Perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang dunia kedokteran terus mengalami kemajuan. Salah satu yang kini sedang dikembangkan adalah terapi stem cell atau sel punca.
Terapi sel punca kini dapat menjadi suatu pilihan atau alternatif untuk mengatasi masalah-masalah ekstrem di bidang kedokteran. Menurut Prof. Dr. Amin Soebandrio, dr, SpMK, Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi Bidang Kesehatan dan Obat, saat ini terapi stem cell malah merupakan pendekatan yang sangat efektif dan sangat menjanjikan.
"Pada kasus yang ekstrem, ujung jari yang putus misalnya, itu dengan teknologi stem cell bisa diperbaiki, bisa tumbuh lagi." katanya dalam diskusi bertema 'Perkembangan Terkini Riset Sel Punca & Aplikasi di Indonesia', Sabtu, (11/6/2011) kemarin di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Namun hal tersebut menurut Amin, baru dilakukan di laboratorium-laboratorium luar negeri. Indonesia sendiri belum sampai ke sana, karena stem cell sendiri perkembangannya masih sebatas penelitian.
Dalam contoh kasus ekstrem lain, sel punca juga dapat diaplikasikan pada jaringan saraf. Dahulu, umumnya jaringan saraf yang sudah putus biasanya sulit untuk disembuhkan dan dilakukan perbaikan, tetapi dengan teknologi sel punca, jaringan otak yang sudah putus pun dapat disambung kembali.
"Salah satu penelitian di luar negeri pada tikus, otaknya dipotong ditempat yang mempersyarafi mata tikus sehingga tikus menjadi buta. Tapi setelah diobati dengan stem cell, tikus bisa melihat lagi," ungkapnya.
Amin mengungkapkan, meskipun kini masih dalam tahap penelitian, namun terapi stem cell sudah pernah dilakukan di Indonesia pada pasien penyakit jantung yang mengalami masalah pada jaringan otot jantung, dimana pembuluh darahnya mengalami penyumbatan.
"Dengan kita memasukan sel punca, sel otot jantungnya bisa tumbuh lagi," lanjutnya.
Karena masih dalam tahap penelitian, tidak semua rumah sakit bisa menjalankan terapi sel punca. Sejauh ini hanya terbatas pada rumah sakit pendidikan tertentu saja.
Stem cell adalah sel yang masih memiliki kemampuan untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi organ-organ tertentu. "Jadi, kalau kita lihat mulai dari pembuahan, satu sel itu kemudian bisa berkembang menjadi berbagai organ tubuh manusia lengkap," jelasnya.
Menurut Amin, sampai dewasa sel punca masih ada di tubuh manusia. Karena secara berkala dia dilepaskan oleh sumsum tulang yang menjadi sumber. Fungsinya adalah untuk memperbaiki jaringan maupun organ yang rusak.
Dengan bertambahnya umur, kerusakan pada sel tubuh makin banyak, sementara suplai sel punca makin sedikit. Akibatnya, proses penuaan menjadi lebih cepat. Sel punca, kata Amin, dapat diperoleh dari sumsum tulang, sel umbilikus, tali pusat, maupun dari sel-sel embrio, di mana secara teoritis sel punca tersebut bisa di isolasi yang kemudian dipergunakan untuk mengobati jaringan yang rusak
No comments:
Post a Comment