Thursday, November 12, 2009

MENGENAL PENYAKIT KANKER NASOFARING

Kurang lebih, lima dari 100.000 penduduk Indonesia adalah pengidap KNF. Kanker nasofaring masuk dalam kelompok lima besar tumor ganas yang sering dijumpai di Indonesia, bersama-sama dengan kanker payudara, leher rahim, paru dan kulit.

Kanker nasofaring merupakan kanker yang paling banyak diderita masyarakat untuk jenis kanker Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Kepala Leher (KL). Penyakit tersebut antara lain disebabkan oleh zat nitrosamin yang banyak terdapat pada makanan yang diawetkan dengan pembakaran dengan suhu tinggi dan pengasinan seperti, ikan asin.

Tercatat sekitar 400 orang terserang tumor ganas atau kanker THT-KL setiap tahunnya. Untuk jenis tumor ganas tersebut, yang paling banyak diderita masyarakat adalah kanker nasofaring. Nasofaring merupakan saluran yang terletak di belakang hidung, tepatnya di atas rongga mulut.

Tingginya angka penderita kanker tersebut, tergambar pula lewat penelitian yang dilakukan oleh RSUD Dr Soetomo sejak tahun 1996-2000 lalu. Terhitung ada sekitar 2.119 penderita tumor ganas THT-KL. Sebesar 41,9 persen, merupakan penderita kanker nasofaring. Urutan kedua sebesar 11,51 persen adalah penderita kanker hidung, dan ketiga terbanyak adalah penderita kanker laring atau pita suara. Sisanya merupakan penderita kanker tonsil, thyroid, sinus maxilaris, dan telinga. Pada dua tahun belakangan, kanker nasofaring tetap merupakan yang terbanyak diderita pasien, sedangkan kanker hidung dan laring saling bergantian pada peringkat kedua.

Gejala-Gejala Kanker Nasofaring
Gejala-gejalanya adalah
  1. Gejala hidung-sumbatan hidung. Hal ini bersifat menetap akibat pertumbuhan tumor ke dalam rongga nasofaring. Gejala menyerupai pilek kronis, kadang-kadang disertai gangguan penciuman dan adanya ingus yang kental, mimisan. Perdarahan timbul berulang-ulang, jumlahnya sedikit, bercampur ingus sehingga berwarna merah jambu atau terdapat garis-garis darah halus. Kecurigaan besar terhadap kanker nasofaring jika: menderita pilek lama lebih dari satu bulan, usia diatas 40 tahun, dan tidak didapati adanya kelainan lain pada hidung.
  2. Gejala telinga bisa ditemukan gangguan pendengaran (kurang/sukar mendengar), rasa penuh di telinga, seperti ada cairan, dan telinga berdenging (umumnya satu sisi saja).
  3. Pembesaran kelenjar leher Gejala ini paling sering ditemukan dan membawa penderita berkonsultasi ke dokter. Sebagian besar penderita datang berobat dengan keluhan pembesaran kelenjar leher baik sesisi maupun kedua sisi. Pada saat ini sebenarnya kanker tersebut telah menyebar.Benjolan ini, teraba keras dan tidak nyeri.


Gejala-gejala berat, Gejala-gejala yang disebutkan di atas mungkin masih tidak diperhatikan penderita, karena meskipun sudah ada benjolan namun kalau tidak sakit biasanya dibiarkan saja, apalagi hanya mimisan atau hidung berbau. Tapi selanjutnya gejala kanker nasofaring akan membuat gangguan pada penglihatan, kelumpuhan otot-otot kelopak mata sehingga tidak bisa membuka mata secara normal, dan pandangan menjadi ganda. Bisa juga terjadi nyeri kepala hebat.Jika telah mengenai saraf daerah mulut, maka bisa terjadi kesulitan dan nyeri menelan, tidak bisa bersuara dan lainnya.
Ikan Asin dan Tauco
Tingginya angka penderita kanker nasofaring dipengaruhi oleh tiga factor:

  • Pertama adalah keberadaan virus epsteinbarr yang hampir ada pada 90 persen masyarakat di negara berkembang. Jika virus tersebut ‘terbangun’, maka dapat terjadi mutasi sel yang berujung pada kanker nasofaring.
  • Kedua adalah pada pengelolaan makanan. Pengawetan bahan makanan dengan cara dibakar dengan suhu tinggi, salah satunya dengan sinar matahari dapat menimbulkan senyawa karsinogenik yang terbukti dapat memicu kanker.
    Selain itu, pemicu lainnya adalah pengawetan makanan dengan cara pengasinan yang mengakibatkan tingginya zat nitrosamin dan radikal bebas. Contoh dari bahan-bahan yang berisiko tinggi tersebut, misalnya, ikan asin dan tauco yang banyak dikonsumsi masyarakat.
    Masyarakat tidak perlu khawatir dalam mengonsumsi makanan tersebut. Oleh karena hal itu bukan merupakan faktor penyebab tunggal. Tidak berbahaya, asal tidak berlebihan dan disertai pola hidup sehat.
  • Selain kedua penyebab tersebut, faktor penyebab lain adalah ras. Diketahui ras mongoloid lebih rentan terhadap penyakit kanker nasofaring tersebut. khususnya Cina Selatan. Namun tidak menutup kemungkinan terdapat di negara lain, seperti di Yunani, Afrika bagian Utara seperti Aljazair dan Tunisia, orang Eskimo. Di Indonesia, kanker ini lebih banyak menyerang keturunan tionghoa dibanding suku lainnya. Kanker ini lebih banyak dijumpai pada pria daripada wanita.

Ketiga faktor penyebab saling berkaitan dalam memicu kanker. Kanker nasofaring lebih rentan pula menyerang pada kelompok berisiko tinggi, seperti orang yang berusia di atas 40 tahun; perokok; pengonsumsi minuman beralkohol; penderita kekurangan vitamin kronis; dan kondisi sanitasi serta higienis mulut yang buruk.


Pengobatan terlambat
Masalah yang terjadi mengapa penderita nasofaring lebih dari 85% datang ke rumah sakit pada stadium lanjut. Ini dikarenakan dari sifat dan letak tumor itu sendiri. Sifat tumor ganas nasofaring ini lebih progresif pertumbuhannya, letaknya tersembunyi dan gejala awal kadang-kadang tidak khas, sehingga dianggap penyakit biasa saja.

Selain kesalahan penderita, banyak juga merupakan kesalahan dokter yang memeriksa dan kurang teliti kadang-kadang dianggap penyakit radang saluran napas biasa.
Penduduk RRC khususnya yang di Provinsi Guang Dong mempunyai insiden tertinggi di dunia. Yaitu 40 - 50 per 100.000 penduduk per tahun. Di Indonesia cukup banyak angka prevalensi 4,7 per 100.000 penduduk per tahun.

Diagonis dan pengobatan dini memegang peranan penting dalam meningkatkan keberhasilan pengobatan tumor ganas nasofaring ini. Penting untuk mengetahui gejala dini tumor ganas nasofaring dimana tumor masih terbatas di rongga nasofaring. Gejala dini ini perlu diperhatikan pada orang dengan resiko tinggi yakni usia diatas 40 tahun.

Kanker nasofaring merupakan keganasan yang menduduki peringkat terbanyak di bidang telinga, hidung, tenggorokan, dan kulit. Pilihan pengobatan untuk kanker nasofaring adalah radiasi, tetapi akan memberikan hasil yang lebih baik jika diberikan kombinasi radiasi dan kemoterapi.

Kunci utama penyembuhan pada penyakit kanker adalah penemuan kasus pada stadium dini. Apalagi jika penyakit tersebut dibiarkan, kanker nasofaring dapat menyebar keorgan tubuh lain seperti tulang punggung, paru-paru, dan hati.

sumber : int/Dina Tritia Mayrani Lubis, SKM

No comments:

Post a Comment