SAKIT kepala sering tampak sederhana karena umumnya merupakan gejala penyakit ringan. Sakit kepala pada anak-anak adalah umum dan biasanya tidak serius.
Meski begitu, sakit kepala tak bisa disepelekan, apalagi kalau sampai menyerang anak. Seperti orang dewasa, si kecil juga dapat terkena migrain, sakit kepala kronis harian atau sakit kepala karena stres meskipun gejalanya mungkin berbeda. Pada beberapa kasus, sakit kepala pada anak-anak juga karena infeksi, stres tingkat tinggi, gelisah, atau trauma ringan pada kepala.
Bahkan, sebuah survei menyebutkan, sakit kepala pada anak juga terjadi sesering sakit kepala pada orang dewasa. Itulah sebabnya, penting untuk memberi perhatian untuk gejala sakit kepala pada anak. Disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter jika sakit kepalanya memburuk atau sering terjadi.
Sakit kepala pada anak-anak biasanya bisa karena gaya hidup dan apa kegiatan yang dilakukan di rumah. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah riwayat kesehatan keluarga.
Biasanya penyakit yang terdapat pada generasi sebelumnya diturunkan ke generasi berikutnya dan seterusnya. Jadi, terdapat kemungkinan seorang anak terserang sakit kepala karena faktor hereditas. Hal ini terutama terjadi pada anak perempuan karena mayoritas orang yang menderita sakit kepala adalah perempuan.
Alasan lain timbulnya sakit kepala pada anak adalah akibat cedera di kepala.Jika seorang anak pernah mengalami cedera, sebaiknya bawalah anak tersebut ke dokter terdekat untuk berkonsultasi.
Ini sangat penting agar si buah hati mendapatkan perawatan yang sesuai. Sering kali tidak mengindahkan pengobatan atau berkonsultasi dengan dokter setelah anak mengalami cedera kepala sehingga membuat sakit kepala si anak bertambah parah. Selain faktor keturunan dan akibat cedera, sakit kepala pada anak juga bisa karena lingkungan dan alergi. Terkadang perubahan lingkungan dapat mengakibatkan sakit kepala.
Perubahan ini bisa berupa perubahan cuaca, cahaya, bau, dehidrasi, kurang tidur, dan suara yang terlampau keras. Penyakit yang dalam bahasa kedokteran disebut juga dengan cephalgia ini memiliki jenis yang paling banyak. Adapun yang paling sering dialami masyarakat saat ini adalah sakit kepala karena tegang atau karena adanya kontraksi otot (tension headache) dengan angka kejadian sebesar 78 persen dibandingkan jenis yang lain.
Anakanak juga sering mengalami sakit kepala jenis tegang ini. Sakit kepala ini sering dihubung-hubungkan dengan jangka waktu peningkatan stres yang umumnya dialami warga yang tinggal di perkotaan. Beban pekerjaan yang menumpuk, persaingan, dan masalah pribadi yang tak kunjung selesai bisa membuat seseorang menjadi stres dan depresi yang pada akhirnya memicu sakit kepala tipe ini. Mereka yang berisiko mengalami stres umumnya orang dengan pola hidup yang kurang baik.
Misalnya yang memiliki kesibukan yang padat, tidak pandai mengatur waktu,jarang olahraga, kurang tidur, dan sering mengonsumsi makanan cepat saji. Untuk anak-anak, stres karena tugas-tugas sekolah atau masalah keluarga juga dapat menjadi alasan timbulnya sakit kepala pada anak.Hormon stres dapat mengubah level kimia tertentu dalam otak sehingga menimbulkan sakit kepala.
Karena itu, luangkanlah waktu bersama anak untuk berdiskusi tentang masalah yang dihadapinya sehari-hari. Namun, faktor-faktor emosional bukanlah satusatunya pemicu sakit kepala karena tegang ini.
Posisi tubuh tertentu yang menyebabkan kontraksi otot-otot kepala dan leher seperti memegang buku sewaktu membaca atau posisi yang tidak benar saat berbicara di telepon yang dilakukan bersamaan dengan kegiatankegiatan yang membutuhkan peningkatan mata dalam jangka waktu yang lama, juga dapat menimbulkan sakit kepala karena tegang.
Rasa sakit yang timbul karena ketegangan ini, biasanya menetap dan dirasakan di dahi, daerah pelipis, dan di belakang leher. Orang-orang selalu menggambarkan sakit kepala karena tegang ini seperti terikat perban sangat ketat yang melilit di kepala mereka.
Meskipun sakit kepala karena tegang ini dapat berlangsung lama, biasanya sakit ini akan menghilang setelah masa stres berlalu. Walaupun penyebab pasti dari sakit kepala karena tegang ini belum diketahui, banyak para ilmuwan percaya bahwa penyebab utama dari rasa sakit tersebut adalah karena ketegangan otot yang terus-menerus.
Penelitian lain menunjukkan bahwa berkurangnya aliran darah mungkin berperan pada rasa sakit tersebut. Penanganan sederhana dapat Anda lakukan di rumah.Mintalah anak untuk berbaring di ruangan yang sejuk dan gelap, serta berilah anak obat sakit kepala semacam parasetamol.
Bila Anda membawa anak mengunjungi dokter, dokter umumnya akan menanyakan tentang riwayat penyakitnya itu untuk membantu dia dalam menentukan jenis penyakit dan perawatan yang dibutuhkan.
Karena itu, ingat-ingatlah hal-hal penting yang berkaitan dengan keluhan sakit kepala anak Anda. Pertanyaan yang sering diajukan, antara lain tentang beratnya dan kekerapan keluhan sakit kepala anak Anda, begitu pula tentang pola keluhan sakit kepalanya.
“Nyeri kepala dan segala keluhan nyeri lain, sebetulnya cuma gejala dari suatu penyakit. Cukup banyak penyakit dengan gejala nyeri kepala. Kesalahan sering terjadi karena yang sering kali diobati rasa nyerinya dan bukan penyakit yang menimbulkan rasa nyerinya,” kata penulis dan praktisi kesehatan yang juga dokter umum lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Dr Handrawan Nadesul, dalam salah satu artikelnya.
Selain tipe tegang, ada juga jenis sakit kepala lain, yaitu migrain.Gejalanya biasanya merasa berat di satu atau kedua sisi kepala dan selalu disertai dengan beberapa gejala lainnya.
Gejala-gejala lain tersebut, seperti mual dan muntah, sangat peka terhadap cahaya, gangguan penglihatan, pusing, demam, dan panas dingin. Mekanisme yang menyebabkan migrain hingga saat ini belum diketahui secara jelas.
No comments:
Post a Comment