Friday, April 30, 2010

Makanan Laut Tengah Tingkatkan Kesuburan

Perempuan yang secara ketat mengkonsumsi makanan ala-Laut Tengah, yang kaya akan sayuran, minyak nabati dan ikan mungkin memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk hamil, setelah menjalani perawatan kesuburan, demikian hasil satu studi baru.

Beberapa peneliti dari Belanda mendapati bahwa di antara 161 pasangan yang menjalani perawatan kesuburan di lembaga mereka, perempuan yang kebiasaan makan mereka sangat sesuai dengan makanan tradisional Laut Tengah menghadapi kemungkinan 40% lebih besar untuk hamil dibandingkan dengan perempuan dengan makanan yang paling tak mungkin dengan makanan Laut Tengah.

Namun studi tersebut, yang dilaporkan di dalam jurnal Fertility and Sterility, tak membuktikan bahwa makanan itu sendiri mendorong keberhasilan perawatan kesuburan.

Studi itu "bersifat observasi", yaitu para peneliti menanyai pasangan mengenai makanan yang biasa mereka santap, memisahkan mereka jadi beberapa kelompok berdasarkan pola makanan mereka, lalu mengikuti hasil kelompok tersebut setelah perawatan kesuburan. Studi semacam itu tak dapat membukti hubungan sebab-akibat.

Namun, temuan itu menunjukkan kemungkinan suatu peran bagi makanan dalam keberhasilan perawatan kesuburan, kata para peneliti tersebut, yang dipimpin oleh Dr Regine PM Steegers-Theunissen dari Erasmus University Medical Center di Rotterdam.

Steegers-Theunissen menyatakan pasangan yang mempertimbangkan perawatan kesuburan mengkonsumsi makanan yang seimbang yang meliputi dosis sehat minyak nabati, sayuran, buncis dan ikan.

Studi itu meliputi 161 pasangang yang menjalani perawatan kesuburan di universitas tersebut. Dua-pertiga pasangan menjalani perawatan kesuburan tabung (IVF), sementara sisanya menjalani suntikan sperma "intracyptoplasmic", atau ICSI. Pola kedua biasa digunakan ketika seorang pria memiliki sedikit sperma atau kualitas sperma yang buruk.

Pola itu melibatkan pengucilan satu sperma dari pria bersangkutan dan menyuntikkannya ke dalam telur perempuan; jika pembuahan berhasil, embrio yang dihasilkan dipindahkan ke dalam rahim perempuan tersebut.

Sebelum perawatan, semua pasangan menyelesaikan pertanyaan terperinci mengenai kebiasaan makan mereka selama satu bulan belakangan. Ketika para peneliti itu menganalisis data tersebut, mereka mengidentifikasi dua pola makan umum di kalangan perempuan; makanan Laut Tengah, yang didefinisikan sebagai kaya akan sayuran, minyak nabati, ikan dan buncis, tapi rendah cemilan; dan makanan "yang sadar-kesehatan" yang kaya akan buah, sayuran, gandum, buncis dan ikan, dan rendah dalam makanan yang mengandung daging serta cemilan.

Para peneliti itu mendapati sepertiga perempuan yang memperoleh nilai tertinggi dalam kepatuhan pada makanan Laut Tengah memiliki angka kehamilan 30% setelah IVF atau ICSI. Angka kehamilan tercatat 25 persen pada sepertiga perempuan dengan kebiasaan makan yang tak terlalu menyamai makanan Laut Tengah.

Ketika Steegers-Theunissen dan rekannya mempertimbangkan beberapa faktor lain, termasuk usia perempuan tersebut, berat badan, dan kebiasaan minum serta merokok, tak ada hubungan antara apa yang disebut makanan "yang sadar-kesehatan" dan tingkat kehamilan.

Sebaliknya, kelompok yang paling taat mematuhi makanan Laut Tengah ialah 40 persen lebih mungkin untuk hamil dibandingkan dengan timpalan mereka yang makanan mereka paling jauh dari pola makanan Laut Tengah.

Para peneliti itu tak menilai hasil kehamilan, sehingga hubungan makanan dengan keberhasilan pada akhirnya dalam perawatan kehamilan tidak jelas. Namun "ini adalah langkah pertama", kata Steegers-Theunissen.

Makanan Laut Tengah dan "sadar-kesehatan" memiliki banyak kesamaan, tapi ada sedikit alasan yang potensial mengenai mengapa makanan Laut Tengah mungkin mempengaruhi keberhasilan perawatan kesuburan, kata para peneliti tersebut.

Salah satunya adalah konsumsi tinggi minyak nabati dalam makanan Laut Tengah. Asam lemak omega-6 pada minyak itu, kata para peneliti tersebut, adalah tanda awal bahan mirip hormon pada tubuh yang disebut "prostaglandins". Pada gilirannya, "prostaglandins" terlibat dalam lingkaran menstruasi, ovulasi dan pemeliharaan kehamilan.

Selain itu, studi tersebut mendapati perempuan yang paling patuh mengkonsumsi makanan Laut Tengah memilik tingkat veitamin B6 yang lebih tinggi, lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang makanan mereka paling tidak mendekati makanan Laut Tengah dan mereka yang memiliki nilai tinggi dalam hal makanan "yang sadar-kesehatan".

Satu studi, kata Steegers dan rekannya, mendapati bahwa pemberian vitamin B6 kepada perempuan yang memiliki kesulitan untuk hamil meningkatkan kesempatan mereka untuk hamil.

Namun, makanan adalah sebagian dari seluruh gaya hidup seseorang, dan studi itu tak dapat dijadikan semua faktor yang dapat menjelaskan hubungan antara makanan Laut Tengah dan angka kehamilan.

Membuktikan bahwa makanan itu sendiri menawarkan keuntungan akan memerlukan percobaan klinis; perempuan secara acak ditugasi mengikuti pola makan Laut Tengah atau makanan pembanding.

"Sayangnya," kata Steegers-Theunissen, "ini nyaris tak mungkin."
perempuan.com

No comments:

Post a Comment