RESVERATROL merupakan bagian dari polyphenols (komponen dari tumbuhan yang diyakini mengandung antioksidan). Komponen ini berfungsi melindungi tubuh dari kerusakan yang berkaitan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung. Resveratrol bisa ditemukan pada kulit anggur merah, kacang-kacangan serta berries.
Untuk memudahkan Anda memenuhi asupan resveratrol, pabrik obat telah menyediakan antioksidan satu ini dalam bentuk suplemen. Suplemen ini diklaim bisa membantu mengatasi berat badan berlebih hingga memperpanjang angka harapan hidup. Apakah klaim ini benar atau hanya sekadar promosi bisnis semata? Untuk membantu Anda mengambil keputusan, berikut beberapa fakta ilmiah mengenai resveratrol bagi kesehatan.
Manfaat resveratrol
Penelitian awal, yang sebagian besar dilakukan pada hewan menunjukkan kalau resveratrol bisa membantu melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit, termasuk:
Penyakit jantung.Resveratrol membantu mengurangi peradangan, mencegah oksidasi kolesterol jahat LDL. Selain itu, antioksidan satu ini juga mencegah pengentalan darah (salah satu faktor yang memicu serangan jantung).
Kepikunan.Resveratrol dinyatakan efektif mencegah kerusakan sel-sel saraf serta menghambat penimbunan plak yang bisa memicu terjadinya kepikunan.
Diabetes.Resveratrol membantu mencegah resistensi insulin, tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin (hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula darah). Resistensi insulin merupakan pertanda diabetes.
Studi-studi yang dilakukan pada binatang pengerat menunjukkan kalau resveratrol bahkan bisa melawan beberapa efek dari gaya hidup yang tidak sehat serta meningkatkan angka harapan hidup. Tikus-tikus yang diberikan diet tinggi kalori disertai dengan resveratrol hidup lebih lama dibandingkan tikus lain dengan diet sama tetapi tanpa resveratrol.
Resveratrol juga dinyatakan bisa mencegah gangguan terkait penuaan, seperti penyakit jantung dan resistensi insulin. Para peneliti meyakini kalau resveratrol bekerja dengan mengaktifkan gen SIRT1, mekanisme biologis yang melindungi tubuh dari efek negatif obesitas dan penyakit penuaan.
Dosis dan efek samping
Studi mengenai efek resveratrol yang dilakukan pada manusia masih terbatas. Karena itu, para pakar kesehatan juga belum bisa menegaskan manfaat serta efek samping jangka panjang yang bisa disebabkan oleh suplemen ini. Sejauh ini, berdasarkan keterangan dari situs webmd, studi-studi belum menemukan efek samping berbahaya, bahkan jika resveratrol digunakan dalam dosis besar. Akan tetapi, suplemen resveratrol bisa berinteraksi dengan obat-obatan pengencer darah seperti warfarin (Coumadin) dan nonsteroidal anti-inflammatory medications seperti aspirin dan ibuprofen, karena bisa meningkatkan risiko perdarahan.
Sama seperti suplemen lainnya, resveratrol tidak diatur oleh badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA). Karena itu, Anda sebagai konsumen akan kesulitan mengetahui tingkat keamanan produk. Selain itu, tidak tersedia anjuran dosis yang spesifik, dan dosisnya bisa berbeda dengan suplemen lainnya.
Dosis suplemen resveratrol cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang digunakan dalam studi. Sebagian besar suplemen mengandung 250-500 miligram resveratrol. Untuk mendapatkan dosis yang setara dengan dosis yang digunakan pada tikus dalam studi, Anda harus mengonsumsi 2 gram resveratrol (2.000 miligram) atau lebih sehari.
Apakah menggunakan suplemen ini aman? Para pakar menyatakan kalau mereka belum menganjurkan penggunaan suplemen resveratrol untuk mencegah penuaan atau penyakit, sebelum dilakukan studi lanjut dengan kualitas yang lebih tinggi
Untuk memudahkan Anda memenuhi asupan resveratrol, pabrik obat telah menyediakan antioksidan satu ini dalam bentuk suplemen. Suplemen ini diklaim bisa membantu mengatasi berat badan berlebih hingga memperpanjang angka harapan hidup. Apakah klaim ini benar atau hanya sekadar promosi bisnis semata? Untuk membantu Anda mengambil keputusan, berikut beberapa fakta ilmiah mengenai resveratrol bagi kesehatan.
Manfaat resveratrol
Penelitian awal, yang sebagian besar dilakukan pada hewan menunjukkan kalau resveratrol bisa membantu melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit, termasuk:
Penyakit jantung.Resveratrol membantu mengurangi peradangan, mencegah oksidasi kolesterol jahat LDL. Selain itu, antioksidan satu ini juga mencegah pengentalan darah (salah satu faktor yang memicu serangan jantung).
Kepikunan.Resveratrol dinyatakan efektif mencegah kerusakan sel-sel saraf serta menghambat penimbunan plak yang bisa memicu terjadinya kepikunan.
Diabetes.Resveratrol membantu mencegah resistensi insulin, tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin (hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula darah). Resistensi insulin merupakan pertanda diabetes.
Studi-studi yang dilakukan pada binatang pengerat menunjukkan kalau resveratrol bahkan bisa melawan beberapa efek dari gaya hidup yang tidak sehat serta meningkatkan angka harapan hidup. Tikus-tikus yang diberikan diet tinggi kalori disertai dengan resveratrol hidup lebih lama dibandingkan tikus lain dengan diet sama tetapi tanpa resveratrol.
Resveratrol juga dinyatakan bisa mencegah gangguan terkait penuaan, seperti penyakit jantung dan resistensi insulin. Para peneliti meyakini kalau resveratrol bekerja dengan mengaktifkan gen SIRT1, mekanisme biologis yang melindungi tubuh dari efek negatif obesitas dan penyakit penuaan.
Dosis dan efek samping
Studi mengenai efek resveratrol yang dilakukan pada manusia masih terbatas. Karena itu, para pakar kesehatan juga belum bisa menegaskan manfaat serta efek samping jangka panjang yang bisa disebabkan oleh suplemen ini. Sejauh ini, berdasarkan keterangan dari situs webmd, studi-studi belum menemukan efek samping berbahaya, bahkan jika resveratrol digunakan dalam dosis besar. Akan tetapi, suplemen resveratrol bisa berinteraksi dengan obat-obatan pengencer darah seperti warfarin (Coumadin) dan nonsteroidal anti-inflammatory medications seperti aspirin dan ibuprofen, karena bisa meningkatkan risiko perdarahan.
Sama seperti suplemen lainnya, resveratrol tidak diatur oleh badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA). Karena itu, Anda sebagai konsumen akan kesulitan mengetahui tingkat keamanan produk. Selain itu, tidak tersedia anjuran dosis yang spesifik, dan dosisnya bisa berbeda dengan suplemen lainnya.
Dosis suplemen resveratrol cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang digunakan dalam studi. Sebagian besar suplemen mengandung 250-500 miligram resveratrol. Untuk mendapatkan dosis yang setara dengan dosis yang digunakan pada tikus dalam studi, Anda harus mengonsumsi 2 gram resveratrol (2.000 miligram) atau lebih sehari.
Apakah menggunakan suplemen ini aman? Para pakar menyatakan kalau mereka belum menganjurkan penggunaan suplemen resveratrol untuk mencegah penuaan atau penyakit, sebelum dilakukan studi lanjut dengan kualitas yang lebih tinggi
No comments:
Post a Comment