MASIH bangga dengan tahi lalat di dekat bibir yang membuat anda terlihat manis? Masih merasa beruntung dengan tahi lalat di jari yang kata primbon akan mendatangkan banyak rezeki?
Sebenarnya sah-sah saja jika anda menjawab iya, tetapi alangkah lebih baik jika kini anda mulai waspada dengan kehadiran tahi lalat di tubuh. Bukan tidak mungkin mereka adalah musuh dalam selimut yang suatu saat nanti akan berubah menjadi melanoma atau kanker kulit.
Sesungguhnya tahi lalat (nevus) juga merupakan bagian dari kulit. Tahi lalat bisa ada sejak lahir ataupun muncul belakangan.
Ia menggelap karena kerja dari melanosit yang menghasilkan melanin (pigmen/zat pemberi warna). Tahi lalat bukan merupakan kelainan atau penyakit, di samping itu ia juga tidak membawa dampak-dampak negatif bagi pemiliknya, kalau ada pun mungkin hanya dari sisi kosmetik. Hanya saja, pada kondisi tertentu tahi lalat bisa mengganas menjadi kanker.
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk jeli dan peka terhadap setiap perubahan yang terjadi. Berhati-hatilah jika tahi lalat di tubuh kita mulai mengalami perubahan warna, ukuran, bentuk, permukaan dan konsistensi, serta perubahan rasa, entah menjadi gatal, terbakar, atau sakit! Semua itu adalah tanda awal melanoma.
Melanoma sendiri masih menyisakan tanda tanya besar, belum diketahui secara pasti mengenai penyebabnya. Diduga, faktor genetik, riwayat keluarga, sinar matahari, serta faktor fenotif (seperti mata biru, rambut pirang, kulit terang) merupakan faktor-faktor yang berpeluang meninggikan risiko melanoma. Meski bisa terjadi pada kulit normal, kali ini kita akan lebih memfokuskan insiden melanoma yang bermula dari tahi lalat.
Tahi Lalat yang Bagaimana?
Tidak semua tahi lalat berpotensi untuk berkembang menjadi melanoma. Hanya tahi lalat jenis tertentu saja (yang bisa jadi saat ini sedang bersarang di tubuh kita) yang kemungkinan menga-dakan transformasi menjadi kanker.
Tidak semua tahi lalat berpotensi untuk berkembang menjadi melanoma. Hanya tahi lalat jenis tertentu saja (yang bisa jadi saat ini sedang bersarang di tubuh kita) yang kemungkinan menga-dakan transformasi menjadi kanker.
Salah satunya adalah nevus pigmentosus yang secara umum memiliki tiga gambaran. Gambaran yang pertama berupa bercak coklat sampai coklat kehitaman di area telapak tangan, telapak kaki, atau genitalia dan ber-diameter sekitar 1 mm.
Biasanya sangat jarang timbul sewaktu lahir dan baru berkembang setelah berusia dua tahun, memiliki permukaan halus, rata, serta tidak berambut.
Gambaran kedua adalah tahi lalat coklat kehitaman yang berbentuk bintil seperti kubah dengan ukuran beberapa mili hingga 1 cm atau lebih, ditumbuhi rambut kasar dan lokasinya bisa di mana saja meski yang terbanyak adalah di kepala serta leher.
Gambaran nevus pigmentosus yang terakhir berupa tonjolan seperti warna kulit sampai warna coklat, dengan permukaan halus yang ditumbuhi rambut dan paling sering menempel di wajah. Dari ketiganya, nevus pigmentosus yang paling rawan menjadi melanoma adalah tipe yang pertama.
Nevus biru juga berpeluang mengganas. Tahi lalat ini tampak sebagai bintil, tonjolan, atau plak biru, biru abu-abu, maupun biru kehitaman, bisa bawaan lahir atau didapat setelahnya. Nevus biru yang lebih besar dari 1 cm dan berlokasi di daerah tulang panggul atau tulang ekor, serta daerah punggung tangan serta kaki memiliki risiko ganda untuk menjadi melanoma.
Bentuk lain dari tahi lalat yang patut diwaspadai adalah giant pigemented naevus. Tahi lalat ini sudah ada sejak lahir berwarna hitam atau hitam coklat dan akan memudar sejalan dengan usia.
Ukurannya sangat besar, bisa berdiameter hingga puluhan senti sehingga menutupi area badan. Tahi lalat berambut ini sering berlokasi di area perut, bokong, dan punggung, meski tidak tertutup kemungkinan untuk berada di area lain. Karena 6 persen dari melanoma berawal dari giant pigmented naevus, maka tahi lalat ini cenderung diangkat ketika masih dini.
Sebenarnya kita tidak perlu terlalu phobia bahwa tahi lalat kita akan menjadi melanoma. Meski masih ada beberapa tipe tahi lalat yang berpeluang ganas selain dari yang telah kita bicarakan di atas, kita harus ingat bahwa tidak semua tahi lalat bisa bertransformasi.
Melanoma
Melanoma merupakan tumor kulit yang sangat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain dalam waktu yang sangat singkat. Sel kanker dapat pergi via aliran darah atau aliran getah bening dan menginvasi organ-organ dalam. Meski dapat mengenai semua usia, insiden tertinggi terjadi saat seseorang memasuki usia 35-55 tahun.
Melanoma merupakan tumor kulit yang sangat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain dalam waktu yang sangat singkat. Sel kanker dapat pergi via aliran darah atau aliran getah bening dan menginvasi organ-organ dalam. Meski dapat mengenai semua usia, insiden tertinggi terjadi saat seseorang memasuki usia 35-55 tahun.
Melanoma juga merupakan kanker yang tidak dapat diterapi dengan radioterapi. Tatalaksananya dengan pengangkatan untuk stadium dini dan kemoterapi (obat-obatan) untuk stadium lanjut.
Kunci penyembuhan melanoma adalah penemuan dini. Sayangnya, hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh kita sebagai pasien dan bukan oleh dokter.
Oleh karena itu, mari kita belajar untuk lebih peka terhadap ketidakseimbangan yang terjadi pada tubuh! Segeralah mencari pengobatan jika Anda merasakan perubahanperubahan pada tahi lalat seperti yang telah kita singgung di atas!
sumber : int/Roveny
No comments:
Post a Comment