris (batuan kecil), dengan menempelkannya pada kepala penderita. Selain menghancurkan debris, vibrator juga digunakan untuk melepaskan debris yang sudah terlanjur melekat.

"Pengobatan vertigo debris ini sangat praktis, aman dan dapat hilang dalam beberapa menit, dan tanpa obat. Pengobatannya disebut dengan Canalith Repositioning Therapy (CRT), disertai dengan vibrasi, yang berfungsi mengurangi rasa pusing," katanya.

Terapi dianjurkan dilakukan 2 (dua) kali seminggu, walau pada kenyataannya, banyak pasien sudah merasa sembuh dengan hanya dua kali terapi.
kompas.com

Masalah Kesehatan yang Paling Bikin Malu

Setiap orang memiliki masalah kesehatan, baik masalah yang berat seperti kanker,penyakit jantung atau stroke, dan juga masalah kesehatan ringan. Namun ada beberapa masalah kesehatan ringan yang justru bisa bikin malu. Apa saja?

Berikut 10 masalah kesehatan yang bisa membuat orang merasa malu, seperti dilansir mirror.co.uk, Senin (24/10/2011):

1. Bau kaki
"Bau kaki kronis sangat memalukan dan dapat menyerang siapa saja," kata ahli penyakit kaki Lorraine Jones. Bau kaki disebabkan oleh keringat karena menggunakan sepatu sepanjang hari. Keringat tersebut akan bercampur dengan bakteri di kulit sehingga menghasilkan bau busuk yang menyengat.

Solusinya, cuci kali dua kali sehari dengan sabun antibakteri. Usahakan tidak menggunakan sepatu yang sama dalam dua hari berturut-turut agar memberi kesempatan pada sepatu untuk mengering.

2. Bau mulut
Halitosis atau bau mulut kronis lebih biasanya disebabkan oleh bakteri dalam mulut memecah partikel makanan dan melepaskan gas bau. Penyakit gusi juga dapat menyebabkan bau mulut.Penyebab lainnya termasuk metabolisme berbagai keluhan, sinusitis dan gastritis (radang selaput perut). Hal ini juga dapat dikaitkan dengan penyakit diabetes yang di luar kendali.

Solusinya, sikat gigi dua kali sehari, bersihkan lidah dan rutin periksa gigi.

3. Stress incontinence (ngompol saat mendapat tekanan seperti batuk atau bersin)
"Ini disebabkan karena sejumlah kecil urine dalam kandung kemih 'bocor' ketika Anda tiba-tiba di bawah tekanan, misalnya batuk," jelas urolog Dr Rebecca Small. Kondisi ini biasanya disebabkan karena melemahnya otot dasar panggul akibat proses melahirkan dan menopause.

Solusinya, dokter biasanya akan merekomendasikan pasien untuk melakukan latihan Kegel untuk memperkuat otot dasar panggul atau suntikan di kandung kemih, bahkan pembedahan. Jika indeks tubuh Anda lebih dari 30, maka menurunkan berat badan bisa membantu.

4. Sindrom bau ikan
Trimethylaminuria atau sindrom bau ikan terjadi ketika tubuh tidak dapat memecah senyawa tertentu dalam makanan, terutama yang mengandung kolin seperti telur dan daging berlemak. Yang paling ekstrem, sindrom ini dapat menimbulkan bau amis yang berasal dari keringat, urine dan napas.

Solusinya, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk membantu meringankan gejala. Makan diet rendah kolin dengan mengurangi makan telur, daging dan gandum juga dapat membantu.

5. Sering kentut
Secara normal orang akan mengeluarkan angin alias kentut 25 kali sehari. Tapi kondisi tertentu bisa membuat orang kentut berlebihan, seperti setelah mengunyah permen karet, merokok atau tidak mengunyah makanan secara perlahan. Kondisi ini juga bisa disebabkan karena sindrom iritasi usus besar dan penyakit celiac yang dapat memicu perut kembung berlebihan.

Solusinya, hindari makanan seperti kacang-kacangan, brokoli, kembang kol dan kubis jika Anda rentan mengalami perut kembung. Berhenti merokok dan mengunyah makanan dengan perlahan juga bisa membantu.

6. Muka memerah
Rosacea (red face) menyebabkan kemerahan persisten pada wajah dan benjolan kecil meradang, ditambah pembuluh darah vena yang rusak dan kadang-kadang bengkak. Dalam kasus paling ektrem, kondisi ini dapat mengakibatkan area wajah menjadi merah kental, paling sering di hidung.

Ada beberapa pemicu yang memperburuk rosacea, seperti stres, alkohol, olahraga terlalu banyak dan makanan pedas. Antibiotik topikal dan oral dapat membantu kondisi ini.

7. Rambut berlebihan di tubuh perempuan
Pada kondisi hirsutisme, rambut tebal dan gelap biasanya muncul pada wajah, dada, punggung bawah dan bokong. Ini disebabkan oleh salah satu kelebihan hormon laki-laki atau sensitivitas meningkat. Perempuan yang mengalami kondisi ini terkait dengan sindrom ovarium polikistik, meskipun penyebablain dapat termasuk gangguan hormonal langka. 

Solusinya, rambut berlebih dapat dihapus dengan elektrolisis dan laser hair removal, meskipun pengobatan seringkali perlu diulang. Dokter mungkin meresepkan terapi hormon seperti pil, untuk memperbaiki ketidakseimbangan.

8. Anus gatal
Kondisi ini bisa membuat seseorang menjadi canggung dan menurunkan kepercayaan dirinya. Gatal yang awalnya hanya biasa saja, tapi jika tidak ditangani akan semakin memburuk. Terkadang hal ini disebabkan oleh adanya infeksi atau masalah kulit seperti eksim. Cobalah untuk menjalani pola hidup yang bersih.

9. Keringat berlebihan
Kondisi ini bisa disebabkan karena kelenjar keringat yang produksinya berlebih, stres atau tiroid yang terlalu aktif. Untuk mengatasinya bisa dengan latihan relaksasi untuk mengontrol ketegangan atau menggunakan deodoran dengan antiperspirant yang kuat. Tak ada salahnya untuk menghubungi dokter dan melakukan tes darah untuk mengetahui ada masalah tiroid atau tidak.

10. Mendengkur
Tidak hanya membuat malu, kondisi ini seringkali membuat seseorang menjadi kurang tidur. Penyebabnya bisa bermacam-macam seperti adanya kelainan pada anatomi rahang dan tenggorokan, karena tidur terlentang atau bisa juga akibat adanya polip di hidung.

Masalah ini bisa jadi salah satu gejala awal dari gangguan pernapasan di malam hari. Sebaiknya konsultasikan denga dokter jika hal ini terus berlangsung dan sudah sangat mengganggu waktu tidur.
http://www.detikhealth.com

Necrotizing Enterocolitis, Gangguan Pencernaan Pada Bayi

Necrotizing enterocolitis adalah infeksi dan pembengkakan pada perut. Sering ditemui pada bayi yang terlahir prematur. Banyak bayi yang selamat kemudian dapat hidup sehat. Namun jika infeksi menjadi parah, dapat menyebabkan kerusakan parah pada usus, yang dapat menyebabkan kematian.
img
Beberapa anak yang selamat mungkin memiliki masalah dengan pencernaan, pertumbuhan atau perkembangannya. Kondisi ini biasanya terjadi selama dua minggu pertama setelah kelahiran. Namun dapat juga terjadi setelah tiga bulan kelahiran.

Gejala

Bayi yang baru lahir biasanya sehat sebelum mulai menunjukkan gejala. Gejalanya tergantung pada seberapa parah masalahnya, seperti:
1. Perut bengkak lembut, merah atau mengkilap.
2. Sembelit.
3. Tinja gelap, hitam atau berdarah.
4. Suhu tubuh tidak stabil atau rendah.
5. Demam dan menggigil.
6. Detak jantung dan pernapasan cepat..
7. Tidak ingin makan.
8. Muntah.
9. Menjadi kurang aktif atau sedikit energi.

Diagnosis
Diagnosis dapat menggunakan
1. Sinar-X pada perut bayi yang baru lahir
2. Tes darah pada kotoran bayi (fecal occult blood test).
3. Tes untuk mengecek bakteri dalam kotoran, darah, urin, atau cairan tulang belakang.

Penyebab

Para dokter masih belum yakin apa penyebabnya. Mungkin disebabkan oleh sistem imun dan pencernaan yang tidak terbentuk dengan baik. Hal ini dapat terjadi jika bayi lahir prematur atau terdapat masalah selama kehamilan atau kelahiran.

Para ahli tidak tahu apakah memberikan makanan formula kepada bayi dapat memicu necrotizing enterocolitis. Hanya diketahui bahwa penyakit ini lebih jarang terjadi pada bayi yang diberi minum ASI.

Pengobatan

Bayi akan dirawat dalam Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Pengobatan biasanya berlangsung selama 3 sampai 10 hari. Mungkin dapat lebih lama jika kondisi memburuk. Pengobatannya termasuk diberi infus, antibiotik, dan pipa yang mengalir dari hidung ke perut untuk membuang cairan dan gas yang berlebihan dalam perut.

Jika bayi tidak membaik dengan pengobatan, ia mungkin memerlukan pembedahan. Lebih dari setengah bayi yang mengalami necrotizing enterocolitis memerlukan pembedahan. Pembedahan biasanya memiliki dua prosedur yang terpisah berminggu-mingu atau berbulan-bulan.

Operasi pertama menghilangkan bagian yang rusak dari usus dan menciptakan kolostomi atau ileostomy (lubang di perut) sehingga usus dapat disembuhkan. Dengan demikan, tinja meninggalkan tubuh melalui sebuah lubang di perut dan dikumpulkan dalam kantong.

Operasi kedua akan dilakukan untuk menutup ostomy sehingga tinja yang dapat melewati tubuh normal lagi. Setelah pengobatan, bayi akan siap untuk meninggalkan rumah sakit jika dapat makan dengan baik dan tidak kehilangan berat badan.

Sumber: WebMD
detikhealth

Kapankah Anak Perlu Cek Gula Darah?


Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar gula darah atau kadar lipid selama ini identik dengan kebutuhan orang dewasa. Padahal, anak-anak juga perlu melakukan skrining untuk mendeteksi adanya penyakit kronik yang diderita.

Salah satu pemeriksaan yang wajib dilakukan adalah mengecek kadar gula darah untuk mendeteksi diabetes tipe 1. Penyakit ini jika dikenali sejak dini dan ditatalaksana dengan baik akan meningkatkan kualitas hidup anak, seperti halnya anak yang sehat.

Menurut dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Erwin P.Soenggoro, orangtua sebaiknya membawa anaknya untuk diperiksa kadar gula darah jika anak menunjukkan lima gejala utama yaitu banyak buang air kecil, banyak minum, banyak makan, berat badan turun serta terlihat mudah kelelahan.

"Berat badan anak seharusnya terus bertambah. Jika dalam beberapa bulan beratnya terus turun, waspadai. Apalagi, kalau anaknya banyak makan tapi berat badannya justru tidak bertambah," paparnya dalam media edukasi mengenai Manajemen Terintegrasi dan Komperhensif dalam Diabetes Tipe 1 di Jakarta (26/10/11).

Ia menjelaskan diabetes melitus tipe 1 (DM 1) adalah penyakit kronik yang perlu penanganan khusus. "Jika tidak diterapi penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi, bahkan kematian," imbuhnya.

DM tipe 1 terjadi karena kerusakan sel penghasil insulin di kelenjar pankreas sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti.

"Penyebab utamanya adalah autoimun atau virus. Faktor keturunan memang berpengaruh, tetapi kecil," imbuh Erwin.

Penderita DM tipe 1 harus menyuntikkan insulin untuk mengganti insulin yang tidak dapat dihasilkan pankreas. Jika lalai menyuntikkan insulin, kadar gula dalam darah sangat tinggi sehingga gula akan dibuang tubuh melalui urin. Akibatnya, cairan tubuh berkurang dan tubuh menjadi lemas, bahkan pingsan.

Walau sampai saat ini DM tipe 1 tidak bisa disembuhkan, tetapi kualitas hidup pasien dapat dipertahankan seoptimal mungkin. "Dengan kontrol yang baik, anak bisa hidup dengan sehat sampai usia lanjut," kata Erwin.
kompas.com

Sakit Kepala Adalah Pertanda Tubuh Kurang Cairan


Ada banyak hal berbeda yang menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala seperti perubahan tiba-tiba dalam diet (makan), terlalu banyak tidur, stres, jam kerja yang lama, lupa makan, mabuk, menonton TV di kamar gelap atau menggunakan komputer untuk waktu yang lama tanpa istirahat. Tetapi, banyak orang tidak menyadari bahwa sakit kepala sebenarnya adalah gejala dari dehidrasi.

Selain oksigen, air merupakan elemen terpenting yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Kita dapat bertahan hidup tanpa makan selama hampir dua bulan, tetapi tanpa air mungkin hanya beberapa hari saja. Kebanyakan orang tidak tahu berapa banyak kebutuhan air yang harus mereka dapatkan. Bahkan, banyak diantaranya yang hidup dalam keadaan dehidrasi.

Air adalah kunci kehidupan, baik di bumi dan bagi tubuh manusia. Sama seperti bumi, dimana 70 persennya merupakan air dan 30 persen tanah, tubuh manusia adalah versi miniatur dari itu.

Dehidrasi merupakan kondisi hilangnya air dan elektrolit seperti sodium, klorida dan kalium, yang diperlukan bagi tubuh untuk menjalankan fungsinya dan baik untuk kesehatan. Penyebab utama dehidrasi umunya karena seseorang tidak minum cukup air.

Sakit kepala tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Sakit kepala adalah tanda yang memberitahu kita bahwa ada sesuatu yang salah, namun tubuh kita tidak selalu memberikan sinyal yang jelas dan memberitahu apa yang kita harus dilakukan. Ketika tubuh sedang dehidrasi, kita tidak selalu merasa haus, tapi paling sering adalah sakit kepala.

Kebanyakan orang dewasa memerlukan antara sekitar 2 liter air atau lebih setiap hari tergantung dari aktivitas, berat dan tinggi badan, serta gaya hidup. Namun, rekomendasi selama ini menganjurkan, untuk memenuhi kebutuhan cairan, seseorang harus minum minimal delapan gelas sehari.

Jadi, jika Anda mengalami sakit kepala, cobalah minum air sampai rasa sakit di kepala Anda hilang. Karena ia akan bekerja bak ramuan ajaib.

Pertolongan Pertama Saat Mengalami Sakit Kepala Vertigo


Saat mengalami serangan vertigo, seseorang akan merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar alias pusing tujuh keliling. Sebelum mendapatkan pertolongan dokter, ada beberapa pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan di rumah.

Vertigo atau kehilangan keseimbangan akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari walaupun tidak menimbulkan rasa sakit pada organ tubuh lainnya.

Ketika kambuh, penderita vertigo akan mengalami kesulitan berdiri dan bergerak karena merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar, bahkan kerap kali disertai dengan rasa mual dan muntah.

"Yang paling bahaya dari serangan vertigo adalah terjatuh. Kalau serangan datang tiba-tiba saat naik tangga kan orang bisa jatuh. Jadi kalau ada serangan sebaiknya langsung duduk, ambil posisi yang aman," jelas Prof. dr. Jenny Bashiruddin, Sp.THT (K), PhD, Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit THT FKUI RSCM, dalam acara Seminar Vertigo "Re-Balance Your Life" di RS Asri, Jakarta, Rabu (26/10/2011).

Beri Minuman Manis Hangat

Selain pusing tujuh keliling, lanjut Prof Jenny, orang yang mengalami serangan vertigo biasanya juga mengeluarkan keringat dingin. Untuk itu, memberinya minuman manis hangat juga bisa membantu.

"Kalau keluar keringat dingin kasih saja teh hangat manis. Istirahat sejenak. Kalau akut (serangan parah yang tiba-tiba) boleh diberi obat penenang atau obat anti muntah," jelas Prof Jenny yang juga berpraktik di Klinik Terpadu Vertigo RS Asri.

Tapi setelah mendapatkan pertolongan pertama, bukan berarti vertigo benar-benar sembuh. Gejala vertigo memang bisa hilang, namun bila dibiarkan tanpa dicari jelas penyebabnya maka vertigo bisa semakin parah.

"Tetapi setelah itu (mendapatkan pertolongan pertama) masih ada PR. Harus dicari diagnosisnya danpenyebab pastinya," ungkap Prof Jenny.

Vertigo bisa disebabkan karena adanya gangguan saraf, penyakit dalam dan THT (telinga, hidung, tenggorokan).

Beberapa faktor yang menyebabkan vertigo antara lain karena serangan migrain, radang pada leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada alat pendengaran dan kekurangan asupan oksigen ke otak.

Kelainan pada telinga juga sering menjadi penyebab, termasuk pula kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba, gangguan di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak maupun di dalam otaknya sendiri.

Osteoporosis, Diam-diam Mencuri Tulang



Osteoporosis atau kerapuhan tulang ternyata berdampak serius. Betapa tidak, sekadar jatuh terpeleset di lantai pun bisa membuat tulang panggul patah dan menyebabkan kelumpuhan. Belum lagi risiko rasa nyeri di seluruh bagian tubuh.

Hal pertama yang menyadarkan Dewie Darmawan (53) terhadap gangguan pada tulangnya adalah rasa nyeri dan pegal-pegal yang makin sering dideritanya. Hal itu terjadi delapan tahun lalu.

"Pada awalnya saya tidak menyadari kalau rasa kaku pada sendi juga nyeri yang sering dialami disebabkan oleh tulang saya mulai keropos," paparnya.

Menurut dokter yang memeriksa, salah satu faktor risiko yang menyebabkan ia menderita osteopeni adalah karena menopause dini akibat rahimnya yang diangkat karena perdarahan di tahun 1997 yang dialaminya.

"Setelah didiagnosis osteopeni saya diminta mengonsumsi kalsium dan juga hormon estrogen untuk mencegah osteoporosis," paparnya.

Secara berkala Dewie juga melakukan senam osteoporosis dan latihan beban dua kali dalam seminggu. "Kalau saya malas latihan badan kembali kaku dan terasa nyeri kembali," ujar wanita yang sudah menderita osteopeni selama 8 tahun terakhir.

Osteoporosis atau pengeroposan tulang merupakan proses alami pada perempuan terutama setelah menopause. "Penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan massa tulang sehingga tulang menjadi tipis, rapuh, dan mudah retak atau patah," papar dr.Siti Annisa Nuhonni, SpRM, dalam acara media edukasi bertajuk Osteoporosis Mengincar Perempuan Usia Produktif yang diadakan oleh Fonterra Brands Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Pada orang-orang yang kurang asupan kalsium sejak muda, kata Nuhonni menjelaskan, risiko osteoporosis makin tinggi setelah usia 65 tahun. Demikian juga orang yang bertubuh kurus, punya sejarah keluarga ibunya pernah mengalami patah tulang akibat osteoporosis, berhenti haid dalam waktu lama, menopause dini, atau menggunakan obat kortikosteroid lebih dari enam bulan.

Hal tersebut diperparah oleh gaya hidup yang menghindari sinar matahari karena takut hitam, tidak minum susu, dan kurang bergerak. Rokok, kopi, makanan tinggi garam dan alkohol juga meningkatkan risiko osteoporosis.

Diam-diam

Osteoporosis, papar Nuhonni, sering disebut sebagai silent disease karena tidak adanya gejala, baik saat masih osteopeni (penipisan) atau setelah osteoporosis (keropos).

"Proses kerapuhan tulang sering tidak disadari. Kalaupun ada tulang retak hanya terasa sebagai nyeri dan hilang setelah 4-6 minggu. Apalagi ambang nyeri orang Indonesia tinggi. Osteoporosis baru disadari jika ada tulang yang patah," papar ahli rehabilitasi medik dari FKUI/RSCM ini.

Osteoporosis merupakan penyakit degeneratif, bisa dibilang setiap wanita yang sudah menopause beresiko menderita penyakit ini walau tidak tertutup kemungkinan mereka yang masih muda juga terkena akibat gaya hidup yang salah.

Dalam analisa kepadatan tulang yang dilakukan Fonterra Brands di Asia terungkap bahwa perempuan Indonesia memliki tingkat risiko tertinggi di Asia, yakni berkisar di usia 25-65 tahun," kata Vienno Monintja, category marketing director Fonterra Brands, dalam kesempatan yang sama.

Hasil analisa tersebut sejalan dengan data Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) tahun 2009 yang menyebutkan rata-rata asupan kalsium orang Asia masih rendah, yakni hanya 450 mg dari 1.300 mg yang dibutuhkan setiap hari.

Selain itu, banyaknya jumlah penduduk usia lanjut juga memberikan kekhawatiran munculnya masalah osteoporosis di tahun 2050. Tahun 2005 jumlah orang usia lanjut Indonesia ada 17 juta jiwa. Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah orang usia lanjut meningkat menjadi 70 juta jiwa.

Karena itu, bisa diperkirakan berapa banyak orang lanjut usia yang akan mengalami patah tulang. Hal ini akan menimbulkan beban ekonomi maupun sosial bagi masyarakat.

Cukupi kalsium Namun, osteoporosis bisa dicegah. Pencegahan terbaik adalah "menabung" massa tulang sejak dini, yaitu saat janin dalam rahim, usia balita, serta saat pertumbuhan di masa kanak-kanak dan remaja.

Menurut dr.Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, menabung tulang tidak hanya memerlukan kalsium yang cukup tapi juga protein. "Di dalam massa tulang juga terdapat protein yang khas yakni osteokalsin. Kekurangan protein juga menyebabkan tulang rapuh," katanya.

Kendati begitu protein yang diasup sebaiknya tidak lebih dari 10-15 persen dari total kalori. "Protein berlebih akan dikeluarkan dari tubuh dan ia akan menarik kalsium," katanya.

Sementara itu sumber kalsium yang paling baik menurut Fiastuti adalah susu karena lebih mudah diserap usus. Keperluan kalsium untuk orang dewasa per hari sebesar 1.000 mg. Kalsium juga terdapat pada sayuran hijau seperti brokoli dan buncis, juga buah jeruk, pisang, pepaya, kiwi, dan alpukat, juga ikan teri.

Untuk menjaga kepadatan tulang, latihan fisik yang benar, teratur dan terukur sangat penting. 'Dengan bergerak kita juga mendapat manfaat untuk otot karena otot menempel di tulang maka tulang pun ikut sehat," kata dr.Ade Tobing, Sp.KO.

Tekanan dan tarikan pada waktu kita berolahraga juga akan mengaktifkan osteoblas sehingga kepadatan tulang semakin baik. Makin aktif dan makin kita memperhatikan kesehatan tulang, makin tinggi puncak massa tulang yang dicapai.

Tuesday, October 25, 2011

8 Cara Berpikir yang Rentan Memicu Stres

Di lingkungan sehari-hari, pemicu stres dari luar sangat mudah ditemui misalnya jalanan macet dan bertemu dengan rekan kerja yang menyebalkan. Namun kadang-kadang pemicu stres juga bisa datang dari berbagai cara berpikir yang tidak sehat, 8 di antaranya adalah sebagai berikut.
img
"Pikiran-pikiran ini terekam dalam cortex prefrontal, bagian yang sangat berperan dalam menentukan pilihan. Jika bertumpuk-tumpuk akan menyebabkan orang tidak bahagia," ungkap Dr Taufiq Pasiak, MKes, MPd, Sekretaris Jendral Indonesia Neuroscience Society dalam seminar Peran Neurosains dalam Mengembangkan Generasi Muda Bangsa Berkarakter di Menara Peninsula, Senin (24/10/2011).

Delapan cara berpikir yang tidak sehat dan potensial memicu stres seperti yang dimaksud Dr Taufiq adalah sebagai berikut.

1. Should/Must Thingking
Yakni cara berpikir yang cenderung kaku, harus begini dan harus begitu. Akibatnya ketika ada sesuatu yang berjalan tidak sebagaimana harusnya, pikirannya akan mulai kalut lalu stres dan tidak bahagia.

2. Overgeneralization
Bagi orang yang menggunakan cara berpikir overgeneralisasi, satu kali berbuat salah akan membuatnya patah semangat dan merasa seolah-olah tidak berguna. Contohnya, "Saya selalu bermaksud baik, tetapi selalu saja salah".

3. Magnification/minimation
Setiap kali ada yang tidak beres, kesalahan selalu ditimpakan pada dirinya sendiri. Ciri-ciri orang dengan cara berpikir seperti ini adalah sering mengatakan, "Kerusakan ini pasti karena saya".

4. Personalization
Kebencian pribadi pada seseorang sering terbawa-bawa, terutama bagi orang-orang yang selalu mengaitkan segala hal dengan hubungan personalnya dengan orang lain. Entah ada hubungannya atau tidak, orang dengan pola pikir seperti ini akan mengatakan, "Dia yang bertanggung jawab atas kesialan saya ini".

5. Mind Reading
Seseorang dengan kemampuan komunikasi yang buruk cenderung suka menebak-nebak pikiran orang lain dan celakanya kadang yang tertangkap adalah pikiran negatif. Misalnya ,"Dia mengacuhkan saya. Pasti dia tidak suka sama saya".

6. Fortune Telling
Orang-orang dengan cara berpikir seperti ini selalu dibayangi oleh pikirannya sendiri. Segala sesuatu saling dikaitkan dengan praduga-praduga, misalnya, "Saya tidak cocok dengan pekerjaan ini. Ini buktinya".

7. Authotative Source
Orang-orang yang tidak punya pendirian cenderung punya cara berpikir Authotative Source. Segala sesuatu yang dianggap benar selalu dibandingkan dengan pendapat orang lain misalnya, "Ini tidak mungkin salah karena sudah disampaikan menteri/kiai".

8. Emotional Reasoning
Orang dengan cara berpikir seperti ini selalu berusaha melihat hubungan antar hal secara logis, namun dalam pelaksanaannya sangat didominasi faktor emosional sehingga tidak selalu logis.
detikhealth

Porfiria, Kulit Melepuh Terkena Sinar Matahari

img
Porfiria adalah gangguan yang mengakibatkan penumpukan zat kimia yang disebut porfirin dalam tubuh. Porfirin sebenarnya bahan kimia tubuh yang normal, namun tidak normal jika jumlahnya bertambah banyak.

Penyebabnya biasanya adalah mutasi gen yang diturunkan, namun faktor lingkungan dapat memicu perkembangan gejala pada beberapa jenis porfiria. Porfiria biasanya mempengaruhi sistem saraf, kulit atau keduanya. Tanda-tanda spesifik dan gejala porfiria bergantung pada gen yang tidak normal.

Gejala

Terdapat adalah dua kategori umum porfiria yakni porifiria akut dan porifiria kulit.

Porfiria akut. Penyakit porifiria menyebabkan gejala-gejala pada sistem saraf dan kulit. Serangan porfiria akut jarang terjadi sebelum pubertas dan sesudah menopause pada wanita. Tanda dan gejala dapat berlangsung satu sampai dua minggu.
Tanda-tanda kemungkinan dan gejala termasuk:
1. Insomnia
2. Kecemasan atau gelisah
3. Sakit perut parah
4. Sembelit
5. Muntah
6. Diare
7. Sakit di kaki, lengan, atau punggung
8. Nyeri otot, kesemutan, mati rasa, kelemahan atau kelumpuhan
9. Dehidrasi
10. Keringat berlebihan
11. Kejang
12. Kebingungan
13. Halusinasi
14. Disorientasi
15. Paranoia
16. Urin berwarna merah
17. Tekanan darah tinggi

Porfiria kulit. Penyakit porifiria kulit menyebabkan gejala kulit terlalu sensitif terhadap sinar matahari, tetapi tidak mempengaruhi sistem saraf. Beberapa bentuk porfiria kulit mulai menunjukkan tanda-tanda dan gejala ketika bayi atau masa kanak-kanak, yaitu:
1. Gatal
2. Nyeri dan kemerahan pada kulit (eritema)
3. Pembengkakan kulit (edema)
4. Kulit melepuh
5. Urin berwarna merah

Penyebab

Porfiria timbul akibat gangguan produksi zat dalam tubuh yang disebut heme. Heme ditemukan dalam semua jaringan, paling banyak ditemui pada sel darah merah, sumsum tulang dan hati. Heme adalah komponen utama hemoglobin, protein kaya besi yang memberikan warna merah pada darah. Hemoglobin memungkinkan sel darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh dan membawa karbon dioksida dari bagian lain tubuh ke paru-paru sehingga dapat dilepaskan ketika menghembuskan napas.

Ada delapan enzim yang mengubah bahan kimia yang disebut porfirin menjadi heme. Pada porfiria, mewarisi mutasi salah satu gen yang terlibat dalam produksi heme dapat menyebabkan kekurangan enzim, yang dapat menyebabkan porfirin menumpuk dalam tubuh. Meskipun porfirin adalah bahan kimia tubuh yang normal, tidak normal jika jumlahnya bertambah banyak.

Sebagian besar porfiria diwariskan. Beberapa bentuk penyakit ini disebabkan warisan gen cacat dari salah satu orangtua, beberapa bentuk lain berasal dari kedua orang tua. Kecacatan gen ini menyebabkan satu atau lebih enzim yang terlibat dalam proses pengubahan porfirin menjadi heme tidak berjalan normal.

Seseorang yang mewarisi gen penyebab porfiria tidak berarti bahwa ia akan menunjukkan tanda-tanda dan gejala. Ia dapat memiliki porfiria laten dan tidak pernah memiliki tanda-tanda dan gejala. Namun porifiria laten ini akan menjadi operator atas sebagian besar gen yang abnormal.

Faktor lingkungan dapat memicu perkembangan tanda dan gejala pada beberapa jenis porfiria. Ketika terkena pemicunya, permintaan tubuh atas produksi heme meningkat. Hal ini akan menguasai enzim yang kekurangan dan menyebabkan tanda-tanda dan gejala porifiria.
Pemicunya antara lain:
1. Obat-obatan (paling sering adalah barbiturat dan antibiotik sulfonamid. Pil KB dan obat penenang juga dapat menyebabkan gejala-gejala)
2. Diet atau puasa
3. Merokok
4. Infeksi
5. Stres
6. Penggunaan alkohol
7. Menstruasi
8. Paparan sinar matahari
9. Kelebihan zat besi dalam tubuh

Pengobatan

Pengobatan porfiria akut berfokus untuk menghilangkan gejala. Mungkin memerlukan rawat inap untuk kasus yang berat. Perawatannya termasuk:
1. Menghentikan obat yang dapat telah memicu gejala
2. Obat untuk mengontrol nyeri
3. Memberikan pengobatan infeksi atau penyakit lain yang mungkin menyebabkan gejala
4. Pemberian infus gula (glukosa) untuk menjaga asupan karbohidrat
5. Cairan infus untuk memerangi dehidrasi
6. Suntikan hemin atau hePorfiria, Kulit Melepuh Terkena Sinar Matahari

Pengobatan porfiria kulit berfokus pada mengurangi jumlah porfirin dalam tubuh dan untuk membantu menghilangkan gejala, meliputi:
1. Pengeluaran darah untuk mengurangi zat besi dalam tubuh sehingga menurunkan kadar porfirin. Mungkin perlu menjalani beberapa kali proses pengeluaran darah sebelum masuk tahap penyembuhan.

2. Obat. Obat yang biasa digunakan untuk mengobati malaria; hydroxychloroquine (Plaquenil) dan chloroquine (Aralen), dapat menyerap kelebihan porfirin membantu tubuh menyingkirkannya lebih cepat. Obat-obat ini umumnya digunakan hanya pada orang yang tidak bisa mentolerir proses mengeluarkan darah.

3. Beta karoten. Ini untuk pengobatan jangka panjang. Tubuh mengubah beta karoten menjadi vitamin A yang diperlukan untuk kesehatan mata dan kulit. Beta karoten dapat meningkatkan toleransi kulit terhadap sinar matahari.

Sumber: detikhealth

Perkecil Risiko Kanker Payudara di Usia 40-an

Perkecil Risiko Kanker Payudara di Usia 40 an
PAYUDARA merupakan daya tarik seksual seorang perempuan. Bila perempuan memiliki payudara seksi dan indah, tentunya mereka akan bangga. Maka itu, penting sekali untuk merawat keindahan payudara. 

USIA bukanlah halangan untuk tetap menjaga kesehatan, terutama bila sudah tak muda lagi. Seiring dengan bertambahnya usia, berbagai penyakit pun bisa menghampiri. Bagi kaum hawa yang telah berusia 40-an, berikut beberapa tindakan pencegahan yang patut dilakukan untuk memperkecil risiko kanker payudara: 

1. Jalani skrining payudara 
Studi menunjukkan mammogram terbukti mengurangi jumlah kematian akibat kanker payudara. "Secara umum, ketika tumor terdeteksi meski baru 1 cm atau kurang dan langsung dilakukan pembedahan, potensi kelangsungan hidup pun akan lebih besar bahkan bisa sembuh," kata ahli radiologi dan spesialis pencitraan payudara Robert Lapidus MD. Meskipun mamografi tetap merupakan standar utama skrining payudara, ada teknik lain seperti MRI dan USG payudara yang dapat membantu mendeteksi tumor pada tahap awal. National Cancer Institute merekomendasikan perempuan usia 40 tahun lebih harus menjalani mammogram setiap satu atau dua tahun. 

2. Perhatikan lingkar pinggang 
Jika enggan untuk melakukannya demi tubuh ramping, lakukan demi kesehatan. Menumpuk lemak terutama di pinggang meningkatkan kemungkinan Anda terkena kanker payudara. "Pada perempuan menopause, karena ovarium tidak lagi membuat estrogen, mayoritas estrogen diproduksi dalam jaringan lemak," jelas Dr Visvanathan. "Itu berarti orang dengan lemak tubuh yang banyak memiliki lebih banyak estrogen dalam tubuh mereka sehingga memiliki risiko kanker payudara lebih besar pula." 

3. Batasi lemak 
Mengurangi asupan lemak hingga 20 persen dari kalori membantu mengatur insulin dan hormon lain yang dapat mendorong pertumbuhan tumor, menurut Nutrisi Studi Intervensi Perempuan. Hal itu didapat melalui percobaan klinis dari hampir 2.500 perempuan pada usia 48-79 tahun yang mengidap kanker payudara tahap awal. Risiko kekambuhan pun menjadi 24 persen lebih rendah pada mereka yang mengontrol asupan lemak.
kompas.com

Perkecil Risiko Kanker Payudara di Usia 30-an

Perkecil Risiko Kanker Payudara di Usia 30 an
PENCEGAHAN memang lebih baik daripada pengobatan pada usia berapa pun. Tak ada pula kata terlambat. Setelah mengetahui apa saja tindakan pencegahan yang bisa dilakukan kala berusia 20-an, berikut tindakan apa saja yang bisa dilakukan kala berusia 30-an tahun. 

1. Konsumsi kalsium dan vitamin D 
Mengonsumsi 1.000 miligram kalsium dan 350 IU vitamin D dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara premenopause. Data ini didapat dari studi tentang kesehatan perempuan yang melibatkan lebih dari 30 ribu partisipan. 

Selain itu, untuk membantu tubuh Anda memproduksi D yang dibutuhkan, habiskan waktu 5 - 10 menit di bawah sinar matahari beberapa hari seminggu tapi tanpa perlindungan SPF. 

2. Kurangi konsumsi daging merah 
Risiko untuk beberapa tipe kanker payudara akan meningkat bila kita memakan daging babi, daging sapi, domba, dan daging olahan, menurut Nurses Health Study II. Para peneliti memperkirakan hal itu disebabkan daging mengandung estrogen sehingga meningkatkan jumlah estrogen dalam tubuh lalu memengaruhi risiko kanker. American Institute for Cancer Research pun merekomendasikan membatasi konsumsi daging merah hingga dan menghindari semua daging olahan. 

3. Periksakan diri 
Jika Anda telah berusia setidaknya 35 tahun, ada baiknya menjalani beberapa pilihan pemeriksaan dini. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui kemungkinan terkena kanker payudara dalam lima tahun ke depan dan sepanjang hidup Anda. Jika risiko Anda memang tinggi, disarankan, Anda menerima konseling tentang pencegahan, skrining, dan pilihan lainnya, seperti pengujian genetik.
kompas.com

Cegah Kanker Payudara di Usia 20-an


SETIAP perempuan pada usia berapa pun memang memiliki risiko terkena kanker payudara. Namun, kaum hawa memiliki kesempatan untuk mengecoh jam biologisnya. Berikut caranya, khusus bagi Anda yang barusia 20-an tahun: 

1. Berkeringat 
"Aktivitas fisik yang teratur bisa membalikkan efek insulin yang tinggi dan tingkat estrogen. Keduanya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara," kata Douglas Yee MD, direktur Pusat Kanker Masonik di University of Minnesota. 

Dalam studi Nurses Health II yang melibatkan hampir 65 ribu perempuan, partisipan yang melaporkan rutin berjalan rata-rata 3,25 jam per minggu atau 13 jam per minggu memiliki risiko 23 persen lebih rendah terkena kanker payudara saat premenopause jika dibandingkan dengan mereka yang kurang bergerak. Aktivitas pada usia 12 sampai 22 tahun tampaknya mampu memberikan perlindungan terkuat melawan kanker, kata para peneliti. 

2. Memiliki bayi 
Selain merupakan kodrat alami bagi kaum hawa, nyatanya secara medis memiliki bayi memang mampu menurunkan risiko Anda terkena kanker payudara. "Perempuan yang memiliki anak pada usia ini memiliki risiko lebih kecil secara signifikan," kata Kala Visvanathan MD, seorang ahli onkologi di Johns Hopkins Medical Center. Tidak hanya itu, tapi menyusui juga menurunkan risiko kanker payudara Anda. 

3. Batasi alkohol 
Para ahli telah mengaitkan konsumsi alkohol dengan peningkatan risiko kanker payudara. Sebuah studi dari British Journal of Cancer menunjukkan kenaikan risiko sebesar 7 persen untuk setiap gelas per hari. Jadi cobalah untuk mengendalikan diri dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi minuman beralkohol
kompas.com

Monday, October 24, 2011

Gangguan Psikosomatik, Gangguan Jiwa yang Paling Sering Ada

Masalah kesehatan jiwa memang seringkali dipandang sebelah mata bahkan oleh para klinisi di bidang kesehatan. Kesehatan jiwa dianggap tidak lebih penting daripada kesehatan fisik. 

Padahal badan kesehatan dunia (WHO) sendiri pada tahun 2020 memproyeksikan bahwa Depresi akan menjadi penyakit kedua terbanyak setelah penyakit jantung dan pembuluh darah.

Penelitian yang dilakukan oleh para staf di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) di sebuah Puskesmas di Jakarta Barat memperlihatkan hasil bahwa pasien yang datang ke puskesmas dengan keluhan fisik ternyata 30 persen lebih di antaranya mengalami gangguan kesehatan jiwa dan yang paling besar adalah gangguan depresi, cemas dan psikosomatik (28,5%).

Artinya orang yang datang dengan keluhan fisik ke pelayanan kesehatan belum tentu sebenarnya gangguan dasarnya bersifat fisik medis saja tetapi mungkin merupakan manifestasi dari keluhan gangguan kejiwaannya.

Sebagai seorang psikiater yang mengkhususkan diri dalam pembelajaran dan praktek psikosomatik, saya merasakan kebenaran akan hasil penelitian ini. Pasien dengan berbagai keluhan fisik yang sering datang ke berbagai macam dokter seringkali sebenarnya mengalami kondisi gangguan kesehatan jiwa. Gejala fisik adalah manifestasi dari gangguan jiwanya tersebut.

Somatisasi dan Psikosomatik

Gangguan psikosomatik dalam bahasa kedokteran jiwa lebih dikenal dengan sebutan Gangguan Somatisasi sebagai bagian dari payung diagnosis Gangguan Somatoform. Gejala yang paling khas dari gangguan Somatisasi adalah banyaknya keluhan yang terjadi di berbagai organ terutama lambung, otot, dan paling sering mengalami keluhan nyeri. 

Gejala ini biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan untuk mendapatkan diagnosis tetap sebagai suatu Gangguan Somatisasi. Pasien dengan keluhan seperti ini biasanya akan berpindah-pindah dokter karena 'penyakitnya' tidak sembuh-sembuh.

Namun ternyata pada praktiknya diagnosis Gangguan Somatisasi jarang bisa ditetapkan pada semua pasien dengan keluhan-keluhan psikosomatik. Kebanyakan keluhan psikosomatiknya hanya beberapa saja atau hanya fokus di salah satu gejala seperti jantung berdebar, sesak napas dan tidak nyaman di daerah dada. 

Lain kali pasien ada yang mengeluh lebih banyak keluhan lambungnya daripada yang lain. Kasus-kasus seperti ini yang lebih banyak terlihat di klinik daripada yang benar-benar sebagai gangguan somatisasi. 

Survei yang dilakukan di Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera kepada pasien-pasien yang datang dengan keluhan psikosomatik, ternyata lebih dari 50% di antaranya, diagnosis dasarnya adalah Gangguan Cemas Panik dan hanya sekitar 10% yang murni sebagai gangguan Somatisasi.

Stigma Gangguan Jiwa

Sayangnya stigma dan kurangnya kepedulian serta pengetahuan masyarakat tentang gangguan kesehatan jiwa menyebabkan pasien biasanya tidak merasa bahwa berkunjung ke psikiater atau dokter jiwa akan menjadi solusi akan permasalahannya. 

Kebanyakan malah menganggap dokter atau kerabat yang menyarankannya ke dokter jiwa menuduh mereka gila. Padahal gangguan jiwa kita tahu tidak hanya skizofrenia alias gila tetapi masih banyak yang lain. Bahkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia sendiri hanya di bawah 1 persen saja.

Untuk itulah peran dokter umum di pelayanan primer sangat penting dalam mendiagnosis keluhan-keluhan psikosomatik pada pasiennya. Pandangan seorang dokter terhadap pasien seharusnya menyeluruh dan berpikir dengan konsep biopsikososial. 

Pendekatan biospikososial ini yang akan melihat pasien secara menyeluruh bukan hanya keluhan fisiknya saja tetapi juga apakah keluhan itu terkait juga dengan jiwa dan lingkungan sosialnya. Pada dasarnya semua penyakit pasti memiliki pendekatan biospikososial karena manusia memang makhluk biopsikososial.

Pengenalan kondisi terkait gangguan jiwa ini di pelayanan primer akan sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan individu dan kualitas hidupnya. Dan ini tentunya merupakan tanggung jawab semua praktisi kedokteran khususnya bagi yang bergerak di pelayanan primer. 

Untuk itulah penting bagi dokter baru agar semakin terampil dalam diagnosis gangguan jiwa apalagi terkait dengan keluhan dan gangguan psikosomatik.
Pada akhirnya kemampuan dokter-dokter umum khususnya yang akan berpraktek nanti akan lebih terasah dalam mendiagnosis kondisi keluhan psikosomatik yang sebenarnya sangat sering didapatkan pada pasien-pasien yang datang ke pelayanan primer dengan keluhan fisik. Sembari terus ingin mengingatkan bahwa menjadi terganggu jiwanya adalah suatu keniscayaan buat manusia yang memiliki jiwa dan raga.

Penulis

Mengenal Penyebab Anak Mengompol


Ngompol secara medis dikenal dengan sebutan enuresis. Umumnya, enuresis terjadi pada anak-anak, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa. Hanya saja, pada orang dewasa lebih lazim disebut urinary incontinence.

Pada anak-anak, mengompol adalah bagian dari pertumbuhannya. Anak sedang berlatih untuk mengontrol kandung kencing serta otot-otot serta saraf-saraf kencing. Mengompol sering terjadi pada masa "tatur" dimana anak sedang belajar untuk kencing di toilet. Bahkan mengompol baru dianggap sebagai suatu masalah jika terjadi setelah usia 7 tahun.

Ada dua jenis enuresis pada anak, primer dan sekunder. Primer jika anak memang masih terus mengompol sekurangnya dua kali seminggu. Termasuk sekunder, jika sempat terdapat periode "kering" sekurangnya enam bulan hingga mengompol kembali.

Penyebab

Keterlambatan proses pematangan, di mana kemampuan untuk mengontrol kandung kencing belum matang sempurna merupakan salah satu penyebab mengompol. Anak mengompol bisa juga disebabkan karena ia tak terbangun saat kandung kencing sudah penuh. Ini bisa berkaitan dengan gangguan tidur seperti sleep apnea (mendengkur) atau gangguan-gangguan tidur lain yang menyebabkan proses tidur terpotong-potong.

Mengompol juga keturunan lho! Pada orang tua yang keduanya punya riwayat mengompol, angka kejadian mengompol pada anak 74 persen. Sedangkan pada orang tua yang salah satunya saja yang mengompol di waktu kecil, angka kejadiannya adalah 44%. Bandingkan pada orang tua yang keduanya tak mengompol, kejadiannya hanya 15%.

Enuresis juga lebih sering dialami oleh anak dengan ADHD atau anak-anak dengan keterlambatan perkembangan. Pada beberapa kasus yang jarang, ditemukan juga mengompol yang disebabkan oleh rendahnya kadar vasopresin. Vasopresin adalah hormon anti-diuretik yang artinya berefek menekan produksi kencing. Dengan rendahnya vasopresin, produksi urine bisa dipastikan jadi berlebihan.

Enuresis sekunder bisa menjadi gejala dari adanya penyakit. Misalkan diabetes, infeksi saluran kencing, gangguan sistem saraf, tekanan psikologis atau mendengkur.

Jika anak mengompol

Pahami bahwa ini terjadi diluar kehendaknya. Tak ada gunanya menghukum anak Anda. Biasanya mengompol terjadi pada 2 jam awal tidur. Cara terbaik mencegahnya adalah dengan membiasakannya untuk kencing terlebih dahulu sebelum tidur.

Pengaturan asupan cairan juga penting. Biasakan untuk minum lebih banyak di siang hari, dan mulai kurangi cairan sebelum tidur. Berikut adalah tips-tipsnya :

1. Buat rutinitas ke kamar mandi sebelum tidur. Sertakan ritual sikat gigi, mencuci muka dan dilanjutkan dengan kencing terlebih dahulu.

2. Jika tahu jadwal mengompolnya, bangunkan putra/putri Anda untuk kencing. Beri dia penghargaan untuk setiap malam ia tidak mengompol! 

3. Dorong dia untuk menjadi anak "besar" dan tidak perlu menggunakan pampers lagi.

4. Batasi minuman sebelum tidur.

5. Penting juga bagi orang tua untuk bersabar dan lebih memberi perhatian pada anak.

6. Jangan bicarakan tentang kebiasaanya membuat "peta" di ranjang kepada orang lain. Ini bisa membuatnya berkecil hati dan minder. Orang tua juga sebaiknya memperhatikan gejala-gejala lain yang mungkin berhubungan, mendengkur misalnya.

7. Anak yang mendengkur kemungkinan mengalami sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa 8%-47% anak dengan sleep apnea juga mengompol. Di duga mendengkur akan menyebabkan reaksi berantai yang menyebabkan terganggunya sekresi hormon vasopresin. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 55%-77% kasus mengompol akan hilang setelahsleep apnea-nya dirawat.

dr Andreas Prasadja, RPSGT Praktisi Kesehatan Tidur, Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran