Ilustrasi: listverse |
Gagap adalah masalah gangguan bicara yang mempengaruhi kefasihan bicara. Mereka yang mengalami kesulitan ini ditandai pengulangan bagian pertama dari kata atu susah melafalkan kata-kata tertentu. Penyebab gagap, sebagian besar (60%) karena faktor genetika dan keterlambatan bicara saat masih balita.
Gejala
Tanda awal gagap muncul ketika anak berusia 18-24 bulan, ketika anak belajar mengucapkan kata-kata tertentu. Sedangkan gagap pada seseorang yang berusia remaja atau lebih ditandai dengan kesulitan mengucapkan kata-kata tertentu.
Perawatan
Ada berbagai perawatan yang tersedia untuk gagap. Salah satu metode terapi tersebut dapat meningkatkan kemampuan bicara penderita gagap sampai taraf tertentu, tetapi sampai saat ini belum ada obat khusus untuk gagap. Meski demikian ada terapi gagap yang dapat membantu penderita. Gagap bisa dirawat dengan didikan orang tua seperti:
* Menyediakan lingkungan rumah yang santai yang memberikan banyak kesempatan bagi anak untuk berbicara. Menyisihkan waktu tertentu ketika anak dan orangtua dapat berbicara bebas dari gangguan.
* Orangtua menahan diri untuk mengkritik saat anak sedang bicara atau tidak bereaksi negarif pada apa yang dibicarakan anak. Orangtua juga harus menghindari menghukum anak untuk setiap kekeliruan atau meminta anak gagap mengulang kata-kata sampai mereka berbicara dengan fasih.
* Tidak memaksa anak untuk bicara secara lisan di depan banyak orang.
* Mendengarkan dengan penuh perhatian kepada anak ketika ia berbicara.
* Berbicara perlahan-lahan dan dengan santai. Jika orangtua berbicara dengan cara ini, anak akan meniru berbicara lambat dan santai.
* Menunggu anak untuk mengucapkan kata yang dimaksud. Jangan mencoba untuk menyelesaikan pikiran anak.
Banyak program terapi terpopuler untuk gagap berfokus pada belajar kembali bagaimana berbicara. Efek psikologis dari kegagapan yang sering terjadi, seperti ketakutan untuk berbicara dengan orang asing atau di depan umum, juga dibahas dalam sebagian besar dari program ini.
Sumber: medlineplus dan medicinet.
detikhealth.com
No comments:
Post a Comment