Wednesday, October 21, 2009

Screening Salah Satu Harapan Hamil Perempuan Akhir 30

TEROBOSAN comparative genomic hybridization menjadi harapan baru bagi ribuan perempuan atau pasangan yang mendambakan buah hati bahkan pada pasien yang berusia di akhir 30-an.

Hal ini ditemukan oleh peneliti dari Oxford University, Inggris. Mereka mengembangkan teknik screening embrio yang terbukti efektif meningkatkan keberhasilan In vitro fertilisation/IVF (proses pembuahan sel telur oleh sperma yang dilakukan di luar rahim). Teknik yang dikenal dengan comparative genomic hybridization ini, menurut peneliti Dr Dagan Wells, terbukti bisa menggandakan angka pembuahan.

Dalam studi ini, embrio sukses diimplankan pada lebih dari 2/3 kasus dan lebih dari 80% mereka yang mengalami pembuahan memiliki bayi yang lahir dengan selamat. Hasil ini, terang Wells, membuat proses IVF 3 kali lebih efektif dibandingkan proses IVF normal yang biasa dilakukan (biasanya hanya 1/4 atau 1/3 kehamilan yang melahirkan bayi selamat). Sejauh ini, terang Wells lagi, lebih dari 20 bayi telah dilahirkan dengan menggunakan program screening ini.

Bagaimana prosesnya? Menurut Wells, teknik ini berperan memeriksa ketidaknormalan kromosom, sehingga mencegah kegagalan kelahiran baik akibat embrio yang tidak diimplan dengan benar atau karena keguguran janin."Teknik ini memungkinkan dokter mengangkat sel-sel dari embrio saat embrio telah berusia beberapa hari," tutur Wells, seperti dikutip situs dailymail. Sel-sel ini selanjutnya dianalisis untuk melihat apakah mereka normal secara genetik. Embrio-embrio terbaik kemudian dipilih untuk diimplankan ke dalam rahim ibu.

Detail studi

Dalam studi ini, para peneliti melibatkan 115 pasien dari Colorado Centre for Reproductive Medicine di Amerika Serikat. Embrio-embrio mereka tetap berada di laboratorium di AS tetapi sel-sel yang hendak dicoba dibawa ke Oxford untuk dianalisis.

Cara ini, terang Wells, menawarkan harapan khususnya bagi perempuan yang lebih tua. Perempuan ini berisiko lebih besar memproduksi telur-telur dengan cacat genetik sehingga bisa menghambat implantasi atau menjadi penyebab keguguran. Selain untuk perempuan berusia lebih tua, teknik ini juga bermanfaat bagi perempuan semua usia karena menghindari kondisi genetik seperti Down syndrome.

"Anda tentunya bisa membayangkan tekanan yang dirasakan pasien IVF yang telah berjuang selama bertahun-tahun namun kemudian harus menemukan kalau mereka mengandung anak yang menderita Down syndrome."

Dalam pecobaan yang dilakukan Wells, 66% dari partisipan hamil setelah screening. Jumlah ini lebih dua kali lipat dari biasanya (28%). Hasil ini juga dinyatakan sangat mengagumkan mengingat banyak dari partisipan berada pada kesempatan terakhir mereka melakukan IVF, umumnya mereka berusia 39 dengan 2 kali gagal dalam proses IVF sebelumnya.

Hasil ini, menurut Stuart Lavery, seorang konsultan ginekologi di bidang IVF dari Hammersmith Hospital, sangat mengagumkan dibandingkan pendekatan konvensional sebelumnya

No comments:

Post a Comment