Bercak-bercak putih mula-mula muncul terutama pada bagian tubuh berlubang seperti: mata, cuping hidung, mulut, puting, pusar, dan organ kemaluan. Lipatan tubuh seperti ketiak, paha, selangkangan juga merupakan lokasi yang rentan serangan vitiligo.
Bukan Penyakit
Meskipun bercak putih tampak seperti penyakit, tapi vitiligo bukan penyakit. Vitiligo adalah gangguan kelainan kulit. Maka vitiligo tidak mengganggu struktur kulit. Hampir seluruh fungsi kulit masih bekerja dengan baik. Fungsi pengeluaran keringat masih berjalan, fungsi melindungi tubuh dari kuman masih baik, organ di dalamnya juga masih bisa dilindungi, pengaturan suhu tubuh masih baik, kulit juga masih bisa menyerap bahan dari luar seperti obat. Bahkan kalau pada bagian bercak putih terdapat luka, proses penyembuhannya pun sama dengan kulit normal.
Memang dengan rusaknya sel melanosit yang memproduksi pigmen, risiko terkena radiasi sinar ultraviolet lebih besar dibanding kulit normal. Sebab, warna putih tidak hanya memantulkan tapi juga menyerap sinar. Alhasil, bagian tubuh lain juga lebih mudah terbakar sinar ultra violet sehingga bercak putih pun menyebar.
Dengan kondisi tersebut, penderita vitiligo tidak boleh terlalu lama terpajan di bawah sinar matahari. Berlama-lama di bawah paparan sinar matahari bagi penderita vitiligo akan memicu kanker kulit. Kendati demikian, Sri Linuwih menegaskan, kanker kulit pada penderita vitiligo sangat jarang ditemui. Kanker kulit lebih sering ditemui pada penderita albino alias vitiligo seluruh tubuh.
Tidak seperti penyakit kulit lain, yang penyebab utamanya seperti jamur, virus, atau bakteri. Hingga saat ini, faktor utama yang penyebab terjadinya proses penghacuran sel-sel pigmen oleh sel imun tersebut belum diketahui secara pasti. Namun sejumlah dokter ahli kulit menduga, penyebabnya adalah gangguan imunitas tubuh atau autoimun.
Gangguan ini menyebabkan sel-sel imun tubuh menyerang dan menghancurkan sel melanosit sehingga produksi pigmen pembentuk warna pun terhenti. Vitiligo bisa menyerang anak-anak hingga dewasa. Tapi umumnya, diderita orang dewasa sekitar usia 30 tahun dan lebih sering menimpa wanita. Meskipun manifestasinya hanya berupa bercak putih dan tidak menimbulkan nyeri, bercak-bercak putih pada wajah mengakibatkan perbedaan penampilan dan memicu timbulnya perasaan rendah diri pada si penderita.
sering memang Vitiligo pernah dikaitkan dengan faktor keturunan. Termasuk penyakit keturunan seperti tiroid, diabetes, dan lain-lainnya. Tapi karena belum ada kajian ilmiah yang bisa membuktikan kaitan vitiligo dengan hal tersebut, maka gangguan kulit yang satu ini tidak bisa dikatakan penyakit yang disebabkan keturunan atau terkait dengan penyakit lain.
Prosesnya Lama
Bercak-bercak putih vitiligo bisa berhenti dengan sendirinya, tapi bisa juga menyebar ke bagian tubuh lainnya. Biasanya, seiring dengan bertambahnya usia seorang penderita vitiligo, maka bercak-bercak putihnya akan bertambah besar dan bertambah banyak. Kecepatan penyebaran bercak vitiligo sangat tergantung pada kondisi sel melanosit penderitanya.
Umumnya lama waktu yang dibutuhkan untuk penyebaran bercak putih ke bagian tubuh lain paling cepat berlangsung satu tahun. Ada juga penyebaran bercak yang berlangsung hanya dalam bilangan bulan, tapi itu sangat jarang sekali ditemui.
Kalau hilangnya sel melanosit menghebat, bercak-bercak putih tidak hanya terjadi pada kulit. Kulit kepala dan rambut dengan sel melanosit yang banyak di dalamnya pun juga bisa hilang, akibatnya warna rambut yang seharusnya hitam berubah pula menjadi putih.
Jadi, kalau kulit di sekitar alis terkena vitiligo, jika serangannya hebat, alis pun akan berubah menjadi putih. "Apabila serangan terjadi di kulit kepala, maka penderitanya terlihat ubanan lokal.
Tak Bisa Disembuhkan
Vitiligo dianggap sebagai gangguan kulit karena belum diketahui faktor penyebabnya secara pasti. Bercak-bercak putih bisa muncul dan berhenti begitu saja tanpa didahului adanya gejala klinis. Ganggguan kulit ini juga tidak bisa disembuhkan dan dikembalikan pada keadaan normal. Menghentikan percepatan penyebarannya pun tidak bisa dilakukan. Yang bisa dilakukan adalah menyamarkannya, melalui terapi atau dengan kamuflase kosmetik.
Karena bukan penyakit, vitiligo tidak berbahaya bagi penderitannya. Tapi karena mengganggu penampilan justru yang terganggu psikologisnya. Dengan berubahnya warna kulit, terutama pada bagian tubuh yang terbuka, si penderita merasa bercak putih kulitnya membuat penampilannya berbeda. Alhasil pada beberapa penderita vitiligo sering ditemukan merosotnya kepercayaan diri dan perubahan perilaku.
Menurut Sri Linuwih, Hal yang bisa dilakukan adalah dengan menyamarkan bercaknya agar tidak terlihat jelas. Juga yang paling penting adalah mengatasi efek psikologis penderita. Karena itu, penanganan vitiligo tidak hanya melibatkan dokter ahli kulit, tapi juga psikolog.
Beberapa Terapi Vitiligo
Tanning. Cara yang biasa dilakukan ahli penyakit kulit adalah dengan teknik tanning. Yaitu suatu teknik terapi dengan cara membaluri bercak putih vitiligo dengan minyak yang bisa merangsang pembentukan melanin kulit. Obat ini bekerja merangsang produksi melanin pada bagian kulit yang masih normal. Cara penggunaannya yaitu dengan membaluri obat ini pada bercak dan kulit disekitarnya. Setelah dibaluri obat, selama beberapa menit kulit di jemur di bawah sinar matahari selama beberapa menit.
Sinar ultra violet yang masuk diharapkan akan merangsang kulit normal dalam memproduksi melanin sehingga menambah kepekatan. Dengan rangsangan berulang, produksi melanin pada kulit normal akan melonjak dan tertansfer melalui rambut pada bercak putih. Sehingga bercak putih yang ada ikut mengalami kepekatan meskipun warnanya tidak akan pernah sama dengan kulit normal. Cara ini dilakukan bila bercak putih sudah merata di seluruh permukaan kulit.
Tandur Kulit. Cara kedua adalah dengan menanam kulit normal (tandur kulit) pada bagian bercak putih. Pada teknik ini, dokter akan mengangkat beberapa bagian kulit, biasanya dengan ukuran seluas koin. Kulit normal yang diangkat kemudian ditanam pada bercak putih. Cara ini dimaksudkan agar produksi melanin pada kulit normal menyebar dan menutupi bagian bercak putih sekitarnya. Namun, karena diduga kuat penyebabnya adalah kelainan imun dalam tubuh, maka tingkat keberhasilan tandur kulit masih rendah. Sebab sel melanosit pada kulit normal yang ditanam juga akan hancur dan mati, bercak putih pun akan muncul kembali. Jadi cara ini hanya bisa menutupi bercak putih sementara saja.
Salep. Alternatif lain adalah dengan pemakaian salep yang mengandung senyawa takrolimus. Menurut sebuah penelitian, takrolimus termasuk efektif dan dapat ditoleransi dengan baik mengatasi vitiligo terutama pada anak-anak, khususnya yang terjadi di wajah dan leher.
Pada sebuah studi yang dilakukan pada pasien anak-anak penderita vitiligo, salep takrolimus yang diberikan minimal 3 bulan ternyata berespon pada wajah, leher n dan badan. Vitiligo pada wajah dari jenis lokal yang diobati dengan salep ini menunjukkan kecepatan respons yang paling baik. Namun demikian, penggunan salep ini menimbulkan efek samping berupa gatal dan rasa terbakar pada kulit. Gatal dan rasa terbakar ini seringkali tidak bisa ditoleransi, sehingga anak akan menggaruk dan memicu timbulnya luka iritasi.
Pemanfaatan Kosmetik.
Meskipun tidak bisa sama persis dengan kulit normal, tapi vitiligo bisa disamarkan dengan penggunaan kosmetik. Cara ini sedikit bisa membantu menumbuhkan keperecayaan dirinya.
Bila Bercak Putih Timbul.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan jika bercak putih mulai timbul:
Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan, kalau bercak putih yang muncul adalah vitiligo. Pastikan bercak putih yang ada dengan berkonsultasi pada dokter kulit.
Kalau bercak putih tersebut sudah bisa dipastikan vitiligo, pilih terapi yang cocok
Tidak perlu menutupi atau menyembunyikan bercak putih.
Gunakan tabir surya yang punya kandungan Suns Protection Factor (SPF) 15-20. Tabir surya macam ini bisa didapat di apotik.
Bila terjadi pada anak, berikan penjelasan mengenai vitiligo dengan bahasa yang bisa dimengerti anak. Intinya, vitiligo bukan penyakit berbahaya dan bisa terjadi pada setiap orang.
Mencari dan menggali potensi yang dimiliki anak akan jauh lebih berguna. Kelebihan yang dimiliki akan membuat anak melupakan bercak putihnya. Dalam hal ini, bantunan psikolog memegang peranan sangat penting.
Faktor Risiko Vitiligo
Hingga saat ini faktor penyebab vitiligo secara pasti belum diketahui. Namun sejumlah dugaan menyebutkan vitiligo bisa terjadi setelah trauma fisik yang tidak biasa. Terutama cedera kepala dan cenderung timbul bersamaan dengan penyakit tertentu. Selain itu, beberapa faktor lain diduga menjadi penyebab penyakit kulit ini. Faktor tersebut antara lain:
- Lebih dari 30% kasus vitiligo diduga disebabkan faktor keturunan.
- Terpapar bahan kimia khususnya merkuri menghentikan produksi melanin
- Gangguan emosi diduga juga mengakibatkan vitiligo menyebar lebih cepat
- Gangguan imun tubuh yang menyebabkan rusaknya kelenjar melanin
- Luka terbakar, dan tidak terawat kurang baik juga bisa mengakibatkan vitiligo
- Gangguan jaringan kulit yang menyebabkan pembengkakan
- Menderita penyakit tertentu seperti diabetes, kurang darah, hypo tyroid, gangguan pada kelenjar adrenalin, alopecia areata atau rontoknya rambut pada kulit.
Albino vs Vitiligo
Dari segi proses terjadinya, antara vitiligo dengan albino sebenarnya tidak ada perbedaan. Sebab bercak putih yang timbul dari kedua gangguan kulit tersebut disebabkan oleh terhentinya produksi pigmen pembentuk warna kulit oleh sel melanosit.
Albino
Bercak putih karena albino biasanya sudah mulai timbul ketika anak masih bayi dan letaknya menyebar dan merata hampir di seluruh tubuh. Faktor keturunan memegang peranan utama terjadinya albino.
- Karena bercak putih menyebar di seluruh tubuh, penderita vitiligo lebih rentan terhadap radiasi sinar ultra violet.
- Banyak penderita albino yang berlanjut terkena kanker kulit.
- Karena bercaknya merata di seluruh permukaan kulit, terapi untuk merangsang melanosit dan pensamaran pun tidak mungkin dilakukan.
- Penggunaan kosmetik pada penderita albino dilakukan dengan tujuan, agar bercak putih kemerahan tidak tampak jelas.
Vitiligo
Bercak putih bisa saja muncul saat masih bayi, tapi lokasinya hanya pada bagian tubuh tertentu dan tidak menyebar. Tapi hingga saat ini, jarang sekali kasus vitiligo yang ditemui pada bayi baru lahir. Penderitanya rata-rata berumur antara10-30 tahun.
Vitiligo bisa berhenti, bisa juga terus berkembang. Tegantung pada kondisi sel melanosit penderitanya.
Karena letaknya berpencar dan tidak merata seperti albino, vitiligo masih bisa disamarkan dengan terapi, dan kosmetik.
Vitiligo tidak dipengaruhi faktor keturunan. Meskipun ada dugaan dari 30% vitiligi disebabkan faktor keturunan.