Bila kering, buatlah jadi basah. Bila basah, buatlah jadi kering. Selamat, Anda sekarang telah menjadi seorang dermatolog! (Anonim)
Ungkapan yang lucu di atas biasanya dikutip oleh orang-orang yang bukan dermatolog sebagai pendapat mengenai lingkuppengobatan dermatologis. Bentuk kesalahpahaman lain terhadap dermatolog adalah mengaitkannya dengan penggunaan nama Latin yang tidak dapat dimengerti dalam membuat diagnosis dan penulisan resep obat steroid topikal untuk semua penyakit.
Penyakit Kulit: Terlepas dari kemungkinan menyinggung hati dokter-dokter kulit yang sensitif perasaannya, sebetulnya kedua sindiran tersebut jauh dari kenyataan, karena para dermatolog mempunyai sangat banyak metode terapeutik.
Dahulu kala, harus diakui, banyak obat-obat topikal yang dipakai mirip dengan ramuan penyihir yang mengandung ‘Mara biawak, jari kaki katak, bulu kelelawar, dan lidah anjing’. Ramuan ini secara kosmetik biasanya tidak dapat diterima dan tidak enak baunya—bilapenyakit kulit tidak merendahkan martabat pasien di masyarakat, maka pengobatan macam itulah yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Akantetapi, akhir-akhir ini obat-obat topikal tidak hanya semakin efektif, tetapi secara kosmetik lebih dapat diterima.
Pengobatan pada masing-masing kelainan telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya, dan bab ini dirancang untuk menyajikan secara garis besar prinsip-prinsip terapi topikal. Obat-obatan topikal yang ideal untuk menangani penyakit kulit hendaknya yang mudah diserap, tetapi tetap terbatas di dalam kulit, untuk menghindari kemungkinan terjadinya gangguan sistemik.
Di dalam praktek hal ini sangat sulit dilaksanakan, dan obat apa pun yang menembus stratum korneum diabsorpsi hingga tingkat tertentu. Obat-obatan topikal terdiri atas kandungan bahan aktif dan pelarut yang melarutkannya—disebut bahan dasar. Komponen-komponen ini harus sesuai satu sama lain.
Tak ada gunanya menemukan bahan dasar baru yang dapat menembus kulit dengan baik bila bahan dasar tersebut menginaktivasi secara penuh semua bahan yang terlarut di dalamnya. Stratum korneum membentuk penghalang alamiah terhadap terjadinya penetrasi dari bahan-bahan yang dipakai secara topikal.
Oleh karena itu, untuk memfasilitasi penetrasi suatu obat haruslah dengan jalan merusak fungsi penghalang ini, dan hal ini dapat dicapai dengan melakukan hidrasi pada stratum korneum—misalnya, penetrasi steroid topikal dapat sangat ditingkatkan dengan jalan menutupi daerah pada kulit tersebut dengan politen.
Sayangnya, bila daerah pada kulit yang ditutupi terlalu luas, maka dapat terjadi penyerapan steroid yang cukup banyak untuk bisa menimbulkan dampak sistemik. Bahan-bahan dasar yang mengandung urea juga menimbulkan hidrasi pada stratum korneum, sehingga dapat meningkatkan kemampuan penetrasi bahan-bahan aktif yang dikandungnya. Dimetil sulfoksida (DMSO) merupakan pelarut yang dapat melakukan penetrasi pada kulit dengan sangat cepat, dan bahan ini digunakan sebagai pelarut obat antivirus idoksuridin.
Pustaka Artikel Pengobatan Penyakit Kulithttp://rachmadrevanz.com
No comments:
Post a Comment