Berjalan lambat bukan hanya membuat orang tiba di tujuan lebih lama, tapi itu juga mengindikasikan risiko seseorang meninggal akibat gangguan pada jantungnya, demikian hasil studi terbaru di Prancis.
Para ilmuwan dari lembaga penelitian di Paris, Inserm, mendapati bahwa orang lanjut usia (lansia) yang berjalan lambat memiliki risiko tiga kali lebih besar meninggal akibat sakit jantung atau penyakit kardiovaskular lainnya dibandingkan lansia yang berjalan lebih cepat.
Alexis Elbaz, Direktur Penelitian Inserm, seperti dikutip Reuters Health mengatakan, studi yang dipublikasikan jurnal BMJ iru juga menunjukkan bahwa pemeriksaan kecepatan orang berjalan mungkin dapat digunakan untuk memeriksa kesehatan para pasien lansia.
"Pesannya bagi masyarakat adalah mempertahankan kebugaran pada usia lanjut memiliki konsekuensi penting dan membantu memelihara hidup serta fungsi otot," kata Elbaz.
Beberapa riset sebelumnya memang telah mengaitkan kecepatan berjalan dengan peningkatan risiko kesehatan termasuk kematian. Akan tetapi riset tersebut tidak menjelaskan apakah penyebab kematian tersebut secara spesifik.
Guna memperdalam kaitan tersebut, para ahli menggelar studi selama lima tahun. Riset yang merupakan bagian dari Studi Tiga Kota ini melibatkan lebih dari 3.200 laki-laki dan perempuan yang relatif sehat dan berusia 65 sampai 85 tahun. Mereka tinggal di tiga kota di Prancis.
Di awal studi, para ilmuwan menilai kesehatan para lansia dan menghitung kecepatan mereka saat berjalan di koridor secepat mungkin. Selama lima tahun berikutnya, tercatat 209 peserta meninggal --99 persen akibat kanker, 59 akibat sakit jantung, dan 53 akibat penyakit menular dan penyebab lain- dan angka kematian secara keseluruhan hampir tujuh persen.
No comments:
Post a Comment