HEPATITIS C MENURUNKAN KUALITAS HIDUP
Infeksi virus Hepatitis C (HCV) dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas manusia, sedangkan kompilasi jangka panjangnya yang berat yaitu menjadi penyakit sirosis hati, kanker hati hingga kematian.
“Karena tidak ada vaksin untuk Hepatitis C, maka tindakan pencegahan dini sangat penting untuk mencegah agar seseorang tidak terinfeksi,” ujar Ali Sulaiman dari Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UI dalam seminar Penatalaksanaan penyakit Hepatitis C kronik di Jakarta hari ini.
Menurut dia, cara pencegahannya a.l. jangan menggunakan jarum atau peralatan pribadi yang telah terkontaminasi dengan darah, menghindari tato dan tindik tubuh, menghindari mencukur rambut kecuali yakin alat tersebut benar-benar bersih.
Dia menjelaskan estimasi prevalensi Hepatitis C di dunia 170 juta orang, risiko kronisitasnya mencapai 75%-85%, dan risiko sirosis sampai 10% dalam 20 tahun, dan 20% dalam 30 tahun.
Di indonesia, katanya, diperkirakan 7 juta orang yang terinfeksi HCV, dengan 315.000 kasus baru per tahun, dan 312.000 penderita meninggal dunia setiap tahunnya. “Bila terdiagnosis sejak dini, penderita ini bisa diterapi dan disembuhkan, dan bisa mencegah penularan ke orang lain,” ujarnya.
Unggul Budihusodo, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), menuturkan penularan HCV lewat darah dan atau cairan tubuh yang terinfeksi (transfusi darah), atau dengan sumber darah yang belum di skrining. Selain itu karena pemakaian jarum suntik yang berulang, kanula atau alat medis yang tidak steril.
“Bisa juga karena saling tukar suntikan oleh pengguna narkoba suntik. Serta tindik (telinga, hidung, dan bagian tubuh lain), dan tato dengan peralatan yang tidak steril,” katanya.
Dia menambahkan penularan HCV juga bisa secara seksual dan perinatal, namun lebih jarang. Risiko tular ibu ke anak relatif rendah (5%). HCV tidak ditularkan melalui bersin, berpelukan, batuk, makanan, air, menggunakan peralatan makanan atau kontak biasa.
No comments:
Post a Comment