Selama ini kata ejakulasi selalu identik dengan laki-laki, karena dipercaya hanya laki-laki yang bisa mengalaminya. Tapi ternyata perempuan juga bisa mengalami ejakulasi. Lalu apa yang dimaksud dengan ejakulasi pada permepuan?
Ejakulasi pada perempuan adalah pengeluaran secara paksa sejumlah cairan dari urethra perempuan selama orgasme. Diperkirakan sekitar 10-40 persen perempuan bisa atau mampu melakukan ejakulasi.
Ejakulasi ini berbeda dengan orgasme karena orgasme puncak kenikmatan dalam berhubungan seksual yang berkaitan dengan sisi mental dan emosional. Sedangkan ejakulasi keluarnya cairan seperti ingin buang air kecil.
Penampilan, tekstur dan kuantitas perempuan yang ejakulasi dapat berbeda, beberapa perempuan ada yang mengeluarkan cairan seperti susu tapi ada juga yang hanya memiliki perasaan seperti berair atau lengket. Sedangkan jumlah cairan yang dikeluarkan juga bervariasi mulai dari satu sendok teh hingga yang paling ekstrim sebanyak satu cangkir.
"Saat perempuan melakukan ejakulasi, maka cairan yang dikeluarkan mengandung sejumlah phosphotase. Sebelumnya diyakini bahwa hanya laki-laki saja yang dapat memproduksi zat kimia ini di kelenjar prostatnya," ujar Ed Belzer, seorang profesor dari Dalhousie University, seperti dikutip dari Health24, Kamis (8/4/2010).
Sebuah studi juga menunjukkan hasil yang konsisten bahwa perempuan yang mengalami ejakulasi memiliki penurunan konsentrasi urea dan kreatinin yang merupakan komponen utama dari urin.
Meskipun belum sepenuhnya jelas mengenai kandungan dari cairan yang dikeluarkan perempuan saat ejakulasi, para peneliti telah menyimpulkan bahwa cairan tersebut tidak murni urine karena tidak berbau seperti sekresi yang dihasilkan dari kelenjar Bartholin. Kelenjar ini berfungsi membantu melicinkan saluran vagina.
Namun diperkirakan cairan tersebut merupakan kombinasi antara urin, asam phosphotase dan bahan kimia lain yang tidak konsisten. Studi ini juga menunjukkan adanya kelenjar yang mirip dengan prostat di dalam tubuh perempuan, sebelumnya kelenjar ini dianggap tidak ada.
Tidak semua perempuan mampu melakukan ejakulasi, tapi studi ginekologi menunjukkan kebanyakan perempuan berhasil ejakulasi selama orgasme dan akibat adanya rangsangan seksual di sekitar area G-spot. Karena daerah G-spot tersebut dirangsang, maka akan terjadi pembengkakan dan mulai keluarnya cairan melalui urethra.
Studi klinis juga menunjukkan respons perempuan terhadap rangsangan G-spot sangat mirip terhadap respons rangsangan prostat laki-laki. Beberapa detik pertama setelah adanya rangsangan akan timbul dorongan yang kuat seperti buang air kecil, tapi dengan cepat perasaan tersebut akan berganti dengan kenikmatan seksual yang nyata.
Ejakulasi pada perempuan adalah pengeluaran secara paksa sejumlah cairan dari urethra perempuan selama orgasme. Diperkirakan sekitar 10-40 persen perempuan bisa atau mampu melakukan ejakulasi.
Ejakulasi ini berbeda dengan orgasme karena orgasme puncak kenikmatan dalam berhubungan seksual yang berkaitan dengan sisi mental dan emosional. Sedangkan ejakulasi keluarnya cairan seperti ingin buang air kecil.
Penampilan, tekstur dan kuantitas perempuan yang ejakulasi dapat berbeda, beberapa perempuan ada yang mengeluarkan cairan seperti susu tapi ada juga yang hanya memiliki perasaan seperti berair atau lengket. Sedangkan jumlah cairan yang dikeluarkan juga bervariasi mulai dari satu sendok teh hingga yang paling ekstrim sebanyak satu cangkir.
"Saat perempuan melakukan ejakulasi, maka cairan yang dikeluarkan mengandung sejumlah phosphotase. Sebelumnya diyakini bahwa hanya laki-laki saja yang dapat memproduksi zat kimia ini di kelenjar prostatnya," ujar Ed Belzer, seorang profesor dari Dalhousie University, seperti dikutip dari Health24, Kamis (8/4/2010).
Sebuah studi juga menunjukkan hasil yang konsisten bahwa perempuan yang mengalami ejakulasi memiliki penurunan konsentrasi urea dan kreatinin yang merupakan komponen utama dari urin.
Meskipun belum sepenuhnya jelas mengenai kandungan dari cairan yang dikeluarkan perempuan saat ejakulasi, para peneliti telah menyimpulkan bahwa cairan tersebut tidak murni urine karena tidak berbau seperti sekresi yang dihasilkan dari kelenjar Bartholin. Kelenjar ini berfungsi membantu melicinkan saluran vagina.
Namun diperkirakan cairan tersebut merupakan kombinasi antara urin, asam phosphotase dan bahan kimia lain yang tidak konsisten. Studi ini juga menunjukkan adanya kelenjar yang mirip dengan prostat di dalam tubuh perempuan, sebelumnya kelenjar ini dianggap tidak ada.
Tidak semua perempuan mampu melakukan ejakulasi, tapi studi ginekologi menunjukkan kebanyakan perempuan berhasil ejakulasi selama orgasme dan akibat adanya rangsangan seksual di sekitar area G-spot. Karena daerah G-spot tersebut dirangsang, maka akan terjadi pembengkakan dan mulai keluarnya cairan melalui urethra.
Studi klinis juga menunjukkan respons perempuan terhadap rangsangan G-spot sangat mirip terhadap respons rangsangan prostat laki-laki. Beberapa detik pertama setelah adanya rangsangan akan timbul dorongan yang kuat seperti buang air kecil, tapi dengan cepat perasaan tersebut akan berganti dengan kenikmatan seksual yang nyata.
No comments:
Post a Comment