BAWANG putih (Allium sativum) adalah salah satu jenis bawang yang telah lama dikenal manusia.
Horatio, seorang penyair Romawi pada tahun ke-6 sampai dengan tahun ke-8 sebelum Masehi, pernah mencatat peristiwa pemusnahan bawang putih.
Horatio, seorang penyair Romawi pada tahun ke-6 sampai dengan tahun ke-8 sebelum Masehi, pernah mencatat peristiwa pemusnahan bawang putih.
Dia menyatakan bahwa bawang putih lebih beracun daripada hemlock (sejenis cemara beracun). Masih menurut Horatio, dia pernah jatuh sakit setelah memakannya. Pada masa Junani kuno, seseorang yang memakan bawang putih tidak dibolehkan memasuki kuil Cybele (kuil dewi leluhur masyarakat Asia Kecil).
Dahulu, di Eropa, para pelari percaya bahwa mengunyah bawang putih sewaktu berlomba dapat mencegah lawan mendahuluinya. Joki Hungaria kadang-kadang mengikatkan sebutir bawang putih pada kekang kudanya karena mereka percaya bahwa lawan tanding yang mencoba mendahuluinya akan mundur begitu mencium bau menyengat dari bawang putih tersebut.
Beberapa penulis menggambarkan bawang putih sebagai obat. Claudius Galenus, seorang dokter dan penulis dari Junani pada tahun 200an, menggambarkan bawang putih sebagai theriac atau heal-all (penyembuh semua penyakit).
Penulis abad keduabelas ?Al-exander Neckam? merekomendasikannya sebagai pereda panas sinar matahari untuk pekerja yang bekerja di tempat terbuka.
Bawang putih telah dibudidayakan di Inggris sebelum tahun 1540. Garlic, kata Anglo-Saxon (Old English) untuk bawang putih, berasal dari gar (lembing) dan lac (tanaman), yang mengacu kepada bentuk daunnya yang menyerupai lembing.
Dewasa ini, seiring dengan makin besarnya perhatian terhadap bawang putih, berbagai penelitian telah membuktikan manfaatnya pada pemeliharaan kesehatan. Beberapa manfaat tersebut, antara lain, adalah antikanker, pengendali tekanan darah dan kadar kolesterol, pencegah diabetes, pelindung jantung, anti-oksidan, pencegah impotensi, dan anti-biotik.
Allicin
Dasar dari efek terapeutik bawang putih adalah mekanisme molekuler. Komponen yang paling berperan adalah allicin....! komponen aktif utama pada bawang putih. Allicin terbentuk ketika bawang putih dirajang atau dihaluskan (misalnya dengan penggilingan). Perajangan atau penghalusan ini menyebabkan alliin dan enzim alliinase berinterkasi membentuk allicin.
Para ilmuwan telah mengungkapkan peran allicin untuk memblokir aktivitas beberapa enzim tertentu. Sebagai contoh, sebagai anti-bakteri, allicin melumpuhkan amuba penyebab disentri dengan cara memblokir aktivitas dua kelompok enzim, yaitu sistein proteinase dan alkohol dehidrogenase.
Sistein proteinase adalah enzim yang memberikan kemampuan bagi mikroorganisme penginfeksi untuk menyerang jaringan, sementara alkohol dehidrogenase berperan dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidup-nya. Karena kedua enzim ini terdapat pada berbagai jenis mikroorganisme penginfeksibakteri, jamur, dan virus? ini memberi alasan untuk menyatakan allicin sebagai komponen anti-mikroba.
Para ilmuwan juga telah menemukan bahwa allicin memblokir aktivitas enzim dengan bereaksi dengan gugus sulfidril (atau gugus tiol) pada enzim. Gugus ini adalah bagian penting dalam enzim yang berperan dalam sintesa kolesterol. Dengan memodifikasi gugus sulfidril, allicin dapat mencegah penimbunan kolesterol pada arteri.
Para peneliti dari Universitas Guelph, Canada, melalui publikasinya pada American Journal of Clinical Nutrition tahun 1997, mengemukakan pengamatan mereka pada efek pemberian suplemen bawang putih pada kadar lipid dan lipoprotein serum pada penderita hiperkolesterolemia.
Hasilnya menggembirakan. Suplemen bawang putih (pemberian 900 mg ekstrak allicin/hari selama 12 minggu) secara berarti dapat menurunkan baik kadar kolesterol total (11,5 persen) maupun kadar kolesterol ber-densitas rendah (14,2 persen).
Anti-Kanker
Beberapa penelitian telah membuktikan peran bawang putih sebagai anti-kanker. Para peneliti di Pennsylvannia, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa diallyl disulphide dapat mengurangi perkembangan tumor menjadi setengah dari perkembangan semula. Sementara itu, Sallylcysteine dapat mencegah agen penyebab kanker berikatan dengan sel payudara manusia. (Kedua komponen ini juga terbentuk ketika bawang putih dirajang atau dihaluskan.)
Michael Wargovich dan koleganya dari Universitas Texas mempelajari efek dua komponen aktif dalam bawang putih? dialylsulphide dan Sallylcystein?pada perkembangan kanker. Mereka menguji komponen tersebut pada hewan coba yang mengidap kanker dan menemukan bahwa perkembangan tumor dapat dikurangi 50-70 persen. Mereka menyimpulkan bahwa, walaupun mekanisme efeknya belum jelas, bawang putih memiliki efek pelindung terhadap kanker.
Komplikasi Kehamilan
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi bawang putih selama masa hamil dapat menurunkan risiko preeklamsia (meningkatnya tekanan darah dan protein dalam air seni). Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Chelsea & Westminster, Inggris, juga mengungkapkan bahwa bawang putih dapat mendorong peningkatan berat badan janin.
Walaupun penghambatan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh banyak faktor, mengonsumsi bawang putih pada masa hamil dapat menurunkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pada kelompok yang diberi bawang putih, terjadi peningkatan kuantitas growth promoting sub-stances? substansi yang berperan dalam proses pertumbuhan janin? dalam sel plasenta sebesar 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok placebo (kelompok yang tidak memperoleh bawang putih).
Para peneliti menyimpulkan bahwa komponen aktif bawang putih meningkatkan aktivitas enzim kunci yang berkurang pada kehamilan tidak normal.
Beberapa publikasi juga me-masukkan bawang putih sebagai bahan aphrodisiac (komponen yang dapat merangsang libido) karena kemampuannya meningkatkan sirkulasi darah. Penelitian juga telah mengungkapkan bahwa bawang putih dapat merangsang produksi nitric oxide synthase?enzim yang bertanggungjawab pada mekanisme ereksi?terutama pada mereka yang memiliki keterbatasan memproduksi enzim ini.
Oleh karena itu, tampaknya, manfaat bawang putih dapat menutupi keengganan orang mengonsumsinya karena bau ‘tak sedap’ yang dikeluarkannya. Dan, yang menarik, manfaatnya akan lebih terasa jika bawang putih dilalap, karena enzim yang terdapat pada air ludah akan melepaskan komponen aktifnya. Silakan mencoba
anl/Albiner Siagian
No comments:
Post a Comment