Monday, June 14, 2010

Bayi Tabung Indonesia Tak Kalah 'Canggih' dengan Biaya Cicilan

DULU, program bayi tabung dianggap jalan terakhir yang cukup ‘mewah’ bagi pasangan istri-suami yang belum dikaruniai momongan. Hmm... wajar memang bila terkesan eksklusif mengingat biaya yang dikeluarkan berkisar satu unit mobil.

Namun sekarang tak sedikit pasangan yang masa pernikahannya di bawah lima tahun melirik program ini. Uniknya, kini biaya program bayi tabung bisa dicicil loh Moms!

Wah, benarkah program bayi tabung ‘putar haluan’ menjadi bisnis yang menggiurkan? dr Andon Hestiantoro, SpOG (K), dan dr Aucky Hinting, SpAnd, PhD membeberkannya untuk Anda:

Biaya Tak Jadi Masalah

Membuat janji bertemu dokter untuk wawancara adalah santapan sehari-hari kami, termasuk menyambangi RSCM. Nah, baru-baru ini pernahkah Moms melewati Jalan Diponegoro alias ‘markas’ RSCM berada? Takjub dengan renovasi gedungnya?

Yup, di sana terdapat Klinik Yasmin Kencana tepatnya di lantai empat Wings Internasional.

Apa istimewanya? Kepala Klinik Yasmin Kencana, dr Andon Hestiantoro, SpOG (K) menuturkan, “Relaunching Klinik Yasmin beberapa waktu lalu bertujuan untuk memberikan kepercayaan pada masyarakat bahwa berobat di Indonesia sama berkualitasnya dengan berobat di negara Iain. Ditujukan untuk orang Indonesia yang biasanya ‘lari’ ke luar negeri untuk berobat. Saat ini tidak usah jauh-jauh, di Indonesia saja. Selain lengkap, layanannya juga berbasis riset. Bukan riset dari luar negeri, tapi khas di Indonesia. Para dokternya merupakan staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.”

Menariknya, program bayi tabung di sini dapat dilakukan secara kredit. Duh, bukan hanya rumah dan mobil yang bisa dicicil ya, he...he...he.

Klinik Yasmin Kencana RSCM menggandeng Bank Mandiri, bunganya pun ringan karena mencapai 0 persen. Demikian yang disampaikan Andon.

“Kalau masalah pembayaran kemungkinan dapat dicicil selama setahun. Ini tentu akan meringankan pasien, mereka tidak perlu menunda pelaksanaan program karena harus menabung terlebih dulu. Mengingat faktor usia sangat menentukan keberhasilan program bayi tabung ini!” sambungnya.

So, pasien cukup mengajukan Kredit Tanpa Agunan (KTA) ke bank Mandiri berkisar 40 - 60 juta Rupiah dengan tujuan program bayi tabung. Sip bukan?

Lahan Bisnis Menarik?

Tak dapat dipungkiri, kemudahan akses menjalankan program bayi tabung menimbulkan anggapan bahwa program ini bukan sekadar usaha medis untuk mendapatkan keturunan, namun telah menjadi sebuah bisnis di bidang medis yang memiliki prospek bagus.

“Saya tidak setuju dengan adanya anggapan seperti itu. Pelaksanaan program bayi tabung HANYA dilakukan berdasarkan indikasi yang jelas dan tegas, bukan semata-mata berdasarkan permintaan pasien yang tidak memiliki indikasi tersebut!” tegas Andon.

Menurut Andon, memang tidak ada batasan lama pernikahan sebelum pasutri memutuskan untuk melaksanakan program bayi tabung. Tapi wajib dilaksanakan berdasarkan indikasi yang tegas.

Misalnya terdapat masalah dengan istri, seperti sumbatan kedua tuba, endometriosis derajat berat, gagal inseminasi, PCOS gagal terapi tahap 1 dan 2, antibodi antisperma yang tinggi, menderita kelainan yang diturunkan melalui kromosom dan sebagainya.

Lalu terdapat masalah dengan suami meliputi jumlah sperma terlampau sedikit, sel sperma tidak sanggup menembus sel telur, bentuk sel sperma banyak yang tidak normal.

Pernyataan ini didukung dr Aucky Hinting, SpAnd, PhD, dokter senior dari RS Siloam Surabaya. Ahli bayi tabung yang ‘sukses’ menangani Inul Daratista, sudah 23 tahun bergelut dengan program ini. Selama berkiprah, sudah ribuan bayi tabung berhasil ditangani.

“Tidak akan berubah haluan menjadi berorientasi bisnis! Lagipula kami para pelaku medis melakukan proses bayi tabung tidak asal melakukan saja, ada proses terlebih dulu. Mulai dari penilaian hormon, penilaian cadangan sel telur, penilaian organ kandungan, penilaian sistem imun, pencegahan terhadap infeksi khusus, hingga penilaian kualitas sperma. Sementara syarat yang harus dipenuhi oleh pasangan suami-istri sebelum mengikuti program bayi tabung antara lain pasangan suami-istri yang sah, bukan untuk donor sperma atau donor sel telur atau peminjaman rahim, dengan indikasi yang jelas, seperti kelainan tuba, endometriosis, gagal inseminasi, gagal terapi konvensional, kelainan faktor suami dan sebagainya,” jelas Aucky.

Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung

Menurut Aucky, tingkat keberhasilan bayi tabung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ketika pertama kali menangani bayi tabung pada tahun 80-an, tingkat keberhasilannya berkisar 30–40 persen. Namun semakin pesat perkembangan zaman, tingkat keberhasilan pun meningkat. Kini kisarannya 70–80 persen.

“Apalagi jika program bayi tabung dilakukan lebih dari dua kali. Tingkat keberhasilannya juga sampai 80 persen,” jelas Bapak dua putri itu.

Tak jauh berbeda, Andon menuturkan perkiraan angka yang kurang lebih sama. “Angka keberhasilan kehamilan berkisar 25 – 40 persen, sementara faktor yang memengaruhi keberhasilan usia istri dan suami di atas 40 tahun maka angka kehamilan semakin kecil. Juga penyakit penyerta seperti PCOS, endometriosis, kista ovarium, mioma uteri, adenomiosis, kualitas sperma, penyakit auto imun,” terang Andon.

Satu hal yang patut dicermati, ternyata menurut Aucky permasalahan infertilitas lebih banyak bersumber pada laki-laki.

“Dari sekian banyak kasus, yang sering ditemui adalah pria dengan kondisi sperma kurang baik, artinya kurang baik bisa dilihat dari segi kualitas, mobilitas kurang aktif, atau tidak berbentuk sempurna yakni berbentuk oval dengan ekor,” urainya.

Tapi faktor kualitas sperma yang buruk bukanlah kasus tersulit. Bagi Aucky, kasus tersulit yang pernah ditangani adalah ketika menghadapi klien dengan sperma nol alias tidak bisa mengeluarkan sperma.

Untuk kasus yang satu ini, dia harus melakukan pembedahan kecil di bagian vital laki-laki untuk mencari sperma yang ada. Proses pencarian tersebut tidak sebentar, tapi bisa berjam-jam.

“Saya pernah mencari sperma empat jam nonstop,” imbuhnya. Namun kasus sperma nol hanya sedikit, tingkat keberhasilannya juga tidak jauh berbeda dengan pasangan yang suaminya memiliki kualitas sperma yang buruk.

Aucky kembali memberi gambaran, “Ada pasangan yang bisa langsung hamil setelah sekali menjalani program bayi tabung. Namun ada pula yang empat kali menjalani program, sang istri bisa mengandung sebanyak tiga kali. Jadi bayinya ada enam. Sebab pada kehamilan kedua dia mengandung anak kembar, kehamilan ketiga, kembar tiga,” jelasnya.

Hal seperti itulah yang membuat Aucky senang. Sebaliknya, ada juga yang sampai tiga kali menjalani program, tapi tidak kunjung hamil.

”Kalau sudah lebih dari tiga kali, biasanya susah hamilnya,” imbuhnya.

Namun banyak pasangan yang tidak menyerah. “Klien yang saya tangani, ada yang mencoba sampai tujuh kali dan akhirnya berhasil hamil. Di Amerika malah lebih ekstrem, bisa sampai 17 kali,” terangnya


.(Mom& Kiddie//nsa)cq okezone

No comments:

Post a Comment