Suntikan botox digunakan untuk mencegah keriput di wajah yang efeknya membuat muka kaku. Tapi tak cuma kaku, orang yang disuntik botox juga kesulitan membaca ekspresi wajah orang lain.
Dalam studi sebelumnya diketahui bahwa suntikan botox bisa melumpuhkan ototwajah sehingga membuat ia tampak kurang emosional alias jadi berwajah kaku.
Tapi pada studi terbaru ditemukan racun dalam kosmetik ini bisa membuat penggunanya kurang mampu membaca emosi orang lain.
Suntikan Botox adalah memasukkan sejumlah kecil toksin yang dapat melumpuhkan otot-otot. Suntikan botox menyebabkan orang jadi tidak bisa mengerutkan kening.
"Kita bisa mengidentifikasi emosi dengan cara meniru ekspresi wajahnya. Jadi ketika kita tidak bisa meniru ekspresi seseorang karena botox, maka ia akan sulit memahami emosi seseorang," ujar David Neal, profesor psikologi dari University of Southern California, seperti dikutip dari Healthland.Time, Kamis (28/4/2011).
Untuk studi ini peneliti melakukan dua eksperimen, yang pertama melibatkan 31 perempuan yang menerima Botox atau Restylane. Sedangkan yang kedua melibatkan 56 perempuan dan 39 laki-laki yang diberi topikal gel di wajahnya sebagai 'anti-botox'. Semua partisipan diminta melihat serangkaian wajah di layar dan mengidentifikai emosinya.
Hasil studi mendapatkan partisipan yang menerima suntikan Botox kurang mampu atau mengalami kesulitan dalam membaca emosi yang ditampilkan oleh ekspresi wajah seseorang. Hal ini akan mengganggu kemampuannya untuk berempati.
"Komunikasi manusia adalah hal yang sangat halus, ketika Anda menghilangkan sepotong informasi misalnya dengan melumpuhkan otot-otot wajah sendiri bisa memberikan perbedaan dan kegagalan komunikasi," ungkap Neal.
Botox adalah senyawa yang berasal dari bakteri Clostridium botullinum yang disuntikkan ke wajah untuk mengurangi tanda-tanda penuaan seperti garis dan keriput. Tapi efek dari suntikan ini tidak berlangsung lama, karenanya seseorang harus mengulanginya lagi setiap beberapa bulan.
healthdetik.com
No comments:
Post a Comment