Friday, November 6, 2009

PENYEBAB BAU BADAN

Cantik-cantik, kok bau sih? Jangan sampai Anda mendapat kata-kata itu dari orang akibat bau badan. Meskipun cantik tapi bila tubuh bau akan mengganggu orang lain dan penampilan.

Bau badan yang tidak sedap memang sering bikin masalah, khususnya bagi wanita. Orang yang mempunyai masalah bau badan seringkali merasa rendah diri atau tak percaya diri alias minder dengan membatasi pergaulan. Dampak terburuknya orang yang bau badan dapat menghambat dalam pengembangan potensi dirinya. Tapi itu dapat dicegah selama kita rajin menjaga kebersihan badan. Sebenarnya dari mana asal bau badan dan bagaimana cara mengatasinya?
Keringat kita dihasilkan oleh dua kelenjar, yaitu kelenjar accrine dan kelenjar apocrine. Kelenjar accrine memproduksi keringat bening dan tidak berbau yang dikeluarkan sejak bayi, dan biasanya muncul di tangan, punggung, serta dahi.
Sedangkan kelenjar apocrine terdapat di tempat-tempat tertentu, terutama di daerah perakaran rambut, seperti ketiak, kemaluan, dan di dalam hidung. Kelenjar apocrine bersifat aktif setelah masa pubertas. Kelenjar accrine mengeluarkan cairan yang banyak mengandung air dan tidak berbau. Cairan tersebut berfungsi menurunkan kondisi tubuh pada waktu tertentu. Sedangkan kelenjar apocrine mengandung asam lemak jenuh dengan cairan lebih kental dan berminyak.
Sebenarnya, cairan yang dihasilkan oleh kelenjar apocrine hanya berbau lemak. Namun, karena di setiap helai rambut terdapat satu apocrine dan mengandung bakteri yang berperan dalam proses pembusukan, maka timbul bau badan yang tak sedap. Terkadang ada orang yang mempunyai kelenjar apocrine lebih besar, sehingga produksi keringatnya lebih besar dan pembusukan bakterinya juga lebih banyak.

Rambut ketiak juga berperan memunculkan bau badan. Secara medis, rambut ketiak berfungsi memperluas permukaan untuk mengatur penguapan keringat. Di pangkal rambut, terdapat banyak pori-pori yang menjadi muara kelenjar keringat untuk mengalirkan keringat ke ketiak. Bulu di sekitar kemaluan juga bisa membuat bau badan menjadi tak sedap.
Namun, karena letaknya jauh dari indera penciuman, bau yang muncul pun tak terlalu dirasakan. Selama kita selalu menjaga kebersihan tubuh, maka bau badan tidak akan muncul. Pasalnya, jika keringat yang dihasilkan kelenjar apocrine dihilangkan, bakteri pun tidak akan melakukan proses pembusukan.

Kondisi jiwa seseorang, seperti stres atau emosi, sebenarnya juga mempengaruhi kelenjar apocrine bekerja lebih efektif dan produktif, sehingga memperparah bau badan. Faktor lain pemicu bau badan adalah kegemukan. Pada orang gemuk, keringat cenderung terperangkap di antara lipatan-lipatan kulitnya.

Jika kelenjar apocrine mengeluarkan keringat sedikit tapi kita tidak membersihkannya dan kemudian tercampur bakteri, bau badan pun akan muncul. Apalagi jika kita sering menyantap makanan protein tinggi, seperti daging kambing (karena dapat melebarkan pembuluh darah), durian, bawang goreng, merokok, minuman keras, dan obat antibiotika.
Banyak cara bisa dilakukan untuk menyingkirkan atau menyamarkan bau badan tak sedap. Saat ini, cukup banyak produk penghilang bau badan yang dijual di pasaran, mulai dari deodoran, obat minum, dan bedak. Selain itu, ada pula suntikan botox dan operasi.

Cara yang paling aman dan hemat untuk menghilangkan bau badan sebenarnya mudah dan murah. Selalu membersihkan ketiak dengan sabun antiseptik setiap kali mandi. Setelah mandi, keringkan dengan handuk, tisu atau lap kering dan bubuhkan bedak antiseptik. Selain itu, konsumsi buah, sayur, serta minum air putih dapat menyebabkan keringat menjadi lebih encer sehingga bau badan menjadi berkurang.

Pengalaman Maya (30) misalnya. tetangga sebelah rumah ini mengeluhkan pernah mengalami bau badan, terutama di daerah ketiak selama dua tahun. “Padahal sudah saya cukur habis bulu di ketiak, termasuk juga memakai deodorant dan parfum. Tapi tahannya hanya sebentar. Setelah keringatan, bau badan saya makin tak sedap bercampur parfum,” ujar Maya.

Maya mengaku, ia sempat tidak percaya diri untuk dekat dengan orang-orang. Teman-temannya pun jadi menjauhinya. Meskipun mereka tidak mengatakan secara verbal. Namun melalui sikap yang ditunjukkan teman-temannya, Maya tahu kalau teman-temannya enggan berdekatan dengannya karena bau badan.

Ia pun lalu berkonsultasi ke dokter kulit, tapi tetap saja badannya masih bau. “Saat itu saya dianjurkan dokter untuk tidak boleh makan mengandung kalori dan protein tinggi. Tapi tetap saya langgar. Akhirnya bau lagi deh,” jelasnya.

Namun, kini Maya sudah tidak bau badan lagi. Ia melakukan terapi tradisional. “Saya sering luluran, mandi mangir dan mandi okup. “Sekarang badan saya tidak bau lagi. Semua itu berkat terapi tradisional,” pungkasnya. (del)

No comments:

Post a Comment