Tuesday, April 5, 2011

Pengobatan Alternatif Tak Efektif Atasi Serangan Stroke


image
Pengobatan alternatif tidak efektif mengatasi persoalan saat seseorang terserang stroke. Demikian dikatakan ahli saraf dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dr Lyna Soertidewi Sp.S (K) M.epid.

Saat ditemui dalam peluncuran buku "Stroke bukan akhir segalanya", di Taman Malabar, Kota Bogor, Minggu, ia menegaskan penyembuhan penderita stroke tergantung pada penanganan awal saat serangan itu terjadi.

"Begitu orang terserang stroke, bawalah langsung ke rumah sakit yang terdapat dokter sarafnya. Jangan dibiarkan dan membawanya ke pengobatan alternatif karena ini tidak efektif," katanya.
      
Ia mengatakan, banyak orang yang beranggapan pengobatan alternatif dapat mengatasi persoalan saat seseorang terserang stroke.
      
Menurut Lyna, melalui pengobatan teratur dan terapi secara rutin dengan ahli yang tepat dan cara yang benar, penderita stroke dapat pulih kembali.
     
Ia menyebutkan, penanganan awal stroke menjadi penentu tinggi rendahnya risiko serangan kedua. Penanganan awal yang tepat adalah, dengan segera membawa penderita ke rumah sakit yang memiliki ahli saraf begitu seseorang terkena serangan.

Upaya manual yang dilakukan banyak orang saat menghadapi penderita yang tiba-tiba anfal dengan menusuk tangan penderita menggunakan jarum atau tidak melakukan upaya penyelamatan sesegera mungkin karena alasan khawatir terkena stroke lebih parah adalah salah.

"Begitu seseorang terkena serangan, langsung bawa ke rumah sakit, dokter saraf akan langsung memahami kondisinya dan ini memperkecil risiko kelumpuhan yang diakibatkan oleh stroke," katanya.
     
Lyna mengatakan, berdasarkan data riset kesehatan dasar stroke menjadi penyakit nomor satu penyebab kematian dengan jumlah yang cukup banyak.

"Untuk wilayah Jakarta saja setiap harinya satu hingga dua orang dirawat karena stroke," katanya.
     
Stroke disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat seperti pola makan yang tidak terkontrol serta pengaruh stres yang tinggi.
     
Stroke umumnya menyerang di usia 55 tahun ke atas, dan kebanyakan dialami oleh kaum pria. Namun kini kaum wanita dan orang muda juga rentan terkena serangan akibat mobilisasi hidup yang tinggi.
     
Mencegah stroke, kata Lyna dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, berolahraga teratur, menghindari makanan berkolesterol tinggi dan menghindari stres.
      
"Tidak ingin stroke? Anutlah pola hidup sehat," katanya.


No comments:

Post a Comment