Jika bayi tampak kesakitan, kemerahan dan mengedan saat BAB (buang ir besar) bukan selalu berarti bayi sembelit. Meskipun frekuensi buang air besar berkurang, namun bila konsistensi tinjanya normal, pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, maka keadaan tidak dikategorikan sembelit. Ini karena bayi belum mampu mengontrol proses buang air besarnya secara optimal.
Pada bayi yang mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif tidak mudah mengalami sembelit. Hal ini disebabkan kadar laktulosa dalam ASI yang tinggi dapat mencegah terjadinya konstipasi (sembelit). Lain halnya dengan bayi yang menggunakan susu formula. Biasanya susu formula memiliki kandungan lemak tinggi dan protein rendah yang memicu gangguan pencernaan.
Faktor lain bayi sembelit juga dapat disebabkan karena makanan. Ketika bayi sudah mendapatkan makanan pendamping, sebaiknya berikan asupan buah-buahan yang diolah menjadi cair dan halus. Hindari pemberian buah pisang dan apel yang memiliki kadar serat tinggi. Apel memiliki daya serap air tinggi dalam saluran pencernaan sehingga dapat menyebabkan kotoran mengeras.
Gejala fisik yang dapat dilihat pada bayi sembelit yakni pusarnya bodong, kulit kasar dan kering, otot-otot tubuh lemah dan wajah membengkak. Jika mekonium (kotoran berwarna kehitaman) tidak keluar setelah 48 jam kelahiran atau bayi mengalami sembelit pada satu minggu pertama kelahiran, maka kemungkinan adanya kelainan anatomi (tubuh). Paling sering ditemukan adalah Morbus Hirschprung, yaitu tidak ditemukannya persarafan pada sebagian segmen usus.
Dengan tidak adanya sistem saraf tersebut, maka gerakan usus akan terganggu sehingga tinja akan tertahan di situ. Pengaruhnya, bila keadaan ini berlangsung lama, maka kuman-kuman di usus besar akan menumpuk dan berlebihan. Selanjutnya akan terjadi infeksi enterokolitis (infeksi usus). Bila didiamkan bisa menjadi sepsis (infeksi berat) yang dapat menyebabkan kematian pada bayi.
Kenali Sejak Dini
Penyebab sembelit dapat disebabkan karena kesalahan dalam diet (kurang serat, asupan susu formula berlebihan), kelainan bawaan (pada usus atau persarafan), keracunan obat, kelainan metabolik, atau gangguan pada psikologisnya (kesukaran toilet training )
- Frekuensi, konsistensi, warna, bau dan pola BAB sebelumnya, riwayat sembelit dalam keluarga.
- Gangguan yang menyertai seperti nyeri perut, kram usus, anoreksia.
- Adakah gangguan emosi, masalah di sekolah atau di rumah, konflik dengan saudara atau orang tua, dan juga hubungan ayah-ibu-anak.
- Penggalian tentang kebiasaan dan cara pemberian makan, pemberian serat pada anak.
- Penggunaan obat-obatan pencahar dan antihistamin, diuretic, opiat yang berlebihan.
- Pengenalan dan penolakan terhadap toilet training .
- Pola BAB bayi baru lahir (frekuensi, warna, konsistensi)
Hal-hal yang perlu diwaspadai dan segera dikonsultasikan ke dokter, jika:
- BAB terasa sakit dan berdarah
- Tidak BAB selama 5 hari
- Nyeri perut lebih dari satu jam
- Robekan atau luka atau peradangan di sekitar anus.
Yang harus dilakukan: Perubahan diet, pemberian sari buah atau sumber serat dari buah-buahan dan sayuran, cukupi dalam kebutuhan cairan per hari. Hindari produk susu, pisang, dan apel karena dapat menimbulkan sembelit. Perawatan anus dengan melunakan tinja dan menjaga daerah tersebut agar tetap kering. Berikan krem setelah mengganti popok untuk memberikan rasa sejuk.
Mengajari secara perlahan-lahan dan sesuai dengan langkah anak sendiri dalam toilet training. Mengatasi masalah psikologis yang menyebabkan sembelit Dianjurkan untuk BAB setiap hari atau secara teratur dua kali sehari ke toilet. Posisi yang dapat membantu mempermudah BAB dengan menekuk paha ke arah perut sehingga menaikkan tekanan dalam rongga perut agar anak mudah buang air besar (net/jpnn)
No comments:
Post a Comment