Ada banyak hal keliru dari berjemur sinar matahari. Misalnya ada anggapan orang berkulit gelap kadang aman dari bahaya matahari. Benarkah seperti itu atau jangan-jangan ini hanya sekedar mitos?
Sinar matahari merupakan sumber alami vitamin D bagi tubuh. Tapi terpapar sinar matahari secara berlebihan justru dapat menyebabkan kulit terbakar dan memicu kanker kulit.
Seperti dilansir dari Foxnews, Selasa (1/6/2010), berikut 7 mitos tentang berjemur di bawah sinar matahari:
1. Mitos, sering berjemur sinar matahari maka asupan vitamin D semakin banyak
Memang benar bahwa matahari memasok tubuh dengan vitamin D, tapi tidak dengan cara sering berjemur lantas vitamin D semakin banyak. Paparan ultraviolet berlebih justru berbahaya bagi tubuh.
Vitamin sinar matahari terbukti dapat memperbaiki jantung, tulang bahkan membantu mencegah kanker jenis tertentu. Namun, para pakar mengatakan bahwa paparan sinar matahari yang sehat hanya sekitar 2 sampai 10 menit sehari. Jumlah ini sudah cukup untuk memenuhi asupan vitamin dalam tubuh.
2. Mitos, berjemur dalam tanning bed (tabung UV) lebih aman
Peneliti mengatakan bahwa jumlah radiasi dari tabung UV (indoor taning) sama dan bahkan kadang lebih tinggi ketimbang radiasi dari sinar matahari alami.
Sinar matahari alami mengandung sinar UVA dan UVB. Dan tabung UV diklaim lebih aman karena hanya menghasilkan sinar UVB, padahal kedua jenis sinar UV tersebut sama-samam dapat menyebabkan melanoma (kanker kulit).
3. Mitos, di dalam air tidak menyebabkan kulit terbakar
Air tidak dapat melindungi kulit dari sengatan matahari. Refleksi cahaya di dalam air justru dapat meningkatkan paparan UV pada kulit.
4. Mitos, menggunakan make up dengan SPF (Sun Protection Factor) sudah cukup aman
Lapisan tipis SPF pada wajah tidak cukup untuk melindungi kulit ketika harus menghabiskan waktu di bawah sinar matahari.
Skin Cancer Foundation menyarankan orang untuk menggunakan pelembab tabir surya yang mengandung spektrum yang lebih luas sebelum menggunakan make up, bahkan jika make up di klaim mengandung SPF sekalipun.
Tabir surya yang berspektrum luas mengandung tabir untuk UVA dan UVB, dan sekurang-kurangnya SPF bernilai 15.
5. Mitos, orang berkulit gelap aman dari bahaya matahari dan kanker kulit
Kulit yang berwarna coklat atau gelap memang mengandung lebih banyak melanin, yaitu pigmen kulit yang lebih baik melindungi kulit dari bahaya UV. Tapi hal ini bukan berarti orang berkulit gelap 100 persen aman dari serangan kanker kulit.
6. Mitos, kulit menjadi coklat dapat melindungi kulit dari bahaya sinar matahari
Ini mungkin salah satu mitos yang paling umum dari semuanya. Kulit yang berubah coklat tidak akan melindungi kulit dari bahaya matahari, ini sebenarnya adalah reaksi kulit terhadap kerusakan terhadap sinar matahari.
Setiap kali orang berjemur untuk membuat kulit lebih coklat, maka kerusakan akan terakumulasi dan mempercepat proses penuaan. Satu-satunya cara untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari adalah tabir surya dan pakaian pelindung.
7. Mitos, jika menggunakan tabir surya sebelum keluar rumah, maka ini dapat melindungi kulit seharian
Masalah umum tabir surya adalah dapat memberikan rasa aman yang palsu. Menggunakan tabir surya sekali bukan berarti dapat melindungi kulit Anda sepanjang hari.
Tabir surya perlu digunakan atau dioleskan setidaknya dua jam sekali, dan lebih sering lagi bila Anda sedang berkeringat atau berenang. Pastikan menggunakannya dengan marata, atau akan membuat kulit belang.
Sinar matahari merupakan sumber alami vitamin D bagi tubuh. Tapi terpapar sinar matahari secara berlebihan justru dapat menyebabkan kulit terbakar dan memicu kanker kulit.
Seperti dilansir dari Foxnews, Selasa (1/6/2010), berikut 7 mitos tentang berjemur di bawah sinar matahari:
1. Mitos, sering berjemur sinar matahari maka asupan vitamin D semakin banyak
Memang benar bahwa matahari memasok tubuh dengan vitamin D, tapi tidak dengan cara sering berjemur lantas vitamin D semakin banyak. Paparan ultraviolet berlebih justru berbahaya bagi tubuh.
Vitamin sinar matahari terbukti dapat memperbaiki jantung, tulang bahkan membantu mencegah kanker jenis tertentu. Namun, para pakar mengatakan bahwa paparan sinar matahari yang sehat hanya sekitar 2 sampai 10 menit sehari. Jumlah ini sudah cukup untuk memenuhi asupan vitamin dalam tubuh.
2. Mitos, berjemur dalam tanning bed (tabung UV) lebih aman
Peneliti mengatakan bahwa jumlah radiasi dari tabung UV (indoor taning) sama dan bahkan kadang lebih tinggi ketimbang radiasi dari sinar matahari alami.
Sinar matahari alami mengandung sinar UVA dan UVB. Dan tabung UV diklaim lebih aman karena hanya menghasilkan sinar UVB, padahal kedua jenis sinar UV tersebut sama-samam dapat menyebabkan melanoma (kanker kulit).
3. Mitos, di dalam air tidak menyebabkan kulit terbakar
Air tidak dapat melindungi kulit dari sengatan matahari. Refleksi cahaya di dalam air justru dapat meningkatkan paparan UV pada kulit.
4. Mitos, menggunakan make up dengan SPF (Sun Protection Factor) sudah cukup aman
Lapisan tipis SPF pada wajah tidak cukup untuk melindungi kulit ketika harus menghabiskan waktu di bawah sinar matahari.
Skin Cancer Foundation menyarankan orang untuk menggunakan pelembab tabir surya yang mengandung spektrum yang lebih luas sebelum menggunakan make up, bahkan jika make up di klaim mengandung SPF sekalipun.
Tabir surya yang berspektrum luas mengandung tabir untuk UVA dan UVB, dan sekurang-kurangnya SPF bernilai 15.
5. Mitos, orang berkulit gelap aman dari bahaya matahari dan kanker kulit
Kulit yang berwarna coklat atau gelap memang mengandung lebih banyak melanin, yaitu pigmen kulit yang lebih baik melindungi kulit dari bahaya UV. Tapi hal ini bukan berarti orang berkulit gelap 100 persen aman dari serangan kanker kulit.
6. Mitos, kulit menjadi coklat dapat melindungi kulit dari bahaya sinar matahari
Ini mungkin salah satu mitos yang paling umum dari semuanya. Kulit yang berubah coklat tidak akan melindungi kulit dari bahaya matahari, ini sebenarnya adalah reaksi kulit terhadap kerusakan terhadap sinar matahari.
Setiap kali orang berjemur untuk membuat kulit lebih coklat, maka kerusakan akan terakumulasi dan mempercepat proses penuaan. Satu-satunya cara untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari adalah tabir surya dan pakaian pelindung.
7. Mitos, jika menggunakan tabir surya sebelum keluar rumah, maka ini dapat melindungi kulit seharian
Masalah umum tabir surya adalah dapat memberikan rasa aman yang palsu. Menggunakan tabir surya sekali bukan berarti dapat melindungi kulit Anda sepanjang hari.
Tabir surya perlu digunakan atau dioleskan setidaknya dua jam sekali, dan lebih sering lagi bila Anda sedang berkeringat atau berenang. Pastikan menggunakannya dengan marata, atau akan membuat kulit belang.
sumber:detikhealth
No comments:
Post a Comment